Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mencatat 48 persen dari seluruh kelurahan di Ibu Kota atau 129 kelurahan rawan terendam banjir selama puncak musim hujan pada Februari nanti. Pemerintah DKI Jakarta pun menerapkan program person in charge (PIC) atau petugas penanggung jawab banjir untuk memantau dan melaporkan kondisi titik-titik rawan banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar mengatakan program ini terintegrasi dengan Jakarta Smart City di tingkat DKI. Relawan PIC banjir terdiri atas aparat sipil negara dan masyarakat. "Sosialisasi dilakukan supaya mereka memahami mekanisme pelaporan PIC," kata Anwar kepada Tempo, Rabu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan petugas yang menjadi PIC akan membuat laporan melalui aplikasi. Mulai dari wilayah yang terkena dampak sampai ketinggian genangan dilaporkan. Mekanisme pelaporan oleh PIC tersebut akan membuat penanganan banjir lebih cepat.
Sebanyak 615 relawan PIC untuk 47 kelurahan di Jakarta Timur dikumpulkan untuk mendapatkan penjelasan pada Selasa lalu. Menurut Anwar, sejumlah pemerintah kota di DKI mulai mensosialisasi mekanisme tugas PIC banjir di wilayahnya masing-masing. Dia berharap program PIC banjir bisa berjalan lancar berkat kemampuan kesigapan, keterampilan, dan pengalaman para relawan.
"Melalui gerakan relawan ini masyarakat bisa bersama-sama memahami tahapan mitigasi bencana," ujar Anwar.
Menurut Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur, Mustajab, dari seluruh titik wilayah banjir di Jakarta, 88 di antaranya berada di Jakarta Timur. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya proyek infrastruktur, seperti jalur kereta light rail transit (LRT).
Pemerintah Kota Jakarta Utara juga mengadakan sosialisasi dan perekrutan relawan PIC di ruang rapat Fatahillah Blok P Kantor Wali Kota pada Selasa lalu. Acara dihadiri perwakilan dari kecamatan, kelurahan, dan UKPD terkait. "Kita harus terus siaga," ucap Asisten Pemerintahan Jakarta Utara, Abdul Khalit.
Gubernur Anies Baswedan menyatakan optimistis program antisipasi banjir di Ibu Kota tidak terganggu, meski normalisasi sungai tahun depan terhenti. DKI akan berfokus membersihkan saluran air untuk menghilangkan genangan air. Antisipasi banjir juga dilakukan dengan meningkatkan respons dari semua satuan kerja perangkat daerah, sehingga banjir atau genangan bisa segera diatasi.
"Saya rasa kami semua bertanggung jawab," ujar dia di Jakarta Convention Center, Rabu lalu.
Adapun Kepala Dinas Sumber Daya Air, Teguh Hendarwan, mengungkapkan program antisipasi banjir dilakukan mulai dari hulu, tengah, hingga hilir. Salah satunya adalah pengerukan Kali Ciliwung di daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur, dan Bukit Duri, Jakarta Selatan. "Sepanjang 1,8 kilometer kami keruk," tutur dia beberapa waktu lalu.
Program lainnya, Teguh menambahkan, adalah menyiagakan pompa penyedot air. Dinas memiliki 436 pompa stasioner yang tersebar di 153 lokasi dan 102 pompa mobile. Sebanyak 92 persen dalam kondisi baik, 6 persen dalam perbaikan, dan 2 persen perlu diganti. GANGSAR PARIKESIT | M. JULNIS FIRMANSYAH | INGE KLARA
Menghadapi Ancaman Banjir
Program relawan banjir atau person in charge (PIC) adalah program penanggulangan banjir yang seragam dilaksanakan di tingkat kota. Program tersebut terintegrasi dengan Jakarta Smart City di tingkat Provinsi DKI Jakarta.
Berikut ini kawasan rawan banjir di DKI:
 Titik rawan banjir
Jakarta Timur
1. Kecamatan Ciracas
2. Kecamatan Cipayung
3. Kecamatan Pasar rebo
4. Kecamatan Kramat Jati
5. Kecamatan Jatinegara
6. Kecamatan Makasar
7. Kecamatan Duren sawit
8. Kecamatan Cakung
9. Kecamatan Pulogadung
10. Kecamatan Matraman
Jakarta Pusat:
1. Kecamatan Cempaka Putih
2. Kecamatan Menteng (depan Stasiun Cikini)
3. Kecamatan Pasar Baru
4. Terowongan apron di Kecamatan Kemayoran.
Jakarta Utara
1. Boulevard, Kelapa Gading itu
2. Jalan Yos Sudarso
3. Jalan Danau Sunter Utara di seberang Mal Artha Gading.
4. Pademangan
5. Jalan Gunung Sahari
6. Koja
7. Marunda
8. Kecamatan Penjaringan
Jakarta Barat
1. Cengkareng
2. Rawa Buaya
3. Kedaung Angke
4. Kalideres
5. Kembangan
6. Kebon Jeruk
 Jakarta Selatan
1. Manggarai Utara
2. Bukit Duri
3. Kebon Baru (Jembatan Kampung Melayu)
4. Rawa Jai (Belakang Mal Kalibata)
5. Pengadegan (Depan Mal Kalibata)
6. Pejaten Timur
7. Pol Pangan Sukatani
8. Jalan Nangka (samping Stasiun Tanjung Barat)
9. Kemandoran
10. Kuningan Barat (daerah Jalan Gatot Soebroto)
11. Poncol (Jalan Kapten Tendean)
12. Petogogan Kebayoran Baru (belakang kantor Wali Kota Jakarta Selatan)
13. Pondok Karya (dekat Kompleks Polri Tendean)
14. Pondok Jaya (daerah Pasar Mampang)
15. Shangrila Indah (Jalan Ciledug Raya)
16. Kompleks Deplu Bintaro
17. Cirendeu Permai (dekat Pasar Jumat)
18. Pasar Cipulir
19. Jalan Jamblang
20. Jalan Haji Aom (daerah Gandaria)
21. Paradise (Jalan Antasari arah Cilandak)
22. Kompleks Bank (Daerah Kemang)
 Sumber: Dinas Sumber Daya Air DKI
INGE KLARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo