Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Hilmar Farid

Diplomasi Kebudayaan di Eropa

24 Desember 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hilmar Farid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDONESIA menjadi negara tamu dalam Europalia, festival kebudayaan di Eropa, mulai Oktober lalu hingga Januari mendatang. Sejumlah karya tari, musik, film, dan seni rupa seniman kita ditampilkan di festival yang penyelenggaraannya berpusat di Belgia itu. Ada tiga pameran utama dalam Europalia Indonesia 2017, yakni "Ancestors and Rituals", "Archipelago: Kingdoms of the Sea", dan "Power and Other Things".

Indonesia merupakan negara tamu kedelapan di luar anggota Uni Eropa dalam festival yang digelar sejak 1969 itu. Sebelumnya, ada Jepang (1989), Meksiko (1993), Rusia (2005), Cina (2009), Brasil (2011), India (2013), dan Turki (2015). Strategi kebudayaan Indonesia dalam Europalia tak lepas dari kebijakan yang dirancang Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Selain di Europalia, Hilmar turut andil dalam penyelenggaraan Festival Gamelan Internasional di London, Inggris, pada September lalu.


Dodo Hartoko, Melati Suryodarmo | Dua Otak Biennale

DUA perhelatan besar seni rupa digelar dalam waktu hampir bersamaan akhir 2017. Di baliknya adalah Melati Suryodarmo, yang menjadi Direktur Artistik Jakarta Biennale, dan Dodo Hartoko, sebagai Direktur Biennale Jogja. Dua biennale ini memilih pendekatan berbeda.

Sebagai seniman performance, Melati merancang Jakarta Biennale menjadi etalase karya seni rupa sekaligus aksi performance yang beberapa durasinya berjam-jam. Mengangkat tema "Jiwa" dan bertempat di Gudang Sarinah Ekosistem, model ini belum pernah ada dalam sejarah Jakarta Biennale. Adapun Biennale Jogja, yang berlangsung di Jogja National Museum, memilih peserta dari perupa muda dengan karya segar. Bertema "Age of Hope", biennale ini mendatangkan 12 perupa Brasil.


Mouly Surya | Sutradara Perempuan dengan Ide Cerita Tak Lazim

FILM Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak karya sutradara perempuan Mouly Surya adalah film layar lebar pertama dan satu-satunya film asal Indonesia yang berhasil terseleksi untuk ditayangkan di Quinzaine des Realisateurs. Film ini memukau dewan juri festival film prestisius yang paralel dengan Festival Film Cannes, Prancis, itu.

Ide cerita film ini berani. Tak lazim. Tentang seorang perempuan di sabana Sumba yang diperkosa, lalu membunuh pemerkosanya, memenggal kepalanya dan membawanya ke mana-mana. Film ini tidak sadis, tapi surealis dan eksotis. Di Tanah Air, Marlina membawa angin segar persinemaan Indonesia.


Nano Riantiarno | Empat Dekade Teater Koma

TEATER Koma mementaskan lakon Opera Ikan Asin di Teater Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada 2-5 Maret lalu. Sutradara sekaligus otak kreatif Teater Koma, Nano Riantiarno, menampilkan pertunjukan itu untuk menandai 40 tahun eksistensi kelompok teaternya. Opera Ikan Asin pertama kali dipentaskan pada 1983. Hingga kini, Teater Koma menjadi satu-satunya kelompok teater kita yang mampu menggelar dua pertunjukan rutin setiap tahun. Pada 10-19 November lalu, Nano dan kawan-kawan mementaskan lakon Sie Jin Kwie: Melawan Siluman Barat di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pertunjukan itu adalah jilid keempat seri Sie Jin Kwie. Bertahan selama 40 tahun bukanlah hal yang mudah untuk sebuah kelompok teater. Dan Nano membuktikannya.


Rahayu Supanggah | Gamelan dan Film Bisu

KOMPOSER gamelan Rahayu Supanggah berkolaborasi dengan sutradara Garin Nugroho dalam world premiere film Setan Jawa di Arts Centre Melbourne, Australia, pada 24 Februari lalu. Orkestra gamelan Jawa pimpinan Supanggah secara langsung bersama Orkestra Melbourne mengiringi film bisu hitam-putih karya Garin yang bercerita tentang pesugihan itu.

Setelah dari Australia, Setan Jawa beserta orkestra gamelan Supanggah tampil di beberapa negara, antara lain Singapura, Belanda, dan Inggris. Komposisi gamelan Panggah mampu menghidupkan film bisu Garin. Komposisi gamelan Panggah demikian kaya. Selain mementaskan Setan Jawa, Supanggah aktif merancang Festival Gamelan Internasional di Inggris pada September lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus