Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Iran Vonis Mati Jurnalis
Iran Vonis Mati Jurnalis
Iran Vonis Mati Jurnalis
TEHERAN – Iran menghukum mati jurnalis Ruhollah Zam karena tulisan di laman situsnya. Tulisannya dianggap membantu menginspirasi aksi demo memprotes ekonomi nasional pada 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rincian kejadian penangkapannya masih belum jelas. Meskipun tinggal di Paris, Zam kembali ke Iran dan mendapati dirinya ditahan pejabat intelijen. Juru bicara kehakiman Iran, Gholamhossein Esmaili, mengumumkan hukuman terhadap Zam itu kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ruhollah Zam mengelola sebuah situs web bernama AmadNews, di mana ia mengunggah informasi tentang para pemimpin Iran. Zam pertama kali ditangkap selama aksi protes Revolusi Hijau atau Green Revolution pada 2009 di Iran. Setelah itu, dia tinggal di pengasingan di Paris, tapi kembali ke Iran dan ditangkap pada Oktober 2019.
Zam kemudian muncul di televisi dalam tayangan video. Isinya, dia menawarkan permintaan maaf atas kegiatan masa lalunya. Zam, lewat aplikasi perpesanan Telegram, menyebarkan video tentang aksi protes pada 2017. Dia membagikan video demonstrasi tersebut, yang membuatnya terkenal luas pada saat itu. Belakangan, Telegram menutup saluran itu akibat keluhan dari pemerintah Iran.
Zam adalah putra ulama Syiah, Mohammad Ali Zam, reformis yang menjabat dalam posisi kebijakan pemerintah pada awal 1980-an. Sang ulama menulis surat yang diterbitkan media Iran pada Juli 2017, yang menyatakan dia tidak akan mendukung putranya atas pelaporan dan pesan AmadNews di saluran Telegram-nya.
GUARDIAN | ISRAELNATIONALNEWS | SUKMA LOPPIES
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo