Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Halo, apa kabar kissinger

Henry kissinger dan usaha wiraswastanya: kissinger associates. memberi nasehat dan pandangan kepada para nasabah yang ingin mengembangkan bisnis. (sel)

5 November 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ENAM tahun sudah Kissinger menyingkir dari percaturan politik internasional yang galau. Dan bekas menlu AS ini kini - resminya sejak Juli lalu - mangkal lagi di Departemen Luar Negeri AS. Jabatan yang dipegangnya adalah kepala Komisi Kepresidenan untuk Masalah-masalah Amerika Tengah. Sebuah komisi yang didukung sekaligus oleh kedua partai. Bersama 11 anggota komisi lain, Kissinger mesti menghasilkan sejumlah laporan mulai awal Februari nanti. Di antara kawan sekerjanya adalah pemimpin buruh Lane Kirkland dan bekas hakim Mahkamah Agung Potter Stewart. Penunjukan Kissinger untuk jabatan ini sebenarnya kontroversial, tulis Joy Bil-lington dalam Sunday Times Magazin bulan lalu. Joy mengingatkan kita untuk menengok penilaian orang tentang Kissinger. Misalnya yang ditulis Seymour Hersh dalam buku biografi The Price of Power: Kissinger in the Nixon Whie House, 1983. Di situ disebutkan antara lain Kissinger sebagai seorang manipulator bermuka dua yang mengocok kedua pihak (yang sedang berunding) . Ingat pula, kaum liberal sudah mengguganya atas kebijaksanaannya di Vietnam dan Chili. Sementara kelompok konservatif harap-harap cemas: jangan-jangan pencipta detente ini memberi rekomendasi diadakannya semacam detente dalam memecahkan problem Amerika Tengah. Dan, sewaktu pengumuman pengangkatannya tersebar, muncul pula komentar bernada minor dari Richard Viguerie - konsultan politik Washington yang dikenal sebagai the godfather Kanan Baru (New Right), "Sangatlah sulit untuk mendapatkan seorang juru bicara yang kurang dipercaya oleh liberal dan konservatif seperti Dr.Kissinger." Pengangkatan Kissinger - yang oleh kebanyakan pengamat dianggap usaha pemerintahan Reagan mendapatkan sokongan dalam kepongahannya beradu senjata di Amerika Tengah - didukung oleh Penasihat Keamanan Nasional William Clark, Menteri Luar Negeri Goerge Shult, dan duta besar AS di PBB Jeane Kirkpatrick, yang juga berlaku sebagai pejabat bayangan kementerian luar negeri untuk urusan persoalan Amerika Tengah. Sebagai orang yang bukan penggemar Kissinger, Reagan rupanya ogah-ogahan menunjuk orang itu. Tapi, apa boleh buat, gosokan Kirkpatrick dan Clark lebih manjur. Kedua orang ini memang ngebet supaya Kissinger tampil. Nama Henry Kissinger memang masih punya wibawa. Tak disukai tapi sekaligus dipuji, ia masih dianggap orang Amerika sebagai tokoh yang bisa melaksanakan segala bentuk perundingan. Pengangkatannya untuk mengurus masalah Amerika Tengah sungguh suatu kehormatan, seperti galibnya posisi presidensial seperti itu. Namun, sebenarnya, gairah Kissinger terhadap pekerjaan istimewa ini hanya suam-suam kuku . "Menurut beberapa rekan," tulis Joy Billington, "ia melihat misi Amerika Tengah ini sebagai hal yang pelik jika tidak bisa dianggap tak punya harapan untuk diatasi." Kekacaubalauan yang menyelimuti masalah ini akan menyulitkan Kissinger unjuk gigi secara rapi. Di samping oleh kondisi tersebut, baginya posisi baru ini juga menyedo sebagian besar waktunya, yang selama ini ia pakai untuk memperkuat firma barunya. Ini jelas bernilai mahal. Firmanya bernama: Kisinger Associates. Selama enam tahun bertapa, dan ogah menjadi menlu lagi, Kissinger rupanya menjalani gaya hidup yang jauh dari beban kekuasaan politis. la mengajar, menulis artikel, melakukan perjalanan pribadi dan sempat pula ngobrol dengan para pemimpin dunia - yang lepas sama sekali dari suasana hiruk-pikuk publisitas. Dan, pada akhirnya, September lalu ia mendirikan perusahaan itu. Kissinger Associates (KA) adalah usaha wiraswasta, yang merupakan kelompok para konsultan yang ahli masalah kebijaksanaan antarnegeri. Kepada para nasahah yang ingin mengembangkan bisnis ke segala tempat di dunia, para kosultan ini memberi nasihat dan pandangan strategi melnenai wilayah sasaran penyebaran bisnis. Harga nasihat Kissinger berkisar dari 100.000 sampai 150.000 dolar. Ini sudah termasuk segala tambahan advis selama setahun, entah dari Kissinger sendiri atau bekas menteri luar negeri Inggris Lord Carrington "dukun" Volvo Pehr Gyllenhammar bekas penasihat keamanan nasional Brent Scowcroft, Robert O. Anderson (dari Atlantic Richfield), bekas asisten menlu AS untuk Amerika Latin William D. Rogers, dan Bankir Jeff Cunningham. Para pentolan strategi politik dan bisnis inilah memang yang berkomplot dalam KA. "Sebaiknya Anda selalu memilih orang-orang berkarakter. Kepintaran bisa disewa, tapi karakter tidak," kata Kissinger tentang orang-orang sekomplotannya. Selama ini mereka secara periodik menyelenggarakan rapat, misalnya di Paris Maret lalu. Secara teratur pula mereka saling menelepon, dan sepakat menolak mengungkapkan nama-nama nasabah . Nada bicara Kissinger, seperti yang sudah-sudah, terdengar seperti kepayahan. Namun, kelemahan itu selalu ditutupinya dengan ketegasan-ketegasan yang disampaikannya, seperti yang dulu terjadi ketika aksen Jermannya tiap malam meletup dalam siaran berita dunia. Di kantornya - disebuah gedung bertingkat terbaru di Manhattan yang diliputi kaca, berwarna kelabu, dan tampak dingin - ia bicara, penuh kebijaksanaan tentang firma konsultasinya. "Kami tidak mencari publisitas. Kami semua tidak ingin menjadi multijutawan. Kami hanya mencoba melakukan sesuatu yang kira-kira bisa dipertanggungjawabkan, dengan kesungguhan. Kami menasihati nasabah sehubungan dengan tujuantu juan bisnis mereka yang bersangkutan dengan kebijaksanaan asing. " "Perusahaan bergerak tidak meleset dari yang saya ingini, dan sebesar yang saya harapkan . Saya tidak mengukur sukses saya dari jumlah nasabah 5.000 misalnya. Dalam kenyataannya kami membatasi nasabah hanya sampai 20 dalam setiap putaran . Dan satu hal yang tidak kami lakukan adalah memperkenalkan para nasabah dengan pemerintah Amerika." Siapa pun yang mengajak untuk tujuan menjadi kaya mendadak tak akan di jadikan klien oleh Kissinger meski ia akan menerima klien orang perorang. "Kadang-kadang perorangan bisa memiliki modal besar untuk dijalankan," katanya. Ia menekankan, selama ini perusahaannya beroperasi dalam bidang swasta, namun tetap tak menolak kemungkinan menganggap suatu negara asing menjadi klien, sehubungan dengan problem dalam negeri mereka. "Jika, katakanlah misalnya, Nigeria datang ke kami dan mengatakan mereka sedang dalam kekacauan yang memusingkan, dan bagaimana kami mengatasi persoalan utang mereka, maka pantaslah kami berpikir. Tapi jika mereka datang lalu minta kami menjelaskan semua tentang Ghana, dengan alasan mereka menghadapi kekisruhan kebijaksanaan luar negeri dengan negeri itu, tentu kami tidak akan membantu," katanya. Sebagai warga negara biasa, tambah Kissinger, "saya tetap berkomunikasi dengan para kepala perwakilan asing. Dan mereka sering menanyai saya bagaimana pendapat saya mengenai problem kebijaksanaan luar negeri yang mereka hadapi. Tak jarang pula saya memberi jawaban - tergantung pada bagaimana saya berpikir tentang negeri-negeri itu." "Tentu saja saya tidak menerima uang untuk itu, baik langsung atau tidak. Dan saya selalu memberitahukan kepada pemerintah kami apa yang saya lakukan . Saya toh bukan menjalankan kebijaksanaan luar negeri secara independen." Dalam memberi pelayanan kepada klien, KA memiliki batasan-batasan sendiri. Untuk perusahaan yang akan beroperasi di Mesir, misalnya, Kissingerakan menasihatkan "berbagai risiko yang dihadapi dan bagaimana mereka harus bertindak. Saya tak akan menemui Mubarak lalu minta kemudahan fasilitas buat mereka." Keputusan yang semata-mata ekonomis harus ditentukan oleh klien masing-masing."Kami tidak menjual advis ekonomi. Kami memiliki kewenangan terhadap ekonomi yang minim, meski cukup untuk menunjang kebijaksanaan politis." Pada 1971, Kissinger adalah pejabat tinggi AS pertama yang berurusan dengan Mao Ze Dong. Toh kepada para klien ia cukup menyodorkan "pandangan saya secara umum tentang Cina. Saya tidak akan menggunakan pengaruh saya di Cina untuk mewakili mereka." Hubungan Kissingerdengan Carrington bermula sejak 1960-an. "Kami memang benar-benar berteman," kata Kissinger. "Dalam kondisi apa pun kami selalu berhubungan. Tak pernah misalnya ketika saya ke London tidak menemui Carrington. Begitu pula sebaliknya. Saya rasa ia seorang manusia yang hebat, seorang lelaki yang jumawa, patriotik, dan pemberani." Jika KA menghadapi persoalan di India atau Afrika, atau di ebuah proyek di Masyarakat Ekonomi Eropa, "kami tentu saja minta Carrington mengeluarkan uneg-unegnya untuk itu, atau bahkan minta ia turun langsung. Saya mengontak Carrington setiap dua atau tiga minggu, mengecek pikiran-pikiran saya," kata Kissinger. Perusahaan memiliki satu atau dua langganan Inggris. "Satu kasus sudah ditangani dengan sempurna oleh Carrington. Satunya lagi belum, jadi belum bisa saya ungkapkan," katanya. Sebagai direktur 'luar', tentu saja bekas menteri luar negeri Inggris itu tidak harus mencurahkan sebagian besar waktunya untuk KA. "Hal itu memang karena tidak begitu diperlukan, meski ia tetap memberikan perhatian yang semestinya. " Menurut Carrington, "ide mendirikan firma itu bermula dari satu kesempatan makan malam bersama, di saat saya sudah berhenti dari jabatan saya." Ketika itu Henry menyodorkan ide, "lalu saya mempertimbangkannya. Dan Henry memang orang yang paling mengagumkan dan bersemangat untuk suatu kerja sama. Ia orang yang pas untuk ini. Pengalamannya, pengetahuannya, dan kemahirannya sudah sepantasnya dibutuhkan oleh perusahaan yang teken kontrak untuk jasa KA. Dan berbagai perusahaan Amerika secara khusus menghendaki Henry," tutur Carrington. Kissinger dan staf melakukan pekerjaan yang sudah gamblang, kata Carrington pula. "Mereka, para pengusaha, segera menelepon kami jika memerlukan kami untuk mengamati siapa yang datang lewat London, atau jika membutuhkan pendapat kami mengenai aspek khusus yang melibatkan berbagai perusahaan. Semua itu bukan kerja yang ruwet dan menegangkan." Carrington menyebutkan, kerja KA adalah semacam analisa strategis. Wilayah Carringlon sendiri negeri-negeri Persemakmuran dan Eropa. "Dan kami akan menampung pengalaman masing-masing untuk menangani kawasan semacam Timur Tengah atau lainnya, tempat kami berdua, saya dan Henry, sudah bukan orang lain lagi. Atau juga Afrika," tutur Carrington . Berita di koran-koran menyebutkan, kedua tokoh bertaraf internasional ini - dan beberapa kawan lainnya - sudah komersial lantaran terlibat dalam kegiatan bisnis yang menyedot banyak uang. "Tapi itu semua sampah betul-betul omong kosong," tutur Carrington. "Henry adalah seorang sahabat. Dan ia berpikir, bekerja beramai-ramai dengan para sejawat seperti ini sangatlah berfaedah, dan tentu saja menyenangkan." Carrington juga menolak menyebutkan nama para klien. "Saya kira seorang direktur luar akan salah kalau mengobral nama para kliennya. Tak ada yang rahasia dalam Kissinger Associates. Ini bekerja sesuai dengan yang semestinya, yaitu melayani klien yang membutuhkan informasi strategis, ekonomis politis, dan berbagai risiko yang mungkin dihadapi di berbagai tempat di dunia. Semua itu selalu dipertahankan up to date." Cabang Washington, berkantor di International Building berdekatan dengan bursa emas dan perak, bergerak dalam nada rendah: sepuluh orang peneliti dan sekretaris bekerja untuk bisnis pribadi Kissinger dan atau Associatesnya. Ini dijalankan oleh Brent Scowcroft. Scowcroft ternyata juga terlibat dalam komisi tingkat presiden: duduk dalam kelompok khusus Presiden Reagan yang memberi rekomendasi di mana sebaiknya misil MX dipancangkan. Laki-laki kecil ini rendah hati. Kissinger, sembari mengenang Scowcroft di Gedung Putih di masa pemerintahan Nixon, memuji laki-laki kepercayaan ini: "Saya lihat dia menghadapi Haldeman yang sedang di puncak kekuasaan. Scowcroft memiliki integritas kuat, sehingga pantas saya mendapatkannya." "Selama bertahun-tahun saya dan Henry berunding untuk melakukan sesuatu," tutur Scowcroft kemudian . "Kami sudah saling berkonsultasi secara pribadi, dan Henry lebih memiliki gaya yang tertib ketimbang saya." Scowcroft dan Jeff Cunningham, bekas eksekutif Chase Manhattan Bank, menjalankan bisnis di Washington maupun di New York secara beruntun. Scowcroft menuturkan, para klien merupakan campuran bankir dan para pengelola sumber alam dan minyak ringan, terdiri dari orang Amerika sendiri dan orang asing. "Beberapa dari mereka minta dikasih tahu bagaimana jalannya menembus suatu negeri apakah negeri itu merupakan sasaran tepat apa keuntungannya jika ia dijadikan basis ekspansi untuk wilayah sekitarnya bagaimana cara menghadapi modal asing, setidaknya bagaimana kontrolnya." Di lapangan, untuk usaha semacam pengeboran minyak atau penambangan mineral - yang memerlukan investasi jangka panjang - "mesti ada prospek yang stabil," katanya lagi. "Untuk memperhitungkannya bisalah dipakai akal sehat, tapi harap juga diingat bahwa perkembangan suatu negeri sering baru bisa dimengerti dengan menelusuri sejarahnya. "Kelompok bisnis Amerika telah difokuskan dan dikembangkan pada pasar domestik. Mereka tak pernah khawatir. Kini sudah sangat berubah. Bolehlah mereka jeli dengan mengandalkan staf yang pintar, tapi tetap saja masih timbul urusan baru." Kissinger menyebut firmanya 'liga mungil dibanding Volvo', sebuah kompeni motor Swedia yang motor penggeraknya Pehr Gyllenhammar kini sekomplotan. Kedua orang ini saling mengenal pada 1977. Saat itu Kissinger sudah menilai, "orang Swedia ini salah satu bisnis-man paling fisolofis dan penuh pemikiran yang pernah saya temui." Untuk urusan Volvo, Gyllenhammar mengunjungi New York secara berkala. Kunjungan ini karena ia sekaligus direktur lepas United Technologies dan KA. Ia mengatakan, KA mempunyai dua nasabah Swedia tentu saja ia yang bawa. "Saya rasa setiap direktur sebaiknya sigap membantu dengan menambah nasabah," katanya. Ia tidak bertindak sebagai konsultan, tapi terlibat jauh dalam KA. Di dunia, ketika berbagai negeri berubah begitu cepat, katanya, "pelayanan seperti dari kami ini sangat penting. Kebanyakan negeri terlibat utang. Sebagian besar memiliki kerumitan politik yang tak terduga 10 tahun lalu. Keadaan memang sudah sangat lain, dan karena itu diperlukan orang-orang berkepandaian khusus untuk menghadapinya," tutur Gyllenhammar. "Proyeksi kini menjadi lebih pelik, tapi Anda tidak harus meramalkan kejadian-kejadian. Anda bisa menghadapinya dengan kepekaan manajemen. Secara tradisional bisnis tidak peka terhadap faktor politis. Hanya sibuk soal pengembalian modal, produktivitas, tersedianya tenaga buruh, dan bermacam infrastruktur sehubungan dengan pengembangan teknik dan kepabrikan. Sekarang, keadaan politik sama pentingnya untuk mencapai sukses. " "Dan Anda tidak usah pusing soal Dunia Ketiga. Pikirkanlah Eropa, yang sudah mengubah undang-undang perburuhan itu, bergeser pula kondisi ekonominya, soal insentif, dan soal proteksionisme." Mengidentifikasi persoalan dan mendidik para pengambil keputusan adalah arah kerja KA, begitu kesimpulannya. Washington memang kebanjiran para konsultan bertaraf internasional. Ada para ahli hukum, ada pula golongan bekas pejabat. Rata-rata yang mereka miliki adalah kepercayaan orang terhadap reputasi internasional mereka. Pendapat pribadi orang-orang macam inilah yang laku. Cynthia Helms - istri Richard Helms, bekas direktur ClA, yang juga jadi konsultan internasional mengatakan, urusan semacam itu tidak mudah. "Sangat sulit bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui apa yang di perlukan . Dan rumit pula untuk menentukan apa yang diberikan kepada mereka, terutama dengan kelas harga 100.000 atau 150.000 dolar." "Pungutan sebesar itu keterlaluan," kata Donald McHanry, bekas duta besar di PBB - yang memasang tarif lebih kecil. Jelas sangat sulit memastikan nilai nasihat Kissinger, meski namanya sudah merupakan jaminan mutu sebagai penasihat. "Kissinger main mistik," kata seorang makelar saham di AS. "Kalau seorang bintang baseball dihargai lima juta wajarlah seorang bekas menteri luar negeri bernilai 100.000 atau 150.000 dolar." Gaya Kissinger beroperasi dengan nada rendah agaknya jalan terbaik. Ingatlah, betapa kegagalan besar menimpa IRlS (lnternational Reporting Information System) pada Januari lalu . Dengan 15 juta dolar IRIS berjuang menciptakan bank informasi dengan data komputer untuk dijual pada negeri-negeri dan perusahaan yang memerlukan. Buntutnya malah usaha itu gulung tikar. Berlawanan dengan IRIS, firma Kissinger tidak akan sebegitu banyak butuh duit untuk membangunnya. Kata seorang pengamat, "Kalau Anda bekerja dengan ongkos 100.000 dolar dikalikan 20 langganan, ini berarti dua juta dolar setahun. Yang penting -penting barangkali akan terkena masing-masing 150 ribu, dan sisanya dibagi setelah dipotong biaya pengeluaran. Dengan begini, barangkali perimbangannya: 20% untuk Kissinger dan 10% masing -masing yang lain. Dan seandainya mereka tidak mendapatkan nasabah, mudah untuk menguranginya." Anthony Stout, kepala eksekutif Lembaga Penelitian Pemerintah (Government Research Corporation) dan salah seorang pendiri IRIS- cuma ia keluar setahun sebelum gulung tikar - bilang bahwa "banyak urusan yang begitu mendambakan advis strategis. Tapi harap dibedakan antara pendapat, yang di jual Kissinger, dan informasi berdasar data. Jika dia mengatakan sesuatu, anda jangan menuntut bukti. Anda ambil atau tidak." Satu perusahaan yang diketahui sudah menandatangani kontrak dengan KA adalah si raksasa Flour Corporation. Ia membangun kilang minyak, petroleumplants, pengeboran minyak, dan pipa-pipa gas - seperti jalur pipa baru milik Statoil di Laut Utara - di seluruh dunia. Chase Manhattan Bank adalah klien yang lain. American Express Shearson dan pemerintah Maroko belum terbukti sebagai langganan atau bukan. "Hubungan antar klien tidak dipersoalkan," kata Bob Hormats dari Goldman Sach, sebuah firma penanam modal di New York. "Henry Kissinger ada pada badan penasihat internasional kami untuk memberikan pengarahan-pengarahan tentang situasi internasional - hal yang sangat berharga. Tapi kami, harap diingat, bukan langganan Kissinger Associates." Kissinger sendiri mengakui mengembangkan perhatiannya kemasalah-masalah ekonomi, Dunia Ketiga, dan hubungan antara ekonomi dan kebijaksanaan luar negeri. Ia makin banyak menulis artikel dan bicara tentang ekonomi dunia. Selanjutnya ia mengatakan, "Perhatian saya kepada Dunia Ketiga sudah jelas pada beberapa pidato saya pertengahan 1970-an. Di masa jedah ketika tidak di pemerintah, saya mengembangkan diri saya. Selama itu yang saya pelajari secara teknis adalah ekonomi. Padahal, saya pada awalnya sangat anti ekonomi. Dan memang benar, ketika obral pidato tahun-tahun 1970-an itu, saya tidak mengerti sub struktur ekonomi." Konsultan lain menyimpulkan tentang firma Kissinger, "Lima puluh persen wejangannya bagus selamanya. Tiga atau enam tahun menyingkir dari pemerintahan, Anda tentunya mengalami erosi basis data sebab selama itu dengan sendirinya Anda tidak mendapat informasi mutakhir dari CIA atau lembaga mata-mata yang lain. Sementara kepala-kepala pemerintahan di pelbagai negeri sudah berganti dan para menteri luar negeri sudah lain." "Itulah wejangan, dan hanya wejangan itu yang mereka jual. Tapi itu sangat bernilai buat perusahaan besar - terutama kumpulan wejangan yang lahir dari pengalaman sepanjang hidup, dalam tingkatan makro. Ingat devaluasi peso Meksiko tahun lalu. Sungguh tak bisa dipercaya bahwa sekian perusahaan dan kompeni besar di AS tidak tahu. Padahal ini bukan Iran - tapi, yah, tetangga sebelah yang menjelang bangkrut. Nah, untuk kasus itu Kissinger tahu. Saya berani bertaruh dengan Anda beberapa dolar untuk membeli kue donat."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus