Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan menyarankan pemerintah mengganti Instalasi Gabion atau Bronjong, dengan tanaman khas Indonesia.
"Di tengah Indonesia yang sedang kita galakkan semangat kebangsaan ini. Jadikan lah simbol semangat kebangsaan yang dipajang di sana," kata Manuara soal instalasi Bronjong saat dihubungi, Kamis, 22 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Instalasi Bronjong dibuat untuk menggantikan Bambu Getih Getah yang telah dirobohkan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Dinas Kehutanan memasang Intalasi Bronjong untuk menambah kesan natural ibu kota, sekaligus kampanye penanganan polusi. Sebab, di sekitar instalasi yang berisi batu karang itu terdapat tanaman penyerap polutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Manuara, jika pemerintah ingin membawa suasana yang alami dan mengajak masyarakat peduli lingkungan, maka mestinya menanam pohon. Kata Manuara, pohon yang ditanam pun mesti yang khas Indonesia.
Pohon itu yang nantinya bisa menjadi simbol kebijakan pemerintah yang mau melakukan penghijauan dan mencegah polusi semakin parah. Sebab, jika tiga pilar instalasi Bronjong yang disebut mewakili elemen air, tanah dan udara juga tidak terlihat. "Besi dan batu sudah saya liat. Cermin air dan tanah yang mana saya belum liat."
Selain itu, intalasi tersebut juga tidak menambah cantik estetika kota. "Apa tanaman kebanggaan Indonesia tunjukkan di sana (menjadi simbol). Misalnya di HI ada patung pembebasan Irian Barat. Ada lagi Tugu Tani simbol petani Indonesia. Seperti itu yang menunjukan simbol ke-indonesiaan."
Kepala Dinas Perhutanan Suzi Marsitawati mengatakan instalasi itu telah dipasang sejak Minggu kemarin. "Instalasi yang kami pasang saat ini Gabion atau Bronjong," kata Suzi saat dihubungi, Rabu, 21 Agustus 2019.
Gabion merupakan anyaman kawat yang diisi batu. Gabion atau bronjong biasanya digunakan untuk melindungi dan memperkuat tebing tanah, baik di lereng sungai atau lereng tanggul. Selain itu, Bronjong berfungi untuk melindungi tepi sungai terhadap aliran air dan juga erosi.
Suzi menjelaskan instalasi bronjong yang telah dipasang itu terdiri dari tiga pilar. Tiga pilar bronjong itu melambangkan tanah, air dan udara. "Kami ingin ada penyelarasan lingkungan melalui ketiga elemen itu," kata
Ia menuturkan di bawah instalasi Bronjong tersebut ditanami sejumlah tanaman penyerap polutan seperti bugenvil, lidah mertua, tapak darah dan lainnya.
Dengan adanya instalasi Bronjong itu pemerintah ingin menunjukan adanya penyelarasan pembangunan ibu kota dengan lingkungan. "Kami ingin kampanyekan juga back to nature (kembali ke alam). Makanya ada tiga pilar instalasi yang melambangkan tanah, air dan udara," ujarnya.