IKAN gabus pembangunan, sejak dua pekan silam, muncul di Desa Gabus, Kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah. Dan karena ikan itu, Maksan, 55 tahun, warga di sana, punya kesibukan baru. Biasanya selepas subuh, pedagang minyak kelapa itu lebih dahulu berpeluh mengupas kelapa untuk diolah jadi minyak goreng. Hari itu, dua puluh empat butir sudah bergulir. Tapi pada buah ke-25, parangnya terantuk benda keras. Ia lalu membidik bagian yang empuk, Pletok. Berhasil. Namun, dari lubang itu meloncat seekor gabus. Panjangnya sekitar 22 cm, dan tebalnya 2 cm. Ini baru sensasi, Wardono, Kepala Desa Gabus, yang juga dukun, bergegas mengamankan sang ikan ke Balai Desa. "Sehari semalam saya tidak tidur menjaganya. Ikan itu seperti mau meloncat saja dari sangkarnya di stoples besar," ujarnya kepada Bandelan Amarudin dari TEMPO. Si gabus dipercayainya ajaib dan menyimpan mistik. "Waktu keris pusaka saya dekatkan, ia meloncat dari stoples," kata Wardono. Juga Sutjipto menambah hebatnya ikan. "Ekornya tipis, panjang, bersisik merah, mata di depan, dan selalu menghadap ke selatan. Ini bukanlah gabus biasa," kata guru itu. Malah Capa Ruslan, Danramil Gabus, ketimpa mimpi didatangi seorang kakek. "Saya dinasihatinya agar ikan itu diberi makan lima kuntum melati, dua kembang gading, dan sekuntum mawar," katanya. Juga, Maksan kebagian mimpi ditemui lelaki tua. "Lalu gabus ini diberinya nama Siswo Putro," kata ayah dua anak itu. Tak heran Desa Gabus dibanjiri pengunjung. Mereka yang ingin menyaksikan ikan berduyun datang dari Semarang, Rembang, Kudus, Solo, dan tempat lain. Akibatnya, Camat Santoso mengadakan rapat kilat bersama Muspika Gabus. Hasilnya, gabus dikembalikan lagi kepada Maksan, berikut petunjuknya: ikan diletakkan di akuarium yang diberi tirai serta dipajangkan di serambi rumah. Pagar bambu setinggi 1,5 meter didirikan di halaman rumahnya, agar tidak ambruk, pengunjung harus masuk dan keluar dari pintu halaman yang sudah ditentukan. Bahkan, sepuluh petugas piket dalam siaga menjaga, antara lain dekat kotak amal, akuarium, parkir sepeda. Ada pula pos gentong berisi air kelapa dari asal ikan. Konon, khasiat air yang sudah dicampur air sumur itu menyembuhkan berbagai penyakit. Dalam dua hari saja terkumpul Rp 120 ribu. Menurut ketentuan dari Pak Camat, hasilnya itu dibagi tiga: 25% untuk Maksan, 25% untuk panitia, dan sisanya untuk biaya membangun jalan di Desa Gabus. Ini baru ikan gabus pembangunan, namanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini