Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DISKUSI di rumah pribadi Anies Baswedan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam, 6 Januari 2024, berjalan sekitar tiga jam. Bersama sejumlah anggota tim internal Anies-Muhaimin Iskandar, Anies menyusun strategi untuk menghadapi debat calon presiden bertema pertahanan, keamanan, hingga geopolitik. Beberapa pensiunan jenderal Tentara Nasional Indonesia menjadi teman diskusinya.
Salah satu topik pembicaraan adalah strategi menghadapi Prabowo Subianto yang menjabat Menteri Pertahanan. Sejumlah kritik tajam terhadap kinerja Prabowo pun disiapkan untuk dikeluarkan sejak awal debat. “Kami ingin debat berlangsung hangat sejak awal,” kata juru bicara Anies, Usamah Abdul Aziz, kepada Tempo, 12 Januari 2024.
Tim internal Anies menggelar riset dengan memutar ulang debat Prabowo dan Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden 2019. Salah satunya kritik Jokowi soal kepemilikan lahan Prabowo seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Aceh Tengah. Data ini dikeluarkan lagi oleh Anies dalam debat pada 7 Januari 2024.
Dalam pemaparan visi-misi di awal debat, Anies langsung mengkritik kepemilikan lahan Prabowo seluas 340 ribu hektare, kebijakan Kementerian Pertahanan membeli alat utama sistem senjata atau alutsista bekas, hingga program food estate yang dianggap gagal. “Ini harus diubah,” ujar Anies.
Strategi menyerang juga diterapkan Anies dalam debat perdana, 12 Desember 2023. Tiga anggota Tim Nasional Anies-Muhaimin menyebutkan langkah itu bertujuan memancing emosi Prabowo. Ketua Umum Partai Gerindra itu pun terpancing dengan bersuara tinggi dalam debat pertama dan kedua.
Langkah Anies menyerang Prabowo cukup ampuh. Dua petinggi Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Rakabuming Raka menyebutkan sentimen positif terhadap Prabowo menurun seusai debat pertama. Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu menurun 1,3 persen setelah debat pertama. “Strategi kami sejak awal terus mengkritik lawan,” kata Usamah Abdul Aziz.
Namun Anies bersikap berbeda kepada Ganjar Pranowo. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu hampir tak mengkritik Ganjar dengan keras selama debat. Keduanya bersalaman di akhir debat. Strategi ini bertujuan menjaga perolehan suara calon yang didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu tak terjun bebas sehingga pilpres 2024 bisa berlangsung dua putaran.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Hussein Abri Dongoran, Francisca Christy Rosana, Adil al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Buka Pintu Calon Sekutu"