Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DARI pakaiannya Edy Rahmayadi bakal merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Saat berkunjung ke kantor pusat PDIP di Jakarta pada Ahad, 28 Juli 2024, Edy mengenakan kemeja perpaduan warna merah dan hitam—mirip dengan corak bendera partai itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gubernur Sumatera Utara 2018-2023 itu langsung diterima oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Tim Pemenangan Pilkada 2024 PDIP, Adian Napitupulu, di salah satu ruang rapat di lantai 2 gedung tersebut. “Ada pemahaman yang makin kuat,” ujar Hasto, menjelaskan hasil pertemuan tersebut kepada Tempo melalui pesan WhatsApp pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasto bercerita, pertemuan dengan Edy itu merupakan yang kedua kalinya. Dalam pertemuan pertama, Hasto dan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu beradu gagasan mengenai pemikiran Sukarno. Misalnya tentang pemikiran geopolitik Sukarno dan pembangunan militer pada awal pembentukan Republik.
Karena merasa klop, Hasto mengatur pertemuan lanjutan. Pada kesempatan kedua inilah terjadi penjajakan soal dukungan PDIP untuk Edy dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Rekomendasi untuk Edy tampaknya tinggal menunggu lampu hijau. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Eksekutif PDIP Deddy Yevri Sitorus menuturkan, Edy akan diundang dalam acara apel siaga partainya di Medan, 10 Agustus 2024. “Tapi rekomendasinya mungkin belum diberikan karena akan diputuskan Ibu Ketua Umum,” ucap Deddy, Selasa, 30 Juli 2024, merujuk pada Megawati Soekarnoputri.
Kepada sejumlah wartawan di Medan, Edy justru mengaku sudah mengantongi rekomendasi PDIP setelah bertemu dengan Hasto. “Rekomendasinya, saya ditugasi mencari sosok wakil gubernur,” tutur Edy pada Selasa, 30 Juli 2024. Sebagaimana Edy, Deddy Sitorus menyebut partainya juga belum menentukan calon wakil gubernur bagi Edy. “Kami punya banyak kader,” katanya.
Dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara pada 2018, Edy yang berpasangan dengan Musa Rajekshah berada di kubu yang berseberangan dengan PDI Perjuangan. Edy diusung oleh Partai Gerindra, Partai NasDem, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera. Adapun PDIP, yang berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan, mengusung Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus.
Sebetulnya dalam pemilihan gubernur tahun ini PDIP bisa mengajukan calon gubernur dan wakilnya sendiri. Perolehan kursi PDIP di dewan perwakilan rakyat daerah hasil pemilihan legislatif 2024 meningkat dari 19 menjadi 22. Jumlah kursi itu melebihi syarat untuk mengikuti pemilihan gubernur, yakni 20 persen dari jumlah kursi DPRD provinsi. Di DPRD Sumatera Utara ada 100 kursi.
Sejumlah petinggi PDIP bercerita bahwa pemilihan Gubernur Sumatera Utara penting bagi mereka karena melanjutkan kembali pertarungan dengan Presiden Joko Widodo. Hubungan PDIP dengan Jokowi memburuk karena berbeda pilihan dalam pemilihan presiden 2024. PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud Md., sedangkan Jokowi, yang juga kader partai banteng, mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Masalahnya, PDIP tak punya sosok kuat di Sumatera Utara untuk melawan Bobby Nasution, menantu Jokowi. Wali Kota Medan periode lalu itu sudah mendapatkan dukungan Partai Gerindra, Golkar, PKB, NasDem, PAN, Partai Demokrat, PKS, dan PPP. Karena itu, PDIP berpaling kepada Edy Rahmayadi, inkumben yang dianggap berani melawan Istana. Pada Juni 2024, Edy menyebut tak gentar melawan Bobby. “Sama mantunya malaikat pun kalau boleh kami lawan,” katanya.
Pertarungan PDIP dengan calon kepala daerah selera Jokowi juga terjadi di Jawa Tengah, yang merupakan kandang partai banteng. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Eksekutif PDIP Deddy Sitorus menuturkan, partainya punya resep khusus di provinsi tersebut. “Kalau mereka pasang cokelat, kami pasang hijau,” ujar Deddy.
“Cokelat” yang dimaksud oleh Deddy adalah Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Ahmad Luthfi. Luthfi sebelumnya menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan disebut bagian dari “Geng Solo” karena pernah bertugas di Solo, Jawa Tengah, sebagai wakil kepala kepolisian resor dan lalu kepala polres. Meski belum resmi menyatakan akan maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah, Luthfi sudah mendapatkan dukungan dari partai pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden lalu.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep bahkan telah menginstruksikan kader partainya untuk memenangkan Luthfi sebagai calon Gubernur Jawa Tengah. “Saya kira tidak perlu sebut nama. Depannya L,” tutur putra bungsu Jokowi tersebut saat meresmikan kantor PSI Boyolali di Jawa Tengah pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Sejumlah politikus Koalisi Indonesia Maju—koalisi partai pengusung Prabowo-Gibran—mengatakan Kaesang berpotensi menjadi calon wakil gubernur pendamping Luthfi. Apalagi pendukung Kaesang sudah bergerak ke berbagai pelosok Jawa Tengah untuk menggalang dukungan.
Untuk mencegah orang Jokowi berkuasa di kandang banteng, PDIP menyiapkan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Andika Perkasa, sebagai salah satu bakal calon gubernur. Andika sudah bergabung sebagai anggota PDIP dan menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud.
Kader PDIP Andika Prakasa hadir di pembukaan Rapat Kerja Nasional V PDIP di Ancol, Jakarta, 24 Mei 2024. Dok. Tempo/ Febri Angga Palguna
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Andika sudah bertemu dengan Megawati Soekarnoputri. Tapi Hasto tak merinci pembicaraan antara Megawati dan Andika. “Semua belum diputuskan oleh Ibu Megawati,” ujar Hasto. PDIP masih mengkaji opsi maju sendiri atau berkoalisi dengan partai lain.
Sejumlah politikus PDIP menyatakan salah satu skenario yang mencuat adalah memasangkan Andika dengan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Hendrar Prihadi. Perolehan kursi PDIP di DPRD Jawa Tengah sudah cukup untuk mengajukan calon gubernur-wakil gubernur sendiri. Dengan 33 kursi, jumlah itu melebihi syarat 20 persen total kursi DPRD sebanyak 120. Ditanyai soal kemungkinan maju di Jawa Tengah, Hendrar tidak mau berandai-andai. “Kita tunggu rekomendasi saja,” katanya pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Skenario lain adalah menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa. Nama Ketua PKB Jawa Tengah Yusuf Chudlori masuk radar PDIP untuk mendampingi Andika. Sekretaris PKB Jawa Tengah Sukirman mengakui partainya telah berkomunikasi dengan PDIP ihwal ini. “PDIP minta Gus Yusuf bergabung jadi wakil,” ucapnya pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Sejumlah petinggi PDIP meyakini pemilihan kepala daerah 2024 akan mempengaruhi hasil Pemilihan Umum 2029. Para kepala daerah akan berperan besar terhadap kemenangan partai atau calon presiden dalam pemilu. Karena itu, PDIP juga serius menyiapkan kandidat untuk pemilihan bupati dan wali kota guna mengantisipasi kemungkinan kalah dalam pemilihan gubernur.
Ihwal kabar bahwa sejumlah orang dekatnya maju dalam pemilihan, Jokowi menyatakan tak ikut campur tangan dalam penentuan calon kepala daerah. Menurut dia, pencalonan para kandidat merupakan kewenangan partai politik. “Saya bukan ketua partai. Saya bukan pemilik partai. Jadi jangan ditanyakan kepada saya,” ujarnya pada awal Juli 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Daniel A. Fajri, Francisca Christy Rosana, Jamal A. Nashr dari Semarang, dan Septia Ryanthie dari Solo berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Resep Khusus Melawan Menantu Malaikat"