Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Authority Investment (INA) berencana untuk mengembangkan kendaraan listrik di Tanah Air. Dalam pengembangannya, INA mengumpulkan dana sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 31 triliun dari dua produsen baterai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua perusahaan yang dimakdus adalah Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan CMB International. Hal itu dibenarkan langsung oleh Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah dalam acara KTT B20, Senin, 14 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Besaran dana yang akan kami umumkan diperkirakan 2 miliar dolar AS. Ini akan diinvestasikan mayoritas di Indonesia,” kata dia seperti dikutip Tempo.co dari situs berita Antara hari ini, Selasa, 15 November 2022.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa INA bakal mengembangkan electric vehicle (EV) dalam rangka mengurangi emisi karbon. Selain itu pihaknya juga berencana untuk mendorong laju adopsi kendaraan listrik dan penetrasi pasar.
INA sendiri memiliki alasan mengapa mereka berusaha untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Menurut mereka, kendaraan listrik diperkirakan bakal semakin maju dan pasarnya berkembang pesat.
“Tidak dapat disangkal, rantai nilai ke ujung untuk EV sangat besar. Pada 2030 sampai 2035 semua mobil diharapkan 100 persen listrik,” ujar Ridha menambahkan.
Langkah tersebut sesuai dengan visi dan misi pemerintah dalam menyambut era elektrifikasi di Tanah Air. Pemerintah saat ini telah menetapkan target produksi mobil listrik sebanyak 600 ribu unit dan 2,5 juta motor listrik unit pada 2030 mendatang.
Menurut Ridha, pasar sepeda motor listrik di Indonesia adalah peluang besar karena pada 2025 penjualannya diproyeksikan bakal mencapai 2,1 juta. Sedangkan untuk penjualan mobil listrik ditargetkan mencapai 400 ribu unit.
ANTARA
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto