Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Hani Sumarno, mengatakan perusahaan belum mengetahui jadwal pasti Formula E di DKI Jakarta. Menurut dia, penyelenggaraan adu balap mobil listrik itu masih menunggu keadaan ekonomi pulih setelah pandemi corona selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bahkan, mungkin saja baru diselenggarakan pada 2023," kata Hani saat dihubungi, Selasa, 22 Juni 2020. Adapun berdasarkan kalender penyelenggaraan, Formula E di Jakarta baru bisa dimulai pada 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Hani, Jakpro sebagai penyelenggara Formula E di Jakarta belum mendapatkan kepastian kapan bakal dimulainya balapan mobil itu. Sebab, saat ini seluruh dunia masih disibukkan dengan penanggulangan virus corona yang masih mewabah.
Jika lomba Formula E benar ditunda hingga 2022, kata Hani, uang yang telah disetorkan tidak akan hangus. "Ini kan keadaan force majeure. Mana ada uang hangus meski diundur. Bisnis kan juga menerapkan etika dan budaya," ucapnya.
Hani menuturkan lomba Formula E dilakukan dengan perjanjian yang sangat ketat dan tahapan yang cukup panjang. Dengan adanya kejadian yang di luar kendali, menurut dia, penyelenggara juga akan menyesuaikan kesiapan di setiap negara. Ia menilai bila ada perjanjian yang diubah maka akan dipertimbangkan semua aspek.
"Sekarang semua mencari jalan keluar bagaimana wabah ini cepat selesai. Kalau ekonomi Indonesia bisa pulih 2021, kami bisa berlari kencang lagi mempersiapkan semuanya," kata Hani.
Jadi, lanjut Hani, semua pihak masih fokus pada penanggulangan pandemi corona dan pemulihan ekonomi. Ia menyatakan bila balapan diundur menjadi 2022, berarti penyelenggaraan bisa sampai 2026 atau sampai 2027. "Nanti kami lihat lagi bagaimana perjanjian-perjanjiannya," tuturnya.
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria, menyarankan Pemerintah Provinsi DKI membatalkan balap Formula E di Ibu Kota. "Apalagi penyelenggaraannya juga ditunda sampai tahun 2022," kata Iman saat dihubungi, Senin, 1 Juni 2020.
Politikus Gerindra itu meminta pemerintah mengkaji ulang business to business balap mobil listrik tersebut. Sebabnya, kata dia, tidak elok menyelenggarakan kegiatan yang mewah di tengah kesusahan yang sedang melanda karena pandemi corona. "Lebih baik dibatalkan saja. Karena penyelenggaraannya juga masih lama," ucapnya.
Pemerintah, kata dia, telah menyetor uang commitment fee senilai 31 juta poundsterling atau sekitar Rp 550 miliar kepada pemegang lisensi. Dana itu untuk Formula E dua musim pada 2020 dan 2021.
Namun karena pandemi corona penyelenggaraan etape Formula E 2020 gagal. Padahal jika tidak ada wabah ini Jakarta bakal menggelar adu cepat mobil tersebut pada 6 Juni 2020. "Karena etape tahun ini gagal maka Jakarta baru bisa jadi tuan rumah dua tahun lagi," tutur Iman.
Jakarta, lanjut dia, baru membayar satu setengah dari commitment fee penyelenggaraan musim 2020 dan 2021. Tahun depan, kata dia, DKI kembali harus membayar commitment fee sebesar 11 juta pound terling. "Setiap tahun bunga commitment fee naik 10 persen. Makanya tahun depan kita bayar 11 juta poundsterling," ujarnya.
Iman kembali menegaskan agar DKI mengkaji ulang penyelenggaraan Formula E. Jika masih bisa dibatalkan dan kerugian tidak besar, kata dia, lebih baik pemerintah menarik biaya komitmen kembali. "Kalau pandangan saya kayaknya kurang sehat dalam situasi seperti ini memaksakan penyelenggaraannya," kata dia.
IMAM HAMDI