Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jalinan Kuat Fan Band Lawas

Sejumlah komunitas pencinta band rock lawas aktif bergerak di Indonesia.

21 Mei 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Band rock asal Amerika Serikat, Dream Theater, dalam konser bertajuk 'Top Of The World Tour' di Ecopark, Ancol, Jakarta, 12 Mei 2023. Dok. Rajawali Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Fan band-band rock dunia begitu kuat mengakar di Indonesia.

  • Para fan setia Queen masih setia memainkan dan mendengarkan lagu-lagu andalan kelompok musik itu.

  • Mereka tak melulu menggemari musik dan grup band, tapi juga melakukan kegiatan sosial.

Fan atau penggemar punya peran penting dalam perjalanan sebuah band atau penyanyi. Para fan ikut membantu membesarkan pamor sebuah grup musik. Bahkan, karena penggemar pula, ketenaran band lawas atau yang sudah bubar sekalipun masih bisa bersanding dengan musikus yang lebih muda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Grup band rock Queen salah satunya. Kehilangan sang vokalis Freddie Mercury karena meninggal pada 1991 dan ditinggal bassist John Deacon pada 1997 tak membuat pamor Queen hilang. Para fan setia masih memainkan dan mendengarkan lagu-lagu andalan Queen seperti Bohemian Rhapsody.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan, berkat fan yang membentuk komunitas, mereka memperkenalkan Queen kepada anak muda yang belum lahir saat band asal Inggris itu berjaya. Di Indonesia, Queenindo menjadi salah satu komunitas pencinta Queen yang besar dan aktif berkegiatan.

Ketua Queenindo, Warahatsangka, mengatakan bahwa komunitasnya bermula lewat grup Facebook dengan nama Penggemar Band Queen Di Indonesia sejak 2009. Saat itu basis fan dibuat oleh salah satu pencinta Queen asal Bandung, Larasaty Deriasmei.

Dua tahun berkumpul di media sosial, komunitas tersebut membentuk Queenindo pada 27 November 2011. "Bertepatan dengan 40 tahun Queen yang saat itu me-remaster semua album studio mereka," kata Tata—sapaan Warahatsangka.

Komunitas penggemar Grup band rock Queen, Queenindo. Dok. Queenindo

Menurut Tata, Queenindo saat itu dibentuk untuk menjadi wadah penggemar Queen se-Indonesia. Adapun nama Queenindo dipilih berdasarkan sayembara di grup Facebook. Saat itu, salah satu anggota grup mengusulkan nama Queenindo yang punya kaitan dengan salah satu album Queen, Innuendo.

Saat ini, komunitas Queenindo sudah memiliki sekitar 3.400 anggota. Mereka juga aktif di media sosial, seperti Instagram dan Twitter, hingga grup WhatsApp. Menariknya, pada Desember 2019, Queenindo berubah menjadi komunitas berbadan hukum lewat pengesahan akta notaris.

Selain saling sapa di media sosial, Tata mengatakan, Queenindo kerap menggelar kegiatan seperti donor darah, kegiatan sosial, hingga penggalangan dana untuk bantuan sosial. Ada pula kegiatan kongko bareng bertajuk "Lazing On A Sunday Afternoon" yang diisi dengan diskusi tentang lagu-lagu Queen hingga memainkan lagu yang dinyanyikan mendiang Freddie Mercury.

Ada pula kegiatan "Freddie for a Day" yang digelar setiap 5 September untuk memperingati hari lahirnya Freddie Mercury. Hari itu pun diratakan serempak oleh fan Queen sedunia. "Biasanya kami bekerja sama dengan kafe musik untuk membuat kegiatan musik," kata pria berusia 39 tahun itu.

Ada juga kegiatan pembuatan merchandise Queen Indonesia, seperti batik bertema Queen. Selain itu, Queenindo bekerja sama dengan komunitas fan band rock lain, seperti Bon Jovi Indonesia.

Komunitas penggemar grup band rock The Rolling Stones, Stoners Bandung. Facebook/ Stoners Bandung

Selain Queen, pencinta band rock The Rolling Stones menjamur di Indonesia. Sebagian besar dari mereka terkonsentrasi di Kota Bandung dan sekitarnya. Salah satunya adalah Stoners Bandung. Salah satu pendiri Stoners Bandung, Tatang Lakturo, mengatakan, sampai saat ini anggota komunitas terdiri atas 3.000 orang. "Termasuk 36 band penggemar The Rolling Stones," kata Tatang.

Menariknya, usia anggota Stoners Bandung beragam dari usia 50-an tahun sampai belasan tahun. Menurut Tatang, anggota termuda baru berusia 16 tahun, seorang perempuan yang juga vokalis sebuah band yang khusus memainkan lagu-lagu The Stones.

Kegiatan teranyar mereka, sebanyak 16 band tampil di panggung halalbihalal yang dihelat Kepala Staf Angkatan Darat TNI Jenderal Dudung Abdurachman bersama TNI, Polri, dan masyarakat di Sekolah Calon Perwira (Secapa) Angkatan Darat, Bandung, 14 Mei lalu. "Pak Dudung katanya mau lagu Honky Tonk Women (dirilis pada 1969)," kata Tatang.

Rencana selanjutnya, komunitas Stoners Bandung akan membuat konser sendiri seperti beberapa kali sebelumnya di Gedung Majestic, di Jalan Braga, Bandung. Bicara tentang sejarah, Tatang mengatakan, komunitas Stoners Bandung terbentuk sekitar 2003-2004.

Kebetulan saat itu ada acara ulang tahun Radio Mara FM yang menampilkan parade band penggemar Rolling Stones. Stasiun radio itu kemudian juga ikut mempererat jaringan penggemar lewat siaran khusus yang memutar tembang-tembang Rolling Stones.

"Sampai saat ini, komunitas kami tersebar sampai ke beberapa daerah Banjaran, Kabupaten Bandung."


INDRA WIJAYA | ANWAR SISWADI (BANDUNG)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus