Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gaya hidup hura-hura

Dingo sejenis srigala menjadi ancaman peternak domba di australia. bangsa aborigin memperlakukannya sebagai piaraan dan teman berburu. para pedagang membawa binatang itu ke australia.

25 November 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PAGAR kawat yang tinggi membentang dari Australia Selatan menyusuri perbatasan New South Wales dan berakhir di Queensland. Rambu itu memisahkan kawanan dingo dari utara dengan kawasan peternakan domba di selatan. Panjang pagar yang dipasang untuk melindungi ternak dari sasaran dingo itu 8.000 km, jauh melebihi panjang tembok Cina. Apalagi tembok Berlin. Agar mengurangi beban penjaga ternak, 1.080 jebakan dengan umpan beracun dipasang di seantero kawasan industri ternak. Begitu ganaskah binatang yang tampangnya mirip anjing kampung itu? Umumnya, pemangsa domba ini berbulu kuning kecokelat-cokelatan dengan warna putih di ujung ekor dan kaki. Sebagian kecil berwarna gelap, bahkan hitam. Sejak kehadirannya di Benua Kanguru kira-kira 3.450 tahun lalu -- berdasarkan fosil-fosil di gua Madura, Nullarbor, dan penelitian lab arkeologi -- dingo akrab dengan banggsa Aborigin yang memperlakukannya sebagai binatang piaraan atau teman berburu. Ketika bangsa kulit putih mendarat ke Australia, salah seorang tertarik pada seekor anak anjing milik bocah Aborigin. Ia ingin menukar anjing itu dengan kapak, selimut dan barang berharga lainnya. Namun, ditolak. Menurut kisah para peneliti, anjing geladak itu dibawa bangsa Aborigin dari Asia Tenggara, ribuan tahun lalu. Dingo hidup di bumi Palestina sampai ke Vietnam. Berkembang juga di Indonesia, Filipina, Irian, dan kemudian Australia. Teori lain memperhatikan persamaan fosil dingo dengan anjing dari pedagang India dan Pulau Timor. Kesimpulannya: para pedagang Indialah yang membawa anjing piaraan itu. Dingo piaraan nasibnya tak selalu enak. Jika orang Aborigin mengadakan perjalanan, dingo ikut. Tapi, kalau sang majikan lapar, ia langsung disantap. Populasi dingo liar membengkak karena kebudayaan suku Aborigin terdesak oleh pendatang kulit putih. Kini, orang Aborigin lebih suka anjing ras -- piaraan orang kulit putih. Seperti juga singa di Afrika, dingo hidup berkelompok. Musim kawinnya hanya setahun sekali, pada musim rontok. Dingo betina beranak pada musim dingin di dalam gua. Biasanya, empat sampai enam ekor. Hidup mati orok dingo tergantung dari kemampuan induknya melawan alam. Selain dingo dari kelompok lain, ular python, buaya, serta elang adalah musuh utama dingo kecil. Mereka baru dilatih berburu secara berkelompok, setelah berusia empat sampai lima bulan. Mangsanya kelinci dan kanguru. Kadang-kadang juga burung atau goanna -- sejenis biawak. Sikap peternak terhadap dingo berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa dingo memang tak bisa diajak kompromi. Harus dibantai. Ada juga yang malah menyilangkan dengan jenis anjing gembala. Para pencinta lingkungan di beberapa negara bagian agak khawatir akan kelestarian dingo. Dingo membunuh ternak bukan sekadar untuk mempertahankan hidup, tapi untuk hura-hura. Mereka meninggalkan sebagian besar sisa mangsanya begitu saja dan mencari korban baru. Di New South Wales, lima ekor dingo pernah menerobos pagar pelindung dan merambah kawasan kanguru merah. Hanya dalam waktu tujuh pekan saja, ditemukan 83 bangkai kanguru yang hampir utuh dalam radius 150 mil. "Harus ingat, dingo itu bukan 'anjing', tapi serigala," kata Evanne Chesson, 41 tahun, pelatih binatang yang mempersiapkan dingo dalam film A Cry in The Dark. Ia melatih dingo yang bernama Syd selama 4 bulan sehingga siap untuk bermain. "Dingo sulit dilatih, untung, Syd ini jenius," sambung Evanne. "Perhatian utamanya pada makanan. Baginya, tak ada beda antara bayi dan seekor kelinci." AAI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus