Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jaring-Jaring Jamaah Pengebom

12 Oktober 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengungkapan kasus bom Bali dan penangkapan sejumlah petinggi Jamaah Islamiyah (JI) membuat organisasi bawah tanah itu kocar-kacir. Namun, ada beberapa pentolan yang belum tertangkap. Mereka punya potensi mengkonsolidasi diri dan kembali beraksi melakukan pengeboman. Berikut ini kelompok-kelompok dalam JI dengan beberapa pentolannya yang tertangkap atau yang masih buron.

Pekanbaru dan Medan
Tokoh:
Pekanbaru: Datok Raja Ame, Ketua Wakalah Pekanbaru (ditangkap pada 20 Mei 2003).
Medan: Abu Hanifah, Ketua Wakalah Sumatera Utara (buron).
Aksi:

  • Peledakan bom 15 lokasi di Pekanbaru dan Medan, 24 Desember 2000.
  • Penembakan sopir pendeta, Chaleb Situmorang.
  • Bersama kelompok Tony Togar merampok money changer di Dumai, 2002, dan nasabah Bank Lippo, 6 Mei 2003.

Anggota kelompok lain yang ditangkap: Mantan Kapten Yasid Safaat (Malaysia).
Mereka yang ditangkap di Medan dan Pekanbaru: Indra Warman alias Tomy Togar (33 tahun), Fadli Sadama alias Acin (21), Purwadi alias Sony (33), Ramli alias Tono alias Regar (30), Syahrudin Harahap alias Aan alias Ramses alias Chandra (30), Tatang alias Aryo alias Jono (24), Ramli alias Gogon alias Agus (30), Mustafa alias Hendra (30), Bima Ary Surjanto alias Karyo (32), dan Imbalo Hasibuan (30).
  • Batam merangkap Banten—Imam Samudra (terpidana vonis mati).
  • Bengkulu dan Padang—Asmar Latin Sani (tewas dalam ledakan di Hotel JW Marriott).
  • Bandung—Alm. Fatih alias Jabir (tewas pada ledakan Antapani, Bandung).
  • Semarang—Mustofa (tertangkap).
  • Sulawesi, Palu—Chairuddin alias Moh. Nasir Abbas (tertangkap).

Serang, Banten
Tokoh: Abdul Azis alias Imam Samudra (divonis mati). Sebelum ditangkap 11 November 2002, ia tokoh misterius, namanya selalu disebut dalam berbagai ledakan bom.
Aksi:

  • Perampokan Toko Mas Elita, Serang.
  • Peledakan bom Legian Kuta, Bali, 12 Oktober 2002.
  • Pelatihan militer di Saketi, Pandeglang.

Anggota kelompok yang ditangkap di Serang: Abdul Rauf, Andri Octavia, Andi Hidayat, dan Junaedi.
Keterangan: Diduga masih banyak tokoh dalam kelompok ini yang belum ditangkap.

Bengkulu dan Padang
Tokoh: Mohamad Rais (tertangkap) dan Asmar Latin Sani (tewas dalam bom di Hotel JW Marriott).
Aksi: Meledakkan Hotel JW Marriott, 10 korban tewas dan ratusan terluka.
Kelompok yang ditangkap: Jumlahnya 11 orang, empat di antaranya Mohamad Rais, Solikin, Malikul, Sadona, dan Fadli.
Keterangan: Kelompok Bengkulu dan Padang sebelumnya merupakan sel tidur yang belakangan diaktifkan oleh Dr. Azahari, Nurdin M. Top, dan Dulmatin.

Batam
Tokoh: Imam Samudra alias Kudama (divonis mati), Heri Hafidin (buron), Basuki, Fafar bin Mashudi dan Hasan bin Abbas (tertangkap).
Imam Samudra adalah Komandan Tim Peledakan Bom Bali, tokoh penting Jamaah Islamiyah dan kawan dekat Hambali. Heri Hafidin adalah perekrut anggota baru.
Aksi: Peledakan empat gereja di Batam (Gereja Pantekosta Pelita, Gereja GKPS Sei Panas, Gereja Betani May Mart, dan Gereja Beato Damian).Total melukai 23 orang.
Keterangan: Kelompok kocar-kacir, satu anggota masih buron, Heri Hafidin.

Jakarta
Tokoh: Abdul Jabar dan Asep alias Darwin.
Darwin pernah aktif di Gerakan Pemuda Islam, organisasi yang pernah mengirim relawan jihad ke Afganistan. Abdul Jabar adalah anak Ahmad Kandai, pelaku penggranatan Presiden Sukarno di Cikini, 1957. Ia menyerah kepada polisi Dompu, Nusa Tenggara Barat, 17 Januari 2003 lalu.
Aksi: Bersama Amrozi (kelompok Lamongan) dan Fathur Rohman Al-Ghozi (Filipina) meledakkan rumah Duta Besar Filipina, Leonides Caday, Agustus 2000 dan malam Natal 2000.
Anggota lain yang ditangkap: Adbul Jabar alias Ahmad Kandai, Amrozi bin Nurhasyim, Farihin.
Keterangan: Kelompok ini masih aktif karena masih ada yang belum tertangkap, seperti Asep alias Darwin alias Abdullah.

Bandung
Tokoh: Hambali (tertangkap) dan Fatih alias Jabir (tewas dalam ledakan di Bandung).
Hambali adalah Sekjen Organisasi Jihad se-Asia Tenggara dan koordinator peledakan bom malam Natal 2003 di 34 lokasi di Indonesia. Pemuda asal Cianjur, Jawa Barat, itu ditangkap polisi Thailand dan dinas intelijen Amerika, CIA. Sedangkan Jabir adalah kawan dekatnya selama di Malaysia dan Afganistan.
Aksi: Peledakan malam Natal 2000 di Bandung, Sukabumi, Pangandaran, Ciamis.
Anggota kelompok yang ditangkap di Jawa Barat: H. Aceng, Roni Miliar, dan Dedi Mulyadi.

Semarang
Tokoh: Mustofa (tertangkap). Mustofa adalah Komandan Detasemen Markas JI di Semarang, dan pemilik tempat perakitan bom di Jalan Taman Sri Rejeki. Dia mantan Ketua Wakalah III wilayah Sulawesi. Posisinya kemudian digantikan oleh Muchlas alias Ali Gufron dan Chairuddin alias Moh Nazir Abbas.
Aksi: Perakitan bom di perumahan Sri Rejeki, Semarang.
Anggota yang ditangkap: Mustofa, Mahmudi, Heri S., Joko, Siswanto.
Keterangan: Kelompok ini kocar-kacir.

Solo, Jawa Tengah
Tokoh: Hernianto. Hernianto termasuk orang dekat Panglima Askary Zulkarnaen Daud. Hernianto pernah membantu Daud berjualan kue roti di Tandjung Pinang, Riau.
Aksi: Tim pembantu peledakan bom Bali, 12 Oktober 2002.
Anggota yang ditangkap: Hernianto, Mahmuri, Najib alias Muhnawawi, Saeful alis Bambang Setiono alias Suroso, Abdul Hamid, dan Ahmad Budi Wibowo.
Keterangan: Kelompok ini lemah karena sebagian besar tokohnya tertangkap.

Lamongan, Jawa Timur
Tokoh: Amrozi dan Ali Gufron alias Muchlas.
Amrozi dan Muchlas kakak-beradik kelahiran Selokuro, Lamongan, Jawa Timur. Muchlas adalah guru pada Pondok Pesantren Lukmanul Hakim, Johor Baru, Malaysia. Ia pindah ke Thailand, kemudian kembali ke Indonesia setelah diuber-uber pemerintah Malaysia. Muchlas ditangkap 3 Desember 2002. Dua bersaudara ini divonis mati pengadilan Denpasar.
Aksi:

  • Bekerja sama dengan Hambali dan Dulmatin meledakkan gereja di Mojokerto, Jawa Timur, malam Natal 24 Desember 2000.
  • Bersama kelompok dari beberapa kota meledakkan bom Bali, 12 Oktober 2002.

Anggota yang ditangkap: Amrozi, Ali Gufron alias Muchlas, Ali Imron alias Ale, Sumarno, Nurmindah, Qomar.
Keterangan: Kelompok ini lemah setelah para tokohnya ditangkap.

Palu, Sulawesi Tenggara
Tokoh: Chairuddin alias Mohamad Nasir Abbas. Kakak ipar Muchlas alias Ali Gufron ini adalah warga negara Malaysia. Dia menjadi Ketua Mantiqi III untuk wilayah Sulawesi.
Aksi: Beberapa ledakan bom di Palu dan relawan jihad ke Poso dan Ambon.
Anggota kelompok yang ditangkap: Jumlahnya 12 orang, termasuk Chairuddin Nasir Abbas, Aang Hasanuddin, Nizam Kaleb, dan Fajri.
Keterangan: Kelompok lemah dan tercerai-berai.

Makassar
Tokoh: Agus Dwikarna (ditangkap di Filipina) dan Agus Salim alias Syawal Yasin (buron). Agus Dwikarna adalah Panglima Laskar Jundullah di Makassar. Dia sekarang mendekam di penjara Manila atas tuduhan menyelundupkan bahan peledak. Syawal Yasin adalah menantu Abdullah Sungkar, tokoh yang disebut pernah menjadi Amir Jamaah Islamiyah.
Aksi: Peledakan restoran McDonald’s dan showroom Haji Kala, Makassar, pada malam takbiran 2002.
Anggota yang ditangkap di Sulawesi: Suryadi Mas’ud, Muhtar Daeng Lau, H. Hamid, Suryadi Spd., Ilham Riadi, Imal Hamid, Anton bin Labase, Khaerul Lukman bin Husein, Muhammad Tang, Usman Nuraffan, Kaharuddin Mustafa, dan Syaifullah alias Imam Nawawi.
Keterangan: Masih berbahaya karena dua otak pengeboman, Agung Hamid dan Hisbullah Rasyid, masih buron.

Hambali
Malaysia (tertangkap)
Sekjen Rabitatul Mujahidin (simpul kelompok jihad Asia Tenggara).

Zulkarnaen Daud
Tandjung Pinang, Riau Kepulauan (tertangkap)
Panglima Askary (tentara).

Anggotanya terdiri dari kelompok Jihad di:

  • Malaysia—Ali Gufron alias Muchlas (tertangkap)
  • Singapura—Mas Slamet Kastari (tertangkap)
  • Thailand
  • Filipina
  • Indonesia

(Diolah dari berbagai sumber)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus