Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Isuzu Astra Motor Indonesia masih mengandalkan model Isuzu Panther di segmen pasar diesel tipe 4x2 pada segmen 1.501 cc hingga 2.500 cc. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan dari pabrik ke dealer atau wholesale Isuzu pada segmen tersebut mencapai 219 unit, turun 35,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari jumlah tersebut, model Panther mendominasi penjualan dengan raihan 216 unit. Realisasi itu turun tipis sebesar 7,6 persen apabila dikomparasi dengan capaian 2019, yang melego 234 unit. Adapun, model Mu-X hanya terjual 3 unit sepanjang tahun berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mobil yang pernah ditahbiskan sebagai ‘Rajanya Diesel’ ini kemungkinan besar akan berhenti diproduksi dan dipasarkan pada 2021 seiring berlakunya standar emisi Euro 4 untuk kendaraan diesel di Indonesia. Namun, ditundanya penerapan kebijakan tersebut hingga 2022, setidaknya memberikan napas baru bagi Isuzu untuk melanjutkan penjualan Panther.
“Dengan mundur 1 tahun, artinya Panther masih ada napas. Siapa tahu kebijakan Euro 4 untuk kendaraan diesel tidak jadi lagi pada 2022, sehingga Panther masih akan tetap ada,” ujar General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril, beberapa waktu lalu.
Isuzu Panther diproduksi sejak 1991 dan menjadi pesaing Toyota Kijang dan Mitsubishi Kuda di segmen mobil serbaguna medium. Panther tersedia dalam beberapa varian seperti Royale pada era 1990-an, LS, Touring, dan Grand Touring, serta pikap Isuzu Panther.
Saat ini, Isuzu Panther hanya diproduksi dan dipasarkan di Indonesia. Filipina adalah negara terakhir yang memasarkan Panther dengan nama lain Crosswind, menyusul penerapan standar emisi Euro 4 di negara tersebut sejak awal 2018.
BISNIS