Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERSAMAAN dengan lawatan Presiden Joko Widodo ke Rusia pada pertengahan Mei lalu, PT Pertamina (Persero) menetapkan Rosneft sebagai pemenang beauty contest untuk menggarap Kilang Tuban di Jawa Timur. Keputusan ini mengundang tanda tanya karena pemerintah telah mengisyaratkan bakal menunjuk Saudi Aramco, perusahaan minyak asal Arab Saudi, untuk mengerjakan proyek tersebut.
Meski pemain baru di bisnis perminyakan Tanah Air, perusahaan minyak dan gas raksasa asal negeri beruang merah itu berhasil meyakinkan pemerintah dan Pertamina. Tak cuma menyanggupi pembangunan kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari, perusahaan itu bersedia bekerja sama dengan Pertamina mengeksplorasi ladang minyak di Rusia. Dari sumur-sumur minyak dengan cadangan 200 juta barel ini, dijanjikan bahwa Pertamina bisa membawa pulang sampai 35 ribu barel per hari.
Profil Kilang Tuban
Target kapasitas: 300 ribu barel per hari
Investasi : US$ 12-14 miliar
Target operasi: 2021
Skema bisnis: Joint venture PT Pertamina dan mitra
Porsi kepemilikan:
PT Pertamina (Persero) 55 persen
Rosneft 45 persen
Jejak Seleksi Mencari Mitra
Oktober 2015
-PT Pertamina (Persero) mengundang calon mitra untuk membangun Kilang Tuban.
-Sebanyak 400 perusahaan asing mendaftar.
30 Oktober 2015
-Sebanyak 36 perusahaan masuk daftar kandidat yang dipertimbangkan untuk seleksi akhir (preliminary shortlist).
-Syarat dalam penyaringan adalah kemampuan operasional seperti total kapasitas kilang, produksi minyak mentah, kinerja keuangan, dan kemampuan permodalan membangun kilang.
3 Desember 2015
-Sembilan perusahaan yang lolos diundang menghadiri project expose.
-Direktorat Pengolahan Pertamina memaparkan rencana proyek Kilang Tuban.
-Selepas project expose, Idemitsu dan JX Nippon mengundurkan diri karena memiliki target sejenis di Asia Tenggara.
Desember 2015-Februari 2016
-Tahap seleksi awal.
-Dari tujuh perusahaan, tersisa enam karena Indian Oil gugur dengan alasan hanya bisa membagi porsi ke Pertamina 10 persen.
-Enam perusahaan tersisa adalah Saudi Aramco, Rosneft, Sinopec Cina, Kuwait Petroleum International, Thailand Oil, dan PTT Thailand.
-Lima proposal masuk karena Thailand Oil dan PTT Thailand membentuk konsorsium.
-Nama Saudi Aramco sudah mengemuka bakal memenangi proyek ini.
4-8 April 2016
-Semua perusahaan diundang untuk menghadiri CEO engagement selama sepekan.
-Dari lima proposal, hanya tiga yang merespons dan hadir, yakni Kuwait Petroleum International, Rosneft, serta konsorsium PTT dan Thailand Oil
19 Mei 2016
Presiden Joko Widodo menghadiri ASEAN-Russia Summit 2016 di Rusia. Jokowi sepakat meningkatkan kerja sama investasi di sejumlah bidang, termasuk pengilangan minyak.
20 Mei 2016
Penandatanganan kerja sama Kilang Tuban antara Pertamina dan Rosneft di Rusia.
26 Mei 2016
-Rosneft resmi menjadi pemenang beauty contest pembangunan Kilang Tuban.
-Penandatanganan framework agreement antara Rosneft dan Pertamina.
Profil Rosneft
Asal: Rusia
Struktur kepemilikan:
Rosneftegaz JSC (69,5 %)
BP (19,75%)
National Settlement Depository (10,35%)
Badan hukum lain (0,4%)
Kegiatan:
-Eksplorasi endapan hidrokarbon, minyak, gas, dan kondensat
-Proyek lepas pantai upstream
-Pengolahan minyak dan gas bumi
-Pemasaran minyak dan gas serta produk minyak dan gas di Rusia dan luar negeri
Aset:
Venezuela, Ekuador, Kuba, Kanada, Amerika Serikat, Brasil, Norwegia, Jerman, Italia, Aljazair, Mongolia, Cina, Vietnam, Turkmenistan, Belarus, Ukraina, Uni Emirat Arab
Kepemilikan kilang:
-11 kilang utama Rusia
-Beberapa kilang mini di Rusia
-50 persen saham atas 4 kilang di Jerman bersama BP
Produksi: 5 juta barel per hari
Cadangan: 200 juta barel per hari
Kinerja finansial:
Pendapatan RUB 5.150 miliar
EBITDARUB 1.245 miliar
Belanja modalRUB 595 miliar
Arus kasRUB 657 miliar
Proyeksi Kebutuhan Vs Pasokan Bensin dan Solar di Indonesia*
2012-2025
Estimasi asli (dibuat 2013)
Kasus tinggi2,2 juta barel per hari
Kasus sedang 1,9 juta barel per hari
Kasus rendah1,6 juta barel per hari
2014-2030
Estimasi diperbarui (dibuat 2016)
Kasus tinggi2,3 juta barel per hari
Kasus sedang1,8 juta barel per hari
Kasus rendah1,3 juta barel per hari
*) Tanpa dibangun RDMP dan kilang baru
Roadmap Peningkatan Kapasitas Kilang Pertamina
2015
RFCC di RU-IV Cilacap
Produk537 ribu barel per hari
Minyak mentah1 juta barel per hari
2018
PLBC RU-IV Cilacap
2019
RDMP RU-V Balikpapan
Produk709 ribu barel per hari
Minyak mentah1,1 juta barel per hari
2020
Kilang baru Tuban dan Bontang
Produk1,24 juta barel per hari
Minyak mentah1,7 juta barel per hari
2022
RDMP RU-IV Cilacap
Produk1,35 juta barel per hari
Minyak mentah1,72 juta barel per hari
2023
RDMP RU-II Dumai, RDMP RU-VI Balongan
Produk1,69 juta barel per hari
Minyak mentah2 juta barel per hari
2025-2030
GRR West 2 dan East 2
Produk2,09 juta barel per hari
Minyak mentah 2,6 juta barel per hari
Target
Kinerja Pengolahan Pertamina (MMbbl)
Tahun | Total Intake | Volume Produk Bernilai | Persentase (%) |
2011 | 308,8 | 234,5 | 70,66 |
2012 | 308,12 | 225,05 | 73,03 |
2013 | 314,03 | 227,59 | 72,47 |
2014 | 314,42 | 229,98 | 73,14 |
2015 | 305,95 | 231,05 | 75,52 |
Daftar singkatan
EBITDA: earnings before interest, taxes, depreciation and amortization
GRR: grass root refinery
MMbbl: million barrels
PLBC: Program Langit Biru Cilacap
RDMP: refinery development master plan
RFCC: residual fluid catalytic cracking
RU: refinery unit
RUB : rubel
Naskah: Ayu Prima Sandi | Sumber: Wawancara, PT Pertamina (Persero), Rosneft.com, data diolah Tempo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo