Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gergaji putus asa

Ny. Naimah kawin dengan Udin & membuahkan 2 anak tapi tak direstui orang tua. Celakanya, Udin kawin lagi. naimah berusaha bunuh diri menggorok lehernya dengan gergaji. Tapi ia berhasil diselamatkan dari maut.

5 Maret 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUKA nestapa hati Nyonya Naimah. Perkawinannya dengan Udin, pemuda pilihannya, tak kunjung direstui orangtuanya, meskipun sudah berlangsung lima belas tahun dan membuahkan dua anak. Duh, apa pula ini. Yang dirisaukan oleh Naimah, ia diultimatum orangtuanya: pilih keluarga atau suami. Pilih yang mana, coba. "Saya bingung. Kalau mau ikut suami, saya tidak diakui anak. Ikut keluarga, ya, harus meninggalkan anak dan suami," kata Naimah suatu ketika kepada salah seorang temannya. Karena tak boleh berlama-lama bingung, Naimah main putus-putusan. Ia kembli ke rumah orangtuanya, di Jalan Teluk Nibung, Surabaya. Dengan notabene, hatinya tetap gundah. Suami dan anaknya selalu dl pelupuk matanya. Celakanya, Si Udin ikut bikin susah. Tidak tahu bahwa istrinya masih cinta banget, ia nekat kawin lagi. Padahal, 'kan belum cerai sama Naimah. Akhirnya, Naimah pun merasa ditinggal sendirian. Di suatu pagi Januari lalu, ia mengurung diri di kamarnya. Pintu dikunci. Ini yang membuat adiknya, Naisyah, curiga. Lalu menggedor pintu, dan kemudian mendobraknya. Astaga. Naimah tertatih-tatih di depan pintu. Tangan kanannya menjinjing gergaji. Sementara itu, tenggorokannya robek dan mengalir darah segar. Naisyah menjerit histeris, sementara Naimah melanjutkan pekerjaannya, menggergaji lehernya sendiri. Orang-orang berdatangan. Naimah dilarikan ke RS dr. Soetomo. Alhamdulillah, ia selamat tapi perlu dirawat. "Daripada hidup menderita, lebih baik mati," kata Naimah kepada seorang kerabat yang menjenguknya di rumah sakit. Tampaknya, Naimah tak akan menderita panjang. Udin kembali mendampinginya, dan keluarganya manutmanut saja. Semuanya berbalik, gara-gara gergaji itu, cara bunuh diri yang langka walau (hampir) nyata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus