Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menepis anggapan bahwa hubungan antar-partai politik pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin sedang renggang. “Sampai saat ini, kami yakin koalisi yang terbangun cukup baik," ujar Moeldoko di kantornya, kemarin. Pernyataan Moeldoko itu merespons sejumlah perbedaan sikap partai anggota koalisi mengenai format koalisi, terutama ihwal gagasan memasukkan Partai Gerindra ke koalisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senin lalu, sejumlah ketua umum partai politik pemerintah menemui Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem di Menteng, Jakarta Pusat. Mereka adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar; pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suharso Monoarfa; dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Salah satu poin hasil pertemuan itu adalah kesepakatan untuk tidak memperluas koalisi partai pendukung pemerintah. Pertemuan tersebut tidak melibatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang dianggap membuka peluang masuknya Gerindra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua hari kemudian, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Pertemuan itu tidak melibatkan Partai NasDem, Golkar, PKB, dan PPP. Pada waktu yang hampir bersamaan, Surya Paloh menggelar pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam pertemuan itu, Surya mengisyaratkan dukungan terhadap Anies untuk pemilihan presiden 2024.
Menurut Moeldoko, perbedaan sikap partai dalam koalisi adalah hal wajar. Begitu pula dengan adanya sejumlah pertemuan politik yang melibatkan pemimpin partai politik anggota koalisi dalam beberapa hari terakhir. Perbedaan pandangan itu belum bisa dimaknai sebagai keretakan dalam koalisi. “Bahkan koalisi itu bisa ‘plus-plus’," ujarnya.
Koalisi plus-plus yang Moeldoko maksudkan adalah kemungkinan bergabungnya partai politik dari luar partai anggota koalisi saat ini. Namun ia enggan membeberkan berapa tambahan anggota koalisi itu nanti. “Plusnya berapa, kita lihat nanti," ucapnya.
Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Usman Kansong, mengatakan tidak ada ketegangan antar-partai koalisi, termasuk PDI Perjuangan dengan NasDem. Menurut dia, NasDem memang mengharapkan Gerindra menjadi oposisi. Meski begitu, NasDem tidak mempersoalkan pertemuan antara Megawati dan Prabowo karena dalam pertemuan itu tidak ada pembicaraan tentang koalisi. “Kalau membicarakan koalisi, tidak mungkin Bu Mega sendiri, karena harus melibatkan partai lain," tuturnya.
Dia menuturkan pertemuan antara Surya dan Anies yang berlangsung bersamaan dengan pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan hal yang tidak disengaja. Pertemuan tersebut telah direncanakan jauh hari sebelumnya. “Atas permintaan Anies," ujarnya.
Anies mengatakan tidak ada pembicaraan mengenai pemilihan presiden 2024 dalam pertemuan dengan Surya Paloh. “Kami lebih banyak ngobrol tentang Jakarta," ucapnya, kemarin.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menuturkan Partai Gerindra dan PDI Perjuangan memiliki sejumlah garis dan konsep politik yang sama. Hal itu membuka peluang kerja sama dengan Gerindra. Namun keputusan untuk membangun koalisi dengan Gerindra ada di tangan Presiden Jokowi bersama para ketua umum Koalisi Indonesia Kerja. “Aturan politiknya begitu," kata dia.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, mengatakan Presiden Joko Widodo telah mengetahui agenda atau pertemuan pemimpin partai politik anggota koalisi. Termasuk pertemuan empat ketua umum partai di kantor DPP NasDem serta pertemuan Megawati dengan Prabowo. “Pertemuan Gondangdia (pertemuan empat ketua umum partai) itu silaturahmi biasa untuk menunjukkan soliditas. Sedangkan pertemuan Megawati-Prabowo itu pertemuan silaturahmi dua pemimpin partai politik," tuturnya.
Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani, menyebutkan para sekretaris jenderal partai anggota koalisi akan segera menggelar pertemuan membahas format koalisi ke depan. “Pasti akan terjadi diskusi mengenai perlu atau tidaknya menambah anggota koalisi," ujarnya. AHMAD FAIZ | BUDIARTI UTAMI PUTRI | AVIT HIDAYAT | FRISKI RIANA
Kurang Harmonis
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo