Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ht made in temanggung

Dengan rp 10.000,- sukma dan sumiherwanto merakit pesawat interkom untuk komunikasi antar rt/rw perumahan maron baru. undangan rapat rt, kursus bahasa inggris & membuat pr dilakukan via interkom. (ina)

6 September 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BREAK! Break! .... Malam ini harap waspada. Ada orang yang mencurigakan." Begitu pesan lewat pesawat interkom di suatu malam, terdengar di rumah-rumah penduduk Perumahan Maron Baru, dua kilometer di luar Kota Temanggung, Jawa Tengah. Yang memberi pesan: penduduk yang terjaga. "Pokoknya, siapa yang terjaga dan melihat keganjilan di kompleks, dialah yang meng-call warga," kata Capa (Pol) Sumrman yang juga warga. Sejak awal bulan lalu, ke-37 buah rumah di kompleks ini dipasangi pesawat interkom. Pesawat ini kecil, hampir sebesar HT 2 M (yang dipakai ORARI), tetapi hubungan rumah ke rumah memakai kabel. Harganya Rp 10.000 sebuah. Murah, karena onderdilnya dibeli di toko-toko, kemudian pesawat dirakit sendiri -- oleh Sukma dan Sumiherwanto, keduanya lulusan STM Dr. Sutomo, Temanggung, penduduk situ juga. "Pesawat ini tak mengganggu frekuensi udara. Tapi supaya keren, percakapannya meniru ORARI: break! break!" Sumi bertutur. Jadi, inilah pertama kalinya ada kampung di Indonesia -- dan agaknya di mana-mana juga -- yang rapat RT dan RW-nya diselenggarakan tanpa surat undangan, cukup dengan brik-brik tadi. Siang hari, anak-anak sekolah menggunakan pesawat itu untuk mencocokkan PR. "Kami juga kursus bahasa Inggris lewat interkom," kata Sumi, orang yang menemukan pesawat itu. Istilah "menemukan" memang tepat, karena berbeda dari interkom biasa, yang made in Temanggung ini bisa dipakai untuk pembicaraan kelompok -- asal ada yang bertindak sebagai lurah, yang mengatur pcrcakapan. Para ibu pun bisa menggunakan pesawat ini untuk, biasalah, ngobrol ini-itu. Apakah pesawat ini tak malah merenggangkan pergaulan langsung sesama warga? "Lha, sebelum ada interkom, penghuni di sini sudah jarang bertemu. Sekarang malah bisa bertemu di udara," kata seorang warga. Maklum, seperti perumahan yang dibangun BTN umumnya, kampung ini dihuni orang-orang sibuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus