Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Harga Minyak Dunia Naik, Subsidi BBM Sedot Dana Infrastruktur?

Harga minyak dunia terus melonjak, sehingga subsidi BBM akan naik. Ada usulan mengurangi biaya infrastruktur untuk menambal subsidi BBM.

4 Januari 2018 | 09.45 WIB

Petugas bersiap melayani warga pada peresmian SPBU Modular di Kecamatan Paloh, Sambas, Kalimantan Barat, 15 Oktober 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Perbesar
Petugas bersiap melayani warga pada peresmian SPBU Modular di Kecamatan Paloh, Sambas, Kalimantan Barat, 15 Oktober 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus memantau perubahan harga minyak mentah dunia yang kini sudah bertengger di level US$ 60 per barel, lebih tinggi daripada asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018, yang sebesar US$ 48. Subsidi BBM pun diperkirakan bakal naik.

Direktur Jenderal Anggaran Askolani mengatakan harga minyak dunia masih sangat sulit ditebak arahnya.

Baca juga: Pertamina Tagih Sri Mulyani Lunasi Utang Subsidi Solar 30 T

“Kami jalani dulu dalam beberapa bulan pelaksanaan APBN 2018, baru kemudian kami mendapatkan arah yang lebih pasti,” ujar Askolani, seperti dikutip Koran Tempo, Kamis, 4 Januari 2018.

Askolani menegaskan, pemerintah akan mengambil langkah antisipasi dalam hal pergerakan harga minyak. Namun dia enggan menjawab tentang kemungkinan pemerintah mengurangi jumlah subsidi energi. “Tidak sekarang ya, baru satu minggu, terlalu dini untuk mengambil kebijakan,” katanya.

Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Satya Yudha menyatakan lonjakan harga minyak otomatis akan mengubah besaran subsidi. Dia menyarankan pemerintah segera mengajukan APBN Perubahan 2018 dan menjaga subsidi energi dari sisi volume. “Range asumsi harga US$ 60-65 lebih reasonable,” tuturnya.

Menurut Satya, pemerintah masih membebankan biaya pengadaan bahan bakar kepada Pertamina saat harga naik. Kebijakan itu, kata dia, memang tak berimbas pada tambahan subsidi. “Namun carry over pembayaran ke Pertamina dan PLN bisa menimbulkan pendapatan keduanya terus tergerus.”

Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut Satya, pemerintah perlu mengusulkan perubahan asumsi harga minyak dalam APBN Perubahan. Dia menyarankan pemerintah menjaga subsidi energi, khususnya dari sisi volume dengan mekanisme distribusi tertutup.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menyarankan pemerintah menyiapkan antisipasi atas lonjakan harga minyak. “Ada beberapa opsi, strategi konkretnya adalah menaikkan pos belanja subsidi atau mengambil anggaran pos belanja lain yang berlebihan,” ucapnya.

Bhima menambahkan, pos anggaran yang bisa dialihkan adalah belanja infrastruktur yang besarnya Rp 410 triliun untuk menutup sekitar Rp 100 triliun. “Jadi proyek infrastrukturnya bisa ditahan atau dibuat multiyears,” ujarnya. Bhima memperkirakan subsidi energi pada tahun ini sekitar Rp 118 triliun. Opsi lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah membebankan tambahan subsidi kepada Pertamina dan PLN.

Menurut Bhima, opsi menaikkan harga BBM dan tarif listrik tidak populis. “Karena kondisi daya beli masyarakat masih lemah, jadi sedikit tekanan saja akan menaikkan inflasi dan mempengaruhi kemiskinan,” katanya. Terlebih, Indonesia memasuki tahun politik dengan penyelenggaraan pilkada serentak pada tahun ini dan pemilihan presiden pada 2019. 

Nilai total subsidi energi pada 2017 membengkak Rp 7,7 triliun. Realisasinya melebihi anggaran yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 sebesar Rp 89,9 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembengkakan subsidi ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah dunia yang melebihi perkiraan pemerintah. Pemerintah memproyeksikan harga minyak mentah senilai US$ 45 per barel. Harga minyak mentah Indonesia pada November lalu rata-rata US$ 60. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

                                  APBN 2017     Realisasi 2017       APBN 2018
Asumsi Harga Minyak  US$ 45             US$ 50                   US$ 48
Subsidi Energi             Rp 89,9 triliun   Rp 97,6 triliun        Rp 94,5 triliun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Rincian realisasi 2017

Subsidi BBM dan LPG 3 kg: Rp 47 triliun dari target APBNP Rp 44,5 triliun
Subsidi listrik: Rp 50,6 triliun dari target APBNP Rp 45,4 triliun  
Target Subsidi Energi 2018: Rp 94,55 triliun

Rincian target
Subsidi BBM dan LPG 3 kilogram: Rp 46,86 triliun
Subsidi listrik: Rp 52,66 triliun 

Sumber: APBN 

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus