Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Elizabeth, Sebuah Perang

10 Desember 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Elizabeth: The Golden Age Sutradara: Shekhar Kapur Skenario: William Nicholson, Michael Hurst Pemain: Cate Blanchett, Clive Owen Distribusi: Universal Studio

Rakyatku tercinta, kita akan menghadapi pasukan Spanyol, hidup atau mati.” Di atas kuda bertubuh dan bersurai putih, Elizabeth I (1533-1603) di akhir tahun 1500-an berteriak lantang, mengomando pasukannya. Ia memakai baju zirah. Namun rambutnya yang pirang panjang dibiarkan terurai. Ia turun langsung memimpin.

Itulah bagian paling menarik dari film Shekhar Kapur, Elizabeth: The Golden Age, yang merupakan sekuel film pertamanya, Elizabeth (1988). Cate Blanchett mampu menghidupkan sosok Elizabeth yang sehari-harinya di istana, lalu menjadi perempuan tangguh di medan perang. Inilah pertempuran Elizabeth I menghadang agresi Philip II dari Spanyol—raja Katolik paling berkuasa di Eropa saat itu, yang menganggap kerajaan Inggris perlu dimusnahkan karena Protestan.

Film ini diawali dengan adegan persembahan para sahabat dan duta besar terhadap Ratu Elizabeth. Seorang petualang, Sir Walter Raleigh, datang dari dunia baru. Ia melaporkan menamai sebuah daerah dengan nama Virginia untuk menghormati sang Ratu yang seorang virgin. Ia mempersembahkan emas, dua orang Indian Amerika, dan tembakau.

Elizabeth tampak tertarik kepada Raleigh. Tapi Duta Besar Spanyol menuduh emas-emas itu didapat Raleigh dari membajak kapal Spanyol. Film melukiskan adegan berkuda romantis antara Elizabeth dan Walter Raleigh. Ada penasihat-penasihat kerajaan—di antaranya menjadi mata-mata Spanyol—yang menuduh percintaan itulah biang keladi kemarahan Ratu. Percobaan pembunuhan juga dilakukan. Mary Stuart, sepupu ratu yang Katolik—dan merupakan Ratu Skotlandia—terbukti berkhianat.

Film menampilkan siluet ketika Philip II menyiapkan armada di Spanyol dengan pasukannya yang membawa panji-panji salib.

Film ini mempersembahkan suatu pertempuran laut yang puitik. Laut yang bersimbah darah, para serdadu yang tenggelam, dan kuda-kuda yang tercebur yang visualnya ditata secara apik. Mulanya Inggris terdesak, tapi Walter Raleigh, sang ”bajak laut”, lalu ambil bagian. Formasi armada Spanyol pun hancur. Banyak di antaranya menubruk karang-karang.

Di akhir film, Shekhar menerangkan: itulah kekalahan paling besar angkatan laut Spanyol sepanjang sejarah. Sepuluh tahun setelah itu, Philip II meninggal. Kerajaan Inggris makin berjaya.

Seno Joko Suyono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus