Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Firli Bahuri merupakan satu-satunya kandidat pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi yang kebanjiran pujian dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, kemarin malam. Firli pun menunjukkan wajah sumringah selama menjalani ujian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Komisi Hukum Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani, menjadi satu di antara politikus yang menyanjung Firli. Arsul memulai dengan memuji makalah dan paparan Firli jika terpilih menjadi Ketua KPK. Sekretaris Jenderal PPP ini yakin Firli mampu menuntaskan konflik di lingkup internal KPK. "Kami berharap Bapak punya kebesaran hati, merangkul orang-orang," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pujian Arsul jauh bertolak belakang dengan ketika ia menguji komisioner KPK inkumben, Alexander Marwata. Arsul meninggikan suaranya sembari meminta pertanggungjawaban Alex atas sikap pemimpin KPK yang menggelar jumpa pers pelanggaran etik, yang diduga dilakukan Firli ketika menjabat Deputi Penindakan di KPK. "Bapak harus bertanggung jawab untuk itu, apakah itu mewakili lembaga," ujarnya.
DPR menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap sepuluh calon pemimpin KPK yang disetorkan Presiden Joko Widodo ke parlemen. Ujian berlangsung dua hari. Pada saat yang sama, Badan Legislasi DPR membahas revisi Undang-Undang KPK. Firli menjadi sorotan karena ia diduga melakukan pelanggaran etik berat ketika menjadi Deputi Penindakan KPK.
Seorang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyebut sepuluh fraksi di Komisi Hukum DPR telah sepakat mendukung Firli menjadi Komisioner KPK sejak sebelum pelaksanaan ujian di DPR. "Nama Firli sudah pasti aman dapat tiket sejak sebelum ujian di DPR," ucapnya. Seorang politikus Partai Gerindra menyebutkan semua fraksi mendukung Firli. "Mereka memilih partai dengan agenda politik masing-masing," tuturnya.
Setelah menjalani ujian, Firli mengakui pernah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika menjabat Deputi Penindakan KPK. Ia mengklaim bertemu dengan Megawati lantaran ia diundang Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Inspektur Jenderal Antam Novambar. "Saya ketemu dengan Pak Antam betul, dan di saat itu ada juga Ibu Megawati," kata dia.
Firli mengklaim diundang Antam untuk membicarakan koordinasi penanganan perkara. Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini mengakui mereka menggelar makan bersama malam itu. Meski begitu, ia membantah membahas perkara yang ditangani KPK dalam pertemuan tersebut. "Penanganan perkara kan ada koordinasi supervisi. Jadi, tidak ada kaitan perkara yang ditangani oleh KPK," ujarnya.
Firli juga membantah pertemuan itu membicarakan pencalonan dirinya dan Antam sebagai komisioner KPK. Dia mengklaim pencalonannya bukan atas permintaan siapa pun. "Yang pasti, saya daftar pimpinan KPK murni keinginan saya pribadi. Saya tidak dipaksa oleh orang lain," ucapnya.
Pertemuan Firli dengan pemimpin partai politik ini menjadi catatan merah dalam rekam jejaknya sebagai calon pemimpin KPK. Majalah Tempo edisi 31 Agustus 2019 menyebutkan pertemuan dilakukan di sebuah hotel bintang lima di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, beberapa bulan setelah Firli dilantik menjadi Deputi Penindakan KPK. BUDIARTI UTAMI PUTRI | MAYA AYU | NYOMAN A.W. | AVIT HIDAYAT
Fraksi-fraksi Diduga Sejak Awal Bulat Pilih Firli
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo