Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Temuan duit Rp 180 juta dan US$ 30 ribu di ruang kerjanya di kantor Kementerian Agama membuat posisi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, 57 tahun, kian terjepit. Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan duit itu saat menggeledah ruangan Menteri Agama pada Senin, 18 Maret lalu. Penyidik menyegel ruangan Menteri Lukman berselang beberapa jam setelah meringkus Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy karena menerima suap dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Haris Hasanudin dan Kepala Kantor Kementerian Agama Gresik, Jawa Timur, Muafaq Wirahadi. Romahurmuziy alis Romy diduga berdagang jabatan di Kementerian Agama. Kewenangan pengisian jabatan itu berada di tangan Menteri Agama.
Anggota Majelis Tinggi PPP ini belum bisa diwawancarai khusus mengenai temuan uang tersebut dan kasus yang menjerat Romy. Melalui pesan WhatsApp, Lukman memberi tanggapan atas surat permohonan wawancara yang dikirimkan ke kantor dan rumah pribadinya di Ragunan, Jakarta Selatan. “Akan saya jelaskan semua setelah memberikan keterangan ke KPK,” katanya. Sepanjang pekan lalu, Tempo beberapa kali mencegat Menteri Lukman di kantornya untuk wawancara singkat mengenai kasus tersebut. Wawancara juga dilakukan melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Penyidik menemukan uang ratusan juta rupiah di ruangan Anda. Dari mana asal-usul uang itu?
Secara etis, saya merasa tak baik kalau menanggapi hal-hal yang bisa jadi terkait dengan materi perkara kasus tersebut kepada publik sebelum lebih dulu saya menyampaikan keterangan resmi kepada KPK.
KPK mengatakan uang itu bukan honor, seperti yang Anda katakan kepada media melalui sejumlah pengurus Partai Persatuan Pembangunan....
Saya harus menahan diri untuk tak mengomentarinya semata karena saya harus menghormati institusi KPK. Pada saatnya, akan saya jelaskan semuanya.
Anda siap memberikan klarifikasi ke KPK?
Sesuai dengan pernyataan resmi saya kan sudah jelas. Bahkan saya mengajak semua aparatur sipil negara memberikan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum kita dalam rangka mengungkap kasus ini secara tuntas. Supaya ke depan kita bisa menatap lebih baik.
Seleksi jabatan tinggi di Kementerian Agama dilakukan secara terbuka sampai tahap wawancara. Keputusan menjaring satu dari tiga nama ada di tangan Anda. Kenapa bisa ada suap?
Kami akan melakukan evaluasi untuk menyelidiki soal ini. Akan ada upaya untuk memperbaiki sistem mutasi, promosi, dan kepegawaian yang ada di Kementerian Agama. Ini bukan hanya pelajaran, tapi peringatan keras bahwa kami harus introspeksi diri untuk memperbaiki sistem mekanisme internal sehingga peristiwa ini tidak terulang.
Saat penggeledahan, penyidik menemukan dokumen pengisian jabatan sejumlah kantor wilayah provinsi yang Anda teken. Anda tahu soal ini?
Saya tidak tahu. Saya kira beritanya sudah tersebar dan KPK telah memberikan keterangan resminya. Saya pikir apa yang dilakukan KPK sangat dimaklumi karena terkait dengan Kementerian Agama.
Ketika seleksi, nama Haris Hasanudin sudah dipermasalahkan karena dia pernah melakukan pelanggaran disiplin. Mengapa Anda tetap memilih dan melantik dia sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur?
Pertanyaannya sudah materi hukum. Intinya adalah kami melakukan proses pengisian jabatan sesuai dengan ketentuan regulasi perundang-undangan yang berlaku. Pada saatnya kami akan memberikan pernyataan lebih detail.
Tapi Anda mengetahui rekomendasi Komisi Aparatur Sipil Negara mengenai potensi pelanggaran dalam proses seleksi ini?
Saya tidak tahu, itu di KPK. Saya menahan diri untuk bicara....
Apa yang akan dilakukan Kementerian terhadap Haris Hasanudin dan Muafaq Wirahadi yang tertangkap menyuap Romy?
Keduanya akan langsung kami berhentikan. Kami menyadari betul kekecewaan dan kemarahan masyarakat atas peristiwa tersebut. Kementerian Agama menyampaikan penyesalan dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat.
Bagaimana Anda menjelaskan soal campur tangan Romy dalam pengisian jabatan di Kementerian Agama?
Sementara cukup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo