Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

6 Juni 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDIA
Menghukum 24 terdakwa, Membebaskan 36 Pelaku

PENGADILAN India memvonis 24 terdakwa pelaku pembantaian di Gujarat pada 2002, Kamis pekan lalu. Hakim P.B. Desai memutus ke-24 terdakwa bersalah telah menyerang dan membakar 69 warga muslim di Gulbarg, Ahmedabad.

Dalam serangan pada 28 Februari 2002 itu, ke-69 korban berlindung di rumah tokoh politikus muslim yang juga mantan anggota parlemen dari Partai Kongres, Ehsan Jafri. Jafri pun tewas terbakar. Istrinya, Zakia Jafri, menyatakan kala itu ia berulang kali menelepon polisi untuk meminta bantuan, tapi tidak ada yang datang. Karena itu, dia kecewa ketika Desai membebaskan 36 terdakwa lainnya.

Lebih dari 338 orang bersaksi sejak 2009, tapi banyak yang tertunda. Dari 66 terdakwa, 6 orang telah meninggal. Vonis hukuman bagi ke-24 terpidana akan dibacakan pekan depan.

BRASIL
Mundurnya Menteri AntiKorupsi

MENTERI Antikorupsi Brasil Fabiano Silveira mundur pada Selasa pekan lalu. Pengunduran diri itu diajukan lewat surat kepada Presiden Michel Temer, yang baru memerintah selama 16 hari. Temer, sebagai wakil presiden, mengambil alih posisi Presiden Dilma Rousseff, yang tengah menghadapi pemakzulan.

Dari rekaman pembicaraannya dengan Ketua Senat Renan Calheiros yang ditayangkan TV Globo, Silveira memberi saran bagaimana membela diri dalam pemeriksaan skandal korupsi di perusahaan minyak negara, Petroleo Brasileiro SA (Petrobras). Ia juga mengusulkan agar mencari informasi seputar pemeriksaan terhadap Calheiros.

Percakapan itu direkam mantan kepala transportasi Petrobras, Sergio Machado, di rumah Calheiros tiga bulan lalu. Kala itu Silveira adalah penasihat Dewan Yudisial Nasional-badan pengawas peradilan Brasil. Machado, yang juga tersangkut dugaan korupsi, kini berstatus saksi. Dia merekam pertemuan dan pembicaraan dengan para politikus agar tuntutan hukumannya diperingan.

Silveira adalah menteri Temer kedua yang mundur setelah Menteri Perencanaan Romero Juca melakukannya sepekan sebelumnya. Mereka mundur juga karena rekaman itu.

Rekaman tersebut kian menguatkan dugaan bahwa pemakzulan Rousseff berkaitan dengan upaya oposisi menghentikan penyelidikan skandal suap yang melibatkan mereka. Sebelumnya, Rousseff berulang kali menyatakan pemakzulan dirinya merupakan konspirasi kudeta yang dilancarkan oposisi.

KOREA UTARA
Pyongyang Sayang Trump

KANDIDAT Presiden Amerika Serikat asal Partai Republik, Donald Trump, menjadi kesayangan Korea Utara. Pasalnya, Trump menjanjikan untuk menarik seluruh tentara Amerika Serikat dari Korea Selatan jika terpilih sebagai presiden. Media Korea Utara memuji-muji Trump sebagai calon presiden yang bakal membebaskan warga Amerika dari ancaman serangan nuklir mereka.

"Ternyata Trump bukan kandidat yang berbicara kasar, edan, atau bodoh seperti yang mereka katakan, tapi sesungguhnya dia adalah politikus yang bijak," tulis kolumnis yang menyebut diri sebagai Han Yong Muk, cendekiawan Cina, dalam laporan DPRK Today. DPRK adalah Democratic People's Republic of Korea, nama resmi Korea Utara.

Dalam wawancara dengan The New York Times pada Maret lalu, Trump menuduh Korea Selatan tidak berkontribusi dalam membiayai puluhan ribu anggota pasukan Amerika, sehingga menyatakan akan menarik mereka jika terpilih. Pyongyang pun bersorak. Negara itu sudah lama berharap tentara Amerika meninggalkan Semenanjung Korea.

FILIPINA
Mulut Tajam Presiden Terpilih

MEDIA Filipina geram. Aktivis jurnalis dunia murka. Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan wartawan yang menerima suap bisa menjadi korban pembunuhan. "Hanya karena jurnalis, Anda tidak dikecualikan dari pembunuhan jika Anda brengsek," ujar Duterte dalam konferensi pers di Davao, Selasa pekan lalu.

Serikat wartawan Filipina mengatakan pernyataan Duterte itu menjijikkan. Meski mengakui adanya masalah korupsi, National Union of Journalists of the Philippines (NUJP) menyatakan hal itu tidak membenarkan pembunuhan terhadap wartawan. "Dia mendeklarasikan pembungkaman media, baik jurnalis individual maupun institusi, dengan persepsi korupsi," kata NUJP dalam pernyataannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus