Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Presiden Joko Widodo meminta Rusia dan Ukraina menghentikan perang.
Indonesia sudah berupaya berkomunikasi dengan pemerintah Ukraina dan Rusia.
Indonesia diminta bersikap tegas atas operasi militer Rusia.
JAKARTA – Presiden Joko Widodo melontarkan kecaman atas peperangan di dunia saat berkecamuk perang antara Rusia dan Ukraina, kemarin. Namun Jokowi tidak secara langsung menyebutkan bahwa kecaman itu dialamatkan kepada perang Rusia-Ukraina. "Stop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," kata Jokowi lewat akun Twitter miliknya, kemarin.
Dua hari sebelumnya, Jokowi juga menanggapi ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan penanganan krisis Ukraina harus diselesaikan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia dapat terhindarkan. “Upaya perdamaian ini harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda,” katanya.
Kemarin, militer Rusia memulai operasi militer di wilayah Ukraina. Operasi militer ini diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis dinihari waktu setempat. Putin memastikan militer Rusia tidak bertujuan menduduki Ukraina, melainkan hanya melakukan demiliterisasi dan "denazifikasi".
Dua hari sebelumnya, militer Rusia lebih dulu merangsek masuk ke wilayah timur Ukraina, yaitu Donetsk dan Luhansk. Putin berdalih pasukannya itu berfungsi sebagai penjaga perdamaian setelah dua wilayah tersebut memproklamasikan diri sebagai wilayah merdeka dengan nama Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Rusia lantas mengakui kemerdekaan kedua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gedung apartemen yang rusak di kota Yasynuvata (Yasinovataya) yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, 24 Februari 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jauh sebelum operasi militer ini, Rusia menumpuk sekitar 150 ribu personel pasukannya di sepanjang wilayah perbatasan dengan Ukraina. Pasukan Rusia juga bersiaga di Belarus, negara yang bertetangga dengan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merespons operasi militer tersebut. Lewat pesan video yang diunggah di Facebook, dia menyatakan seluruh wilayah Ukraina dalam keadaan darurat militer. Pasukan Ukraina pun siap membalas operasi militer Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan pemerintah Indonesia sudah berupaya melakukan komunikasi dengan pihak Ukraina dan Rusia, lalu menyampaikan pandangan Indonesia. Pemerintah Indonesia juga tak berhenti meyakinkan kedua negara yang berkonflik bahwa perdamaian merupakan jalan terbaik untuk meredakan konflik.
Sebab, peningkatan eskalasi konflik kedua negara akan berdampak pada negara-negara di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia. Salah satu sektor yang terkena dampak, kata Teuku, adalah bidang perdagangan dan arus manusia.
"Karena itu, Presiden dan Menteri Luar Negeri berulang kali memberikan imbauan, pada masa pandemi dan kontraksi ekonomi, tidak seharusnya ada tambahan masalah dalam skala global karena itu mempersulit pemulihan dunia," kata Teuku, kemarin.
Teuku mengatakan Indonesia akan terus mendorong Rusia dan Ukraina untuk menggunakan cara-cara damai dalam menyelesaikan konflik. Hubungan bilateral yang baik antara Indonesia dan kedua negara diharapkan bisa membantu mendorong penyelesaian konflik tersebut.
Teuku juga menegaskan sikap Indonesia atas operasi militer Rusia di Ukraina tersebut. Dia mengatakan Indonesia tak akan ikut-ikutan memberikan sanksi kepada Rusia karena sanksi itu tidak serta-merta menyelesaikan masalah.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin. Humas Jateng
Sikap Indonesia ini berbeda dengan langkah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mulai memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia. Negara di Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan, serta Australia juga mengikuti sikap Amerika Serikat.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mengatakan, sejak negaranya merdeka 30 tahun lalu, mereka tak pernah berhenti melindungi diri dari Rusia. Pemerintah Ukraina juga selalu mengupayakan perdamaian lewat cara-cara diplomatik. "Tapi kami tidak menerima respons apa pun dari Rusia," kata dia.
Alih-alih mendapat kedamaian, kata Hamianin, Rusia tak pernah berhenti mengancam Ukraina dengan masalah ekonomi dan gas. Karena itu, ia berharap Indonesia bersuara lantang dalam menghentikan operasi militer Rusia tersebut.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi, mengatakan secara diplomatis Indonesia memiliki komunikasi yang lebih intens dengan Ukraina setelah negara itu memisahkan diri dari Uni Soviet. Tapi, dari sisi kerja sama ekonomi dengan Indonesia, Ukraina dan Rusia memiliki hubungan kerja sama yang seimbang.
“Kita tidak memiliki beban apa pun terhadap kedua negara ini. Kita memiliki jarak yang sama baik dengan Ukraina maupun Rusia,” kata Yuddy.
Ia berpendapat, Indonesia berpegang pada nilai-nilai universal dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina tersebut. Politik luar negeri Indonesia adalah politik bebas dan aktif yang mengedepankan nilai kemanusiaan serta perdamaian sebagai pilar antarbangsa. Indonesia juga menghormati integritas antarwilayah dan menolak agresi militer hingga mengganggu kedaulatan suatu negara.
“Indonesia perlu mengambil sikap, bukan membela Ukraina sebagai sahabat, melainkan menegakkan prinsip universal, non-agresi, dan prinsip kemerdekaan,” kata Yuddy.
MAYA AYU PUSPITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo