Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Hikayat pahlawan sejuta dollar

Joey coyle, penemu uang sejumlah us$ 1,2 juta kemudian dibagi-bagikan kepada tiap orang. ternyata milik perusahan mobil angkutan berlapis baja, purolator armored ind.

18 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU aku punya uang 600 juta, kubelikan kau sebuah istana paling megah di sebuah daerah rel estate yang paling mahal." Ini rayuan gombal. Di Amerika Serikat bunyinya barangkali agak lain. "Kalau aku punya 1 juta dollar, kita akan keliling dunia. Berbulan madu di Monte Carlo, dan berlibur di Kepulauan Fiji." "Kalau aku punya uang sejuta dollar, kubagi-bagikan kepada setiap orang," kata Jey Coyle. Eh, apa dia sinting. Tidak, dia tidak sinting. Dan uang seiuta dollar memang dibagi-bagikannya. Joey bukan pelawak yang lagi membual. Juga bukan tokoh edan dalam film avant-garde-nya Woody Allen. Ia penganggur, tinggal di bagian selatan Philadelphia, daerah pemukiman keturunan Irlandia. Luntang-lantung macam dia banyak di sana -- para penerima dana pengangguran dari pemerintah, di tengah kekayaan Amerika Serikat. Joseph John Coyle, begitu namanya yang benar. Berumur 28 tahun, sejak dulu sudah cukup dikenal di tempatnya tinggal -- daerah Wolf dan Swanson. Bukan karena dia terlalu luar biasa, tapi karena dia biasa ngobrol dengan semua orangj keluar masuk bar dan apa lagi. Suatu pagi, di bulan Februari, entah dari mana ia menumpang sebuah truk bersama seorang kawan. Jadi bertiga, mereka dalam truk -- dengan sopir. Tiba-tiba di perialanan, mereka tersendat karena sebuah mobil angkutan di muka mereka masuk lubang jalanan. Terguncang agak kuat, namun tetap jalan. Itu kejadian biasa saja -- kalau sebuah kotak aluminium tidak terjatuh dari, mobil itu. Nah. kalen aluminium itu yang mengubah hidup Joey. Isi kotak itu dua kantung besar berisi duit. Total jumlahnya US$ 1,2 juta, terdiri dari pecahan US$ 100 yang tidak urut nomor serinya. Uang itu hasil bayaran - bukan dari bank. Karena itu nomor serinya akan tidak mudah ditelusuri. Konon, ketika Joey mahfum apa yang ditemukannya, ia tertawa terbahak-bahak sampai hampir putus urat lehernya. Sembari menendang kaleng aluminium itu ke pinggir jalan, Joey menggembol isinya -- kemudian berlalu. Seperempat jam sesudah itu mobil angkutan yang naas balik mencari kaleng aluminiumnya. Runyam. Pengemudi dan para pengawal bengong seperti mimpi. Kotak uangnya yang terjatuh kosong ludes. Mobil itu milik perusahaan mobil angkutan berlapis baja, Purolator Armored Inc. yang punya pangkalan di blok Swanson, di kampung Joey sendiri. Apa yang kemudian dilakukan Joey, persisnya tak pernah terungkap. Kecuali ia membagi-bagikan "durian super" itu. Belakangan, ketika diadakan penyelidikan, tak ada saksi yang mau bicara terus terang. Betapa tidak: semuanya bisa dikata terlibat. Harian The Wall Street Journal mencatat: polisi segeri tahu uang sejuta yang hilang itu tak jauh-jauh terbangnya -- karena masyarakat di sekitar Philadelphia Selatan tiba-tiba menunjukkan gejala aneh. "Setiap orang gelagapan, bingung mau berbuat apa dengan setumpukan tebal uang di tangan," tulis Eik Larson dari koran itu. Joey memang punya reaksi tak sama dengan kebanyakan orang -- yang biasanya celingusan, ngumpet kalau menemukan uang dan menghitungnya di bawah kolong. Paling jauh menciprat-cipratkan rezeki sekedarnya pada sejumlah kerabat. Kalau beberapa saksi mata bisa dipercaya, Joey konon membagi-bagikan uang seperti orang membagikan iklan selebaran. Ada malah yang mengatakan ia menghambur-hamburkan uang -- dalam arti sebenarnya -- seperti raja-raja dalam hikayat lama. "Walah godaan yang tak mungkin bisa dihindari," kata Thomas Williams, seorang pemabuk yang diwawancarai di Suite's Bar. "Di tengah kesibukan, orang jadi pada edan. Aku sendiri lupa daratan. Padahal kalau kuingat-ingat, baiknya uang-uang itu kukumpulkan, kubawa pulang untuk membayar utang." Lalu pemabuk lain yang sedang kurang ingatan menimpali: "Aku bisa ke Brazil, mendengarkan musik Brazil, aku suka musik itu. Lalu setiap Natal kukirim kartu ucapan selamat ke Purolator Armored Inc. sambil kutempeli kartu itu dengan lembaran US$ 100." Entah betul entah tidak, ceritacerita itu. Tapi kepopuleran Joey sesudah peristiwa itu agaknya menguatkan kesaksian. Secara tak masuk akal, dalam waktu singkat ia jadi pahlawan di lingkungannya. Juga dalam waktu tak terlampau lama toko-toko dan penjaja di pinggir jalan mengacung-acungkan kaus oblong dengan gambar tampang Joey. Bertuliskan: "He is A Hero" DIA memang pahlawan," kata Marc Polish yang memproduksi kaus Joey. Dan dari pengusaha ini polisi bisa mendapat jawaban yang sedikit bermutu. "Anda tak bisa berbuat banyak,'' kata si ahli kaus. "Uang yang anda cari itu sudah tersebar ke mana-mana, dan tak seorang akan mau mengembalikannya." Kedudukan Joey sebagai pahlawan, menurut pengusaha ini akan mempersulit yang berwajib menelusuri jejak si uang -- juga menuntut Joey. "Semua orang mencintainya. Dan semua orang membeli kaus saya," kata Marc Polish lagi. "Termasuk dua orang jaksa, beberapa polisi, beberapa staf Purolator Armored Inc. dan beberapa sopir perusahaan itu sendiri." Begitu populernya Joey. Umpama ia mau mencalonkan diri jadi senator besar kemungkinan ia bakal terpilih -- setidaknya oleh para penganggur dan remaja iseng yang jumlahnya memang tidak sedikit. Purolator Armored Inc. tentu saja tidak tinggal diam. Selain menyerahkan kasusnya kepada polisi, perusahaan itu membentuk sebuah divisi penyelidik dipimpin seorang detektif muda, Pasquale Laurenzi namanya. Tindakan pertama, bersama polisi: mencari Joey Coyle. Mereka memasang iklan, minta agar masyarakat memberi keterangan. Hasilnya cukup bikin puyeng. Telepon tak habisnya berdering. Sampai-sampai telepon jarak jauh -- dari Texas. Tapi tak satu keterangan bisa dimanfaatkan. Penelepon umumnya sekedar omong kosong, mengatakan mereka tahu Joey Coyle. Kan dia populer Tapi buktinya tak ada. BAHKAN pofsi dan divisi detektif salah tangkap orang, suatu kali. Mereka menggaet seorang bernama John Joseph Cyle. Entah apanya Joey Coyle alias Joseph John Coyle. Jadi terbaik. Wajahnya memang mirip dan tatoo di badannya pun boleh dikatakn sama. Tapi akhirnya perusahaan Purolato terpaksa membayar ganti rugi. . . Divisi Purolator pun mencoba sebuah usaha yang hampir-hampir tak masuk akal: menelusuri pecaban US$ 100 yang tersebar. Karena nilainya US$ 1,2 juta, jumlahnya jadi 12.000 lembar. Lagi-lagi lewat iklan Purolator minta agar kasir, pemilik toko, perusahaan gas, perusahaan listrik dan sebagainya mengabari polisi kalau menerima lembaran US$ 100. Gila. Usaha ini pun sia-sia -- sudah diduga. Sekali lagi telepon kebagian tugas berat, berbunyi terus. Hampir semua kasir yang menerima pecahan US$ 100 berniat membantu. Tapi bagaimana mau menelusurinya? Jumlahnya lewat batas, jadi tidak lucu. Di tengah keputusasaan itu perusahaan mobil lapis baja yang kehilangan tersebut mengambil tindakan yang lebih ganjil lagi. Mereka menyewa beberapa ahli hipnotis dan orang-orang yang mampu melihat jauh -- semacam dukun -- untuk memeriksa beberapa orang yang bersedia menjadi saksi, dan menelusuri duit-duit yang terbang, dan melacaki Joey dengan kemampuan telepatis. Penyelidikan ini pun dapat kesulitan. Umpama toh ada bukti segala yang menyangkut Joey Coyle, urusannya sudah tak mudah. Tukang kutil kelas berat itu kini didampingi seorang pengacara, A. Charles Peruto Jr. namanya. Joey membayar pengacara ini dengan hanya perjanjian: si ahli hukum akan mendapat persentase untuk setiap tulisan dan film tentang Joey. Sudah tentu pengacara itu bersemangat, dan gagasan itu pasti datang dari dia. Ahli hukum itu menjelaskan: Paramount Pictures, 20 th Century Fox dan Columbia Pictures kini sedang bersaing untuk mendapatkan cerita Joey. Tapi sampai kini kontrak belum lagi diteken. "Saya tak habis pikir," kata Kapten Robert Casey, Kepala Polisi Philadelphia Selatan "moral apa yang dipakai orang Amerika sekarang. Pengutil itu memang belum tentu berlindak kriminal. Tapi mereka jangan menjunjung dia sebagai pahlawan dong." Sang pahlawan sendiri dalam pada itu tak begitu ambil pusing. Ia membuat berbagai perjalanan. TERAKHIR ke New Jersey, dan berniat tinggal disana untuk sementara. Konon suatu kali ia salah alamat -- dan seseorang yang tak dikenalnya membuka pintu. Kontan saja ia memberi beberapa lembar US$ 100 sambil minta maaf. Yang diberi bengong, tentu. 4 Maret lalu, baru pahlawan sejuta dollar ini tertangkap. Terciduk di Pelabuhan Udara Internasional Kennedy, New York, ketika sedang bersiapsiap terbang ke Mexico. Padanya ditemukan uang US$ 100.000, pecahan US$ 100 yang disembunyikan di sepatu boot yang digunakannya. Tapi penangkapan tersebut ternyata tak sederhana. Robert Casey, sang kepala polisi, puyeng berkunang-kunang. Jaksa distrik pun ragu-ragu membuat tuntutan pada si pengutil sejuta dollar. Harold Kane, pengacara baru Joey -- menggantikan Peruto J r. dengan alasan yang tak jelas -- menakut-nakuti pengadilan. "Kalian akan mendapatkan kesulitan untuk mengirim Joey Coyle ke penjara. Tak seorang pun sependapat dengan kalian, bahwa Joye Coyle telah melakukan tindakan kriminal," katanya. Bukan cuma pengacara itu yang membela sang pahlawan boros. Marc Polish, si pengusaha kaus, ikut-ikutan pula. "Semua orang tak menuntut Joey. Aku telah menjual ribuan kaus, dan dari setiap lembar Joey mendapat bagian US$ 6." Pengusaha ini malah kemudian memproduksi kaus baru. Kali ini bertuliskan: "Bebaskan Joey". Tapi ada juga yang kalimatnya agak memberi nasihat: Easy Colle Easy Go. Dan lagi-lagi laku keras. Orang ramai berdebat: mengapa sampai Joey tertangkap. Sebagian menganggapnya bodoh. "Kalau cuma US$ 100.000 yang digaetnya, lebih baik sejak dulu-dulu ia kembalikan seluruh uang yang ditemukannya, dan ia akan dapat US$ 50.000 sebagai hadiah Purolator," kata pemabuk Thomas Williams, masih di Spite's Bar. Entah bagaimana keriuhan ini bisa mempengaruhi penegak hukum-buntutnya jaksa distrik merasa tak kuat menuntut Joey Coyle. Dan Joey dibebaskan beberapa hari kemudian. "Tuduhan ia melakukan pencurian tak cukup kuat," kata jaksa. Memang hebat hukum di AS. Tapi Robert Casey, si kepala polisi, tak mau menyerah. Ia mengerahkan anak buahnya untuk terus mengusut kasus yang mirip cerita Robin Hood itu. Alat negara ini, yang di negara lain sering disebut penguasa, kini jadi kelompok minoritas yang menghadapi kekuasaan massa. Casey mengulangi lagi usahanya menelusuri pecahan US$ 100 yang tersebar -- kali ini besar-besaran. Juga memeriksa beberapa orang yang diduganya bisa memberi bukti. Kali ini ia menggunakan muslihat. Selain Francis Santos, kawan dekat I oey yang tertangkap bersama sang pahlawan di New York, John Behlau dan John Penock yang bersama Joey menemukan uang jatuh pun dibujuk untuk mengaku. Beberapa bulan kemudian Robert Casey mengumumkan hasil penyelidikannya. Entah gertak sambal, entah sungguhan, ia mengatakan sudah berhasil menelusuri semua peQhan US$ 100 yang hilang. Dari jumlah total US$ 200.000 dinyatakan hilang -- dan itulah yang dianggap dicuri Joey Coyle. Tak disebutkan apakah Casey menggunakan semacam dukun atau komputer untuk menelusuri pecahan US$ 100 yang nomor serinya tak urut itu. Ini luar biasa. Tapi pernyataan sang kepala polisi rupanya meyakinkan. Sebagai rasa terima kasih, ia demonstratif membagibagikan penghargaan kepada anak buahnya -- sebuah plat logam dengan gambar US$ 100. Dan yang paling menantukan, bukti-bukti yaag dikumpulkan Casey membangun keberanian jaksa distrik. la menangkap Joey Coyle untuk kedua kalinya -- Mei yang lalu. Mampukah jaksa distrik menuntut Joey, sang pahlawan? Benar kuatkah bukti yang dikumpulkan polisi? Apa pun keputusan pengadilan, predikat pahlawan toh tidak ditentukan di sidang itu. Bukankah "pahlawan" tak butuh pengakuan resmi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus