Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gedung bertingkat & jalan dua jalur

Pembangunan Pontianak tersendat karena anggaran kecil, usul ke pemerintah pusat belum terjawab, penduduk tambah dua kali lipat. Tempat hiburan kurang. Jalan sempit diperlebar menjadi dua jalur. (kt)

18 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JANGAN salah duga. Pontianak bukaul hutan atau sarang kuntilanak. Ibukota Propinsi Kalimantan Barat ini malahan sudah merasa sesak oleh penghuninya yang 250.000 lebih itu dua kali lipat lebih banyak dibanding penduduknya pada 6 tahun silam. Karena itu pula dengan areal kota yang hanya 40 kmÿFD, Barir, Walikota Pontianak, mulai resah untuk memperluas kotanya. Lebih-lebih karena usulnya untuk melebarkan areal kepada Pemerintah Pusat belum juga terjawab hingga sekarang. Walau begitu, Barir yang pendiam, telah diam-diam pula membenahi sudut-sudut kotanya. Di hadapan wartawan-wartawan di kotanya awal bulan ini dengan bangga ia menyebut usaha pemolekan gedung-gedung di sepanjang Jalan Tanjungpura yang dua jalur itu. Disebutnya juga, dari 6S km panjang jalan yang ada dalam kota, tak kurang dari 2,6 km di antaranya sudah menjadi 2 jalur. Untung bahwa jalan-jalan yang serba sempit dan lalu-lintas yang agak semraut, belum lama ini sedikit tertolong dengan adanya 2 buah lampu simpang (trafic light) sumbangan Ditjen Perhubungan Darat. Banyak telinga kurang percaya ketika Walikota Pontianak itu bertutur lagi bahwa APBD kota tahun ini melonjak menjadi Rp 2,9 milyr lebih. Tahun lalu jumlahnya hanya Rp 912 juta. "Mengapa sebesar itu tahun ini?" Barir bertanya sendiri daul dijawabnya pula arena dalam jumlah itu termasuk kredit yang dipinjam kotamadya kepada Bank Dagang Negara (BDN) untuk membangun proyek Kapuas Indah yaitu pusat perbelanjaan". Ke Singkawang Tapi rupanya Barir masih dalam tahap tergiur oleh bangunan-bangunan bertingkat dan jalanjalan berjalur dua. Bagaimana tentang tempat-tempat rekreasi bagi warga kota ini'? Pontianak hanya memiliki 3 buah gedung bioskop. Tak lebih. Dan hanya ini pula satu-satunya tempat warga mereguk hiburan. Tapi karena ketiga-tiganya beralat pendingin segala, tak heran kalau bertarif cukup tinggi sehingga banyak kantong yang enggan dirogoh. Selebihnya tak ada taman hiburan maupun tempat-tempat santai lainnya. Sebab itu mudah dibayangkan kalau menjelang hari libur para remaja mulai gentayangan menghibur diri. Paling-paling mereka bergerombol sana-sini tau ke depan kantor Kodam. Di sini ada setumpuk tanah yang menjorok ke bibir sungai Kapuas dan sering dipakai sebagai lapangan helikopter. Indah juga tempat ini, meskipun lama-lama membosankan karena tak tersentuh penanganan. Lalu kalau mau bersantai keluar kota? Memang ada. Tapi terdapat di Singkawang - khusus bagi yang punya mobil pribadi atau carter. Di situ ada Batu Payung, Pasir Panjang dan Taman Ria. Tapi jangan kesal kalau sepulangnya dari sana usahkan mendapat kesegaran, malahan kelelahan yang bukan alang kepalang, Sebab untuk sampai ke Singkawang saja harus naik fery 2« atau 3 jam, belum lagi menuju tempat-tempat bersantai itu. Pokoknya begitu pulang lagi ke rumah, badan sudah loyo. Yang paling enak bagi mereka yang berduit tentu terbang ke Jakarta dengan Fokker 28 Garuda, hanya 1 jam. Pergi Sabtu pulang Minggu. Tapi apa kata Barir tentang semua ini? "Kita belum punya anggaran untuk membuat tempat-tempat rekreasi itu", ucapnya, "dalam APBD tahun ini hanya ada Rp 500.000 itu pun untuk menunjang kesenian dan olahraga". Begitu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus