Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tim Puslabfor Mabes Polri memeriksa gorong-gorong untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian lima orang pada Kamis lalu.
Kepala Sub-Bidang Toksikologi Lingkungan Puslabfor Mabes Polri, Komisaris Faizal Rachmad, mengatakan kandungan gas dalam gorong-gorong itu sungguh gawat.
Telkom berharap insiden ini tak terulang.
TANGERANG – Berkali-kali petugas Sub-Bidang Toksikologi Lingkungan Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian RI menjatuhkan alat pendeteksi gas ke dalam gorong-gorong jaringan utilitas milik PT Telkom Indonesia di Jalan Taman Royal Cipondoh, Kota Tangerang, kemarin. Drager, nama alat itu, diikat dengan tali lalu dicemplungkan ke dalam lubang. Tak berselang lama, drager itu berbunyi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain mendeteksi kandungan gas, petugas memeriksa dan mengukur kedalaman gorong-gorong berisi air itu. Petugas Puslabfor lalu mengambil sampel air dan gas dari gorong-gorong yang berada di jalan utama perumahan Taman Royal itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim Sub-Bidang Toksikologi Lingkungan Puslabfor Mabes Polri memeriksa gorong-gorong itu untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian lima orang pada Kamis lalu. Tiga korban tewas adalah petugas perawatan jaringan Telkom, yakni Andika Saputra, 37 tahun, Aditya Putra (20), dan Uus Sutisna (33). Adapun dua korban tewas lainnya adalah warga yang hendak menolong, yaitu Entis Sutrisno (18), pegawai perusahaan laundry; dan Faidi (33), penjual galon air.
Setelah melakukan pengamatan dan pemeriksaan selama sekitar 90 menit, Kepala Sub-Bidang Toksikologi Lingkungan Puslabfor Mabes Polri, Komisaris Faizal Rachmad, mengatakan kandungan gas dalam gorong-gorong itu sungguh gawat. “Kami menemukan gas yang berbahaya sekali,” ujarnya di lokasi kejadian, kemarin.
Menurut Faizal, gas tersebut bercampur air. Namun, untuk konsentrasi dan jenis gasnya, Faizal mengatakan akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium Puslabfor Mabes Polri. “Kami sudah mengambil sampel air, gas, dan udara dari lokasi,” kata dia.
Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Kota Tangerang, Komisaris Besar Deonijiu De Fatima, mengatakan lima orang itu meninggal akibat lalai. “Mereka tidak memperhatikan keselamatan kerja,” ujarnya, kemarin. Penyidik, kata Deonijiu, kini menyelidiki dugaan kelalaian yang menelan lima korban jiwa tersebut. “Saat ini sedang kami dalami,” ujarnya.
Personel Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Bareskrim Mabes Polri mengambil sampel gas beracun dan air dari dalam gorong-gorong yang menewaskan lima orang di Cipondoh, Tangerang, Banten, 8 Oktober 2021. ANTARA/Muhammad Iqbal
Menurut Deonijiu, penyidik sedang mengecek sampel darah korban tewas dan mengautopsi lima jenazah yang hingga kemarin masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang itu. Dia mengatakan tiga korban yang meninggal dalam peristiwa itu merupakan karyawan pihak ketiga yang bekerja untuk PT Telkom. Sedangkan dua orang yang meninggal lainnya adalah warga setempat yang masuk ke gorong-gorong karena ingin menolong.
Polisi, kata Deonijiu, juga akan memeriksa pihak-pihak terkait, seperti PT Telkom dan perusahaan yang mempekerjakan tiga petugas itu. “Kami akan mengecek surat perjanjian kerja PT Telkom dengan pihak ketiga,” kata dia. Hingga kemarin, polisi telah memeriksa enam saksi terkait dengan tewasnya lima orang di gorong-gorong maut itu.
Kepala Bagian Humas Polres Metropolitan Tangerang, Komisaris Abdul Rachim, mengatakan peristiwa tewasnya tiga korban itu terjadi pada Kamis, 7 Oktober 2021, pukul 13.00. “Saksi Ahmad Yani, saat berada di kantor PT Telkom, mendengar warga berteriak ada orang kecemplung gorong-gorong,” kata Abdul.
Saksi bersama warga sekitar mengangkat ketiga korban menggunakan tangga. “Ketiganya sudah meninggal,” kata Abdul. Gorong-gorong yang berisikan kabel instalasi Telkom itu memiliki kedalaman mencapai 3 meter. Di dalamnya juga terdapat air berwarna hitam pekat.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang menemukan dan mengevakuasi korban lain yang meninggal. Dua orang itu diangkat dari gorong-gorong setelah air di dalamnya dikeringkan.
Menurut Camat Cipondoh Rizal Ridholloh, gorong-gorong itu tidak dibangun Pemerintah Kota Tangerang. “Ini khusus yang dibuat Telkom, bukan saluran air,” kata Rizal. Kecamatan Cipondoh tidak memiliki data jumlah gorong-gorong khusus yang dibuat Telkom. Kepala Kepolisian Sektor Cipondoh, Komisaris Ubaidillah, mengatakan tiga korban tewas dalam gorong-gorong diduga kuat menghirup gas yang bercampur air comberan. “Air berwarna hitam pekat mungkin akibat gorong-gorong lama tidak dibuka.”
Adapun Manager Shared Service PT Telkom Indonesia Akses Wilayah Telkom Tangerang, Armunanto, mengatakan perusahaan menyerahkan sepenuhnya investigasi penyebab kejadian ini kepada pihak berwenang. “Peristiwa tersebut murni kecelakaan kerja,” kata dia, kemarin.
Armunanto mengatakan tiga karyawan mitra kerja perusahaan tewas saat memperbaiki manhole di tempat itu. Manajemen PT Telkom Akses Wilayah Tangerang menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya tiga karyawan mitra kerja perusahaan itu.
“Saat ini kami sudah menyampaikan secara langsung belasungkawa kepada sanak keluarga korban, memprioritaskan pemakaman, dan menjamin terpenuhinya semua hak karyawan atas kejadian ini,” kata Armunanto. Ia berharap ke depan tidak terulang kejadian serupa. Hal ini, kata dia, sesuai dengan komitmen perusahaan untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan.
JONIANSYAH HARDJONO | AYU CIPTA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo