Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Mengulik Fakta dan Fiksi Film Telik Sandi

Meski didasari kisah nyata, skenario film lazim menambahkan detail lain. Bagian dari upaya membuat film intelijen lebih menarik.

25 September 2022 | 00.00 WIB

Agen Tony Mendez (kiri) saat selamat oleh Presiden Jimmy Carter atas keberhasilan Operasi Argo/Wikipedia
Perbesar
Agen Tony Mendez (kiri) saat selamat oleh Presiden Jimmy Carter atas keberhasilan Operasi Argo/Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Film bertema mata-mata seperti Argo dan Narco-Saints menambahkan detail lain di luar kisah aslinya.

  • Inilah sejumlah perbedaan antara adegan dalam film dan kisah nyata dari buku Argo yang ditulis Antonio J. Mendez.

  • Penambahan detail lain atau dramatisasi adalah bagian dari upaya menarik perhatian penonton.

ANTONIO Joseph Mendez, agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), yang memakai nama samaran Kevin Harkins, tampak cemas berhadapan dengan petugas imigrasi di Bandar Udara Internasional Mehrabad, Iran. Pada 28 Januari 1980 pagi itu, petugas bandara terlihat mencurigai pria yang akan keluar dari negaranya ini. Dia ingin meminta konfirmasi kebenaran identitas pria itu sebagai kru film dari studionya.

Petugas itu menelepon sebuah nomor yang diberikan Mendez yang ia sebut sebagai nomor telepon studio film sains fiksi berjudul Argo. Satu kali panggilan yang tak diangkat membuat kecurigaan petugas meningkat. Setelah ada jawaban dari pihak seberang, petugas itu baru membubuhkan stempelnya.

Bukan hanya itu ketegangan yang dialami Mendez. Lolos dari pemeriksaan imigrasi, ia dibuat deg-degan oleh munculnya pengumuman penundaan penerbangan pesawat Swiss Air dengan nomor penerbangan 363 yang akan ditumpanginya bersama enam "kru palsu" lain film Argo.

Mendez dan kawan-kawan khawatir akan menjadi sasaran pemeriksaan lanjutan dari pasukan Garda Revolusi dan milisi yang banyak berkeliaran di bandara. Setelah jantungan beberapa saat, mereka bisa bernapas lega ketika ada panggilan yang mempersilakan penumpang masuk ke pesawat.

Saat pesawat kemudian bergerak di landasan pacu, tampak puluhan milisi dan anggota pasukan Garda Revolusi memasuki landasan pacu dan mengejar mereka. Meski para tentara sudah memacu kendaraan dengan cepat dan melepaskan tembakan, Swiss Air 363 tak bisa dicegah terbang.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus