Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1967-2017 - Pemerintah dan PT Freeport Indonesia masih tarik-ulur soal bagi hasil tambang di punggung Puncak Jaya, Papua. Inilah yang dipertaruhkan: lebih dari 32 ribu pekerja tetap dan kontraktor serta harta geologis senilai US$ 105,6 miliar (sekitar Rp 1.425,6 triliun).
PT Freeport Indonesia
Berdiri April 1967
Lokasi imika, Papua
Pemilik saham
1. 81,28% - Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc - Amerika Serikat
2. 9,36% - Pemerintah Indonesia
3. 9,36% - PT Indocopper Investama
Cadangan bahan tambang Rp 1.425,6 triliun
Nilai Tambang VS Pendapatan negara Dalam Rupiah
Rp 225 triliun Aset Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc
Rp 1.551,8 triliun Pendapatan negara 2016
Jenis bahan tambang
1. Tembaga (Cu) Rp 902,61 triliun 12.637.083 ton
2. Perak (Ag) Rp 29,70 triliun 2.999,38 ton
3. Emas (Au) Rp 486,00 triliun 759,767 ton
Jatah Indonesia*
- Pendapatan US$ 2.653 juta
- Biaya operasional US$ 449 juta
- Bagian untuk Indonesia** US$ 368 juta
*) Contoh tahun 2015
**) Termasuk royalti US$ 122 juta, pajak dan pungutan lainnya US$ 246 juta, tak termasuk manfaat tidak langsung yang menurut Freeport sebesar US$ 3 miliar
Mengayak Gunung
Di area seluas 42 kilometer persegi di punggung Pegunungan Jayawijaya, Freeport Indonesia mengoperasikan tambang terbuka Ertsberg dan Grasberg serta sejumlah tambang bawah tanah yang terhubung dengan terowongan sepanjang 450 kilometer—setara dengan jarak Jakarta-Solo.
1. 1990-2019 Tambang Terbuka Grasberg
Ditemukan pada 1988, mulai berproduksi pada 1990, akan habis pada 2019. Beroperasi di ketinggian 3.160-3.715 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Diameter mulut lubang : 2.300 meter
Cadangan:
- Tembaga - 1,718 juta ton
- Emas - 189,74 ton
2. 2018-2041 Tambang Bawah Tanah Grasberg
Belum dieksploitasi. Berada di bawah Grasberg, pada ketinggian 2.830-3.310 mdpl.
Cadangan:
- Tembaga - 10.120.000 juta ton
- Emas - 779,240 ton
3. 2025-2041 Tambang Bawah Tanah Kucing Liar
Belum dieksploitasi, berada di ketinggian 2.605-3.115 mdpl.
Cadangan:
- Tembaga - 5.075.000 ton
- Emas - 434,420 ton
4. 2017-2038 Tambang Bawah Tanah Big Gossan
Mulai dieksplorasi pada 1990, pengembangannya dihentikan pada 2013 setelah runtuhnya dinding tambang yang menewaskan 28 orang. Proyek Big Gossan akan dilanjutkan tahun ini. Beroperasi di ketinggian 2.350-3.280 mdpl.
Cadangan:
- Berbentuk tabular panjang 1.200 meter dan lebar 800 meter dengan ketebalan 20-120 meter, Big Gossan mengandung tembaga . - 2.260.000 ton
- Emas - 54,45 ton
5. 1972-1989 Tambang Terbuka Ertsberg
Tambang pertama PT Freeport Indonesia. Ertsberg, yang berarti gunung bijih, ditemukan Jean-Jacques Dozy dan tim Ekspedisi Colijn pada 1936. Konsentrat tembaga pertama dari tambang ini dikapalkan pada 1972. Tambang ini berhenti berproduksi pada 1989.
6. 1989-2021 Tambang Bawah Tanah DOZ
Deep Ore Zone merupakan salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia. Dibuka pada 1989, tambang di ketinggian 3.110 meter ini dihentikan sementara pada 1991 dan kembali beroperasi pada September 2000. Cadangannya diperkirakan habis pada 2021.
Cadangan:
- Tembaga - 788.400 ton
- Emas - 100,74 ton
7. 2015-2040 Tambang Bawah Tanah Deep MLZ
Mulai beroperasi September 2015 hingga 2040 di ketinggian 2.590 meter.
Cadangan:
- Tembaga - 4.106.400 ton
- Emas - 335,12 ton
Naskah: Yosep Suprayogi Desain: Moerat Sitompul Peta: Google Sumber: Diolah dari Laporan Tahunan Freeport
Habis Manis, Limbah Dibuang
Penambangan di distrik Grasberg diperkirakan menghasilkan limbah 6 miliar ton. Ini sekitar dua kali jumlah bahan galian untuk membuat Terusan Panama. Yang sudah terpengaruh:
- Tanah adat 7 suku
- Sekitar 110 km2 estuari
- 20-40 km bentang
Sungai Ajkwa
- 133 km2 lahan subur
Sumber: Jatam.org
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo