Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NANA (diperankan Happy Salma) hanya mengamati dari jauh sosok Ino (diperankan Laura Basuki), perempuan yang tengah dekat dengan suaminya. Rasa amarah dan bingung sebagai istri sah melihat perempuan selingkuhan suaminya hanya ditunjukkannya melalui sorot mata. Nana pun langsung berpaling ketika Ino menangkap basah dirinya yang diam-diam tengah mengamati dirinya.
Nana tidak menangis tersedu-sedu ketika harus kehilangan anak, ayah, serta tidak tahu kabar suami pertamanya yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya. Perempuan berambut panjang itu juga hanya bisa terdiam membisu ketika dipojokkan oleh ibu-ibu koleganya karena dianggap berselingkuh ketika masih berstatus istri Raden Dargawijaya (diperankan Arswendy Bening Swara), seorang pria ningrat Sunda yang kaya raya.
Bagi Happy Salma, sosok Nana adalah perempuan yang cantik, manis, dan terlihat baik-baik saja, tepi sebenarnya memiliki lapisan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Banyak yang menganggap bahwa perempuan dengan kisah yang dramatis seperti Nana pasti mudah mengamuk, heboh, atau menangis tersedu-sedu. Namun hal itu tidak terlihat dalam sosok Nana.
“Sebenarnya Nana seperti sosok perempuan kebanyakan. Sifatnya masih relevan dengan perempuan masa kini,” kata Happy kepada Tempo, Jumat, 9 Desember lalu.
Menurut Happy, hingga saat ini masih banyak perempuan yang dari luar terlihat baik-baik saja padahal di dalam hatinya ada banyak drama dan kompleksitas. Mereka mengalami masalah seperti urusan domestik, pandangan sosial, dan tingkat sosial di sekelilingnya, tapi tetap menampilkan wajah datar di depan publik.
“Seolah-olah perempuan itu kalau lagi sedih tidak boleh kelihatan sedih. Perempuan hanya boleh kelihatan baik-baik saja,” ucap Happy.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo