Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Hikayat kambing

Sri harti alias darsih, 45, merasa kesepian setelah ditinggal mati suaminya. ia memelihara 2 ekor kambing, rosa dan rasa. kambing itu disusui, disuapin bahkan dimandikan. seperti layaknya manusia.

2 Juni 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAYANG anak dilecuti, sayang kambing disusui. Inilah ungkapan kasih sayang model baru yang dikerjakan Nyonya Sri Harti alias Dasri, 45 tahun. Dua tahun silam suaminya meninggal -- tanpa memberikan anak -- dan kini dia menumpang di rumah kakaknya di Kampung Kepanjen, Tegal, Jawa Tengah. Pondokannya ruangan berdinding gedek berlantai tanah seluas 2 x 3 meter. Meski sehari-hari bekerja di sebuah toko di kotanya, Dasri tak mudah menghalau kesepian jika sudah di rumah. Maka, untuk teman tidur dibawanyalah Rosa dan Rasa. Kedua nama itu milik sepasang kambing. Dasri tidur di balai-balai bambu dan kedua kambingnya bergolek di lantai. Perkerabatannya bukan sekadar sekamar. Dua hewan itu bahkan diberinya baju, yang dijahit sendiri oleh Dasri. "Kalau mereka tidak pakai baju, saya takut mereka nanti masuk angin," katanya. Lebih dari itu, ketika makan, kedua kambing tadi disuapi dengan sendok yang dipakainya. Apa yang ia makan, keduanya memakannya. Ya, pokoknya sepiring bertiga. Kambing yang dibelinya dari tetangga sejak bayi itu dirawatnya berlebihan, sampai disusui, layaknya menyusui bayi sendiri. "Kasihan, karena keduanya tidak lagi diteteki ibunya sejak berada di sini," cerita Dasri kepada Heddy Lugito dari TEMPO. Kemudian dua kali seminggu Rosa si betina dan Rasa si jantan dimandikan, lengkap pakai sabun. Sehingga ini pengalaman baru bagi masyarakat kambing: ternyata tidak tabu kena air. Dan jika si kambing sakit, Dasri juga bertindak menjadi dukunnya. "Saya carikan obat, dan kalau mereka capek saya pijiti," tutur wanita kurus dan berkulit hitam manis ini. Bisa dibayangkan betapa mulusnya kambing piaraan Dasri. Tapi, jangan coba-coba menawarnya, berapa pun harganya dia tak bakal melepasnya. "Sebab, pasti nanti disembelih. Menyembelih mereka sama saja dengan menyembelih saya," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus