Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETAHUN menjabat Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara, Sofyan Basir dikecam sana-sini. Gara-garanya, berbagai persyaratan baru lelang proyek listrik 35 ribu megawatt dianggap menutup pintu kompetisi dan menguntungkan investor Cina. Soal pengajuan proposal maksimal satu bulan setelah request for proposal diumumkan, misalnya, tak memungkinkan investor Jepang dan Amerika Serikat mengikuti tender karena mereka membutuhkan persiapan empat-enam bulan. Penempatan duit garansi 10 persen dari total nilai proyek juga dinilai membebani calon investor.
Sofyan menanggapinya enteng. "Itu keluhan investor ecek-ecek," ujarnya kepada Ayu Prima Sandi seusai rapat pembiayaan program kelistrikan di Kantor Wakil Presiden, Kamis pekan lalu. Investor yang berkelas itu, kata Sofyan, adalah mereka yang sudah menandatangani proyek 17 ribu megawatt—dari 35 ribu megawatt yang digenjot pemerintah. Dari 17 ribu megawatt itu, investor Cina mendominasi pengadaan tenaga listrik swasta.
Kenapa kebijakan baru PLN seolah-olah hanya membuka pintu bagi Cina?
Kalian salah. Faktanya, investor Cina yang sekarang ini adalah BUMN Cina yang didukung pemerintah Cina. Lagi pula, sekarang ini saya membeli listriknya, bukan membangun pembangkit seperti dulu dilakukan perusahaan Cina. Kalau rusak, pembayaran dari saya akan berhenti. Bukankah itu jauh lebih cerdas?
Anda dikeluhkan pejabat negara lain dan para investor karena sulit dihubungi….
Kalau memang investor mengaku sulit ketemu, bagaimana bisa terealisasi 17 ribu megawatt? Sekarang tujuan investor itu apa? Menurut saya, isu itu tidak pas. Itu investor yang ecek-ecek, yang tidak jelas.
Benarkah Anda selama ini tidak nyaman dengan keberadaan Unit Pelaksanaan Program Pembangunan Ketenagalistrikan (UP3KN)?
Bukan tidak nyaman. UP3KN silakan memonitor atas apa yang sudah dijalankan PLN, tapi yang terkait dengan pengadaan listrik swasta (independent power producer). Itu batasannya.
Maksudnya, UP3KN tidak boleh ikut campur proyek yang dikerjakan sendiri oleh PLN?
Bukan tidak boleh mencampuri. Tapi kami memberikan batasan-batasan. Silakan Ketua UP3KN Nur Pamudji masuk hanya di proyek pengembangan independent power producer. Beliau jangan masuk proyek PLN. Penegasannya itu saja.
Kenapa Anda meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said agar Nur Pamudji dicopot?
Oh, tidak ada. Itu urusan Pak Sudirman Said.
Kenapa dalam beberapa pekan terakhir rapat monitoring UP3KN dengan PLN tidak berjalan?
Bukan tidak ada rapat. Tapi direkturnya sedang pergi tugas. Semua pegawai PLN bekerja luar biasa agar apa yang telah ditandatangani di Istana Negara tercapai. Fokus utama kesuksesan PLN adalah kesuksesan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kalau PLN tidak sukses mencapai lebih dari 10 ribu megawatt, kesuksesan Kementerian ESDM terganggu. Jadi setiap kesuksesan PLN itu bagian dari kesuksesan Kementerian ESDM. Itu yang penting.
Tapi kenapa negosiasi tarif pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berlarut-larut dan Anda dianggap tidak mendukung proyek energi terbarukan ESDM?
Media hanya membicarakan PLTP 1 hingga 4, yang sudah berjalan 30 tahun lalu. Wartawan bertanya dong kepada pihak-pihak yang menangani pembelian, apa memang tidak ada PLTP lain. PLTP Kamojang 5, yang baru beroperasi, dibeli dengan harga US$ 9,4 sen per kWh.
Apakah tidak ada konsultasi menjelang perjanjian tarif berakhir?
Saya tidak tahu kalau persoalan teknis di bawah.
Kalau PLN berkeberatan soal tarif listrik mini-hidro dan panas bumi, kenapa tidak Anda komunikasikan ke Kementerian ESDM?
Kalau urusan tarif listrik energi terbarukan, kami konsultasikan ke Kementerian ESDM. Tidak ke Kementerian BUMN. Yang kami diskusikan termasuk soal mahal-tidaknya harga, subsidi, beserta kebijakannya. Maka nanti akan keluar keputusan presiden. Kalau keputusan presiden sudah ada, akan kami jalankan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo