PENDUDUK Kecamatan Bondowoso di Jawa Timur rupanya makmur. Paling tidak, begitulah hitungan di atas kertas. Penduduk sekecamatan itu ditarget menyetor pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar Rp 120 juta yang meliputi tiga sektor, perumahan, persawahan, dan industri. Karena jumlahnya merupakan target, Camat Drs. Darmanto Pribadi kaget ketika sampai menjelang akhir tahun lalu uang masuk masih seret. Camat agak tambun ini saban-saban melirik perolehan PBB yang tertera di papan tulis kantornya. "Saya tak mengerti apa kesulitan mereka melunasi pajak," keluh alumnus Fisipol UGM Yogya ini kepada Wahyu Muryadi dari TEMPO. Sudah sejak awal tahun aneka cara ditempuhnya. Misalnya, menayangkan seruan sesaat sebelum film diputar di tiga bioskop yang ada di Bondowoso. Lalu, melalui radio swasta dan radio Pemda. Masih belum cukup. Warganya lalu "dikepung" ketika berurusan di kantornya. Caranya, bagi yang perlu secarik surat, dicek apakah PBB sudah lunas atau belum. Kalau belum, lunasi dulu sehingga urusan lancar. "Tapi, dengan cara begitu, hasilnya kurang memuaskan," katanya. Itu sebabnya nada seruan lewat radio dibikin lebih tajam. "Bagi yang membandel, akan dikenai sanksi penayangan, eh, namanya akan diumumkan melalui mobil keliling," ujar Pak Camat. Hari-H diumumkan, 26 Desember 1989. Masih belum ada yang menggubris. Lalu, batas waktu diperpanjang sampai 16 Januari 1990. Toh, hasilnya masih kurang menggembirakan. Sehingga Pak Camat bertekad "mengeksekusi" warganya yang menunggak PBB. Maka, sejak 19 Januari lalu, nama mereka dihalo-halo melalui pengeras suara di mobil yang berkeliling ke pelosok kecamatan. "Bapak-bapak yang namanya disebut, segeralah melunasi PBB-nya di kelurahan atau bank," seru petugas lewat corong suara. Ia memang menyebut sejumlah nama. Resep ini mujarab juga. Hingga pertengahan Februari lalu, terjaring target di tiga sektor tadi. Rata-rata 80%. "Selama ini mendapatkan separuhnya saja sulit," ujar Darmanto. Namun, bukan urusannya sudah mulus. "Nama saya jangan diumumkan. Kan malu didengar orang," demikian ia mengutip reaksi seorang warganya. Darmanto menambahkan, "Tapi begitu saya tunjukkan tunggakan itu langsung dibayarnya. Entah utang dari mana, ha... ha... ha..." Ed Zoelverdi dan Budi Kusumah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini