Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jejak Temuan Limbah Medis Teluk Jakarta, Ancam Keselamatan Manusia - Lingkungan

Limbah medis menjadi salah satu persoalan di masa pandemi Covid-19 ini, terutama terkait temuan sejumlah besar limbah tersebut di Teluk Jakarta.

5 Februari 2021 | 18.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo Te.co Blank

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Limbah medis menjadi salah satu persoalan di masa pandemi Covid-19 ini. Sebabnya, pelbagai jenis limbah medis justru ditemukan telah mencemari Teluk Jakarta, Jakarta Utara.

Peneliti dari LIPI, IPB dan UT menemukan limbah masker dan alat perlindungan diri (APD) mencemari kawasan di muara sungai Marunda dan Cilincing menuju Teluk Jakarta. APD yang dimaksud meliputi masker medis, sarung tangan, hazmat, jas hujan, dan face shield.

"Berdasarkan data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa limbah APD mengalami peningkatan yang signifikan," demikian laporan tertulis Sub Bidang Penanganan Limbah Medis Satgas Covid-19, Rabu, 3 Februari 2021.

Satgas Covid-19 mencatat temuan 1,94 kilogram (kg) sampah masker medis di Muara Cilincing pada 2020. Jumlah temuan meningkat di bulan selanjutnya yang mencapai 2,16 kg.

Baca juga : Satgas Covid-19 Sebut Limbah Medis Cemari Teluk Jakarta, Ini Bahayanya

Temuan limbah medis berupa masker bekas di Muara Marunda lebih banyak lagi. Pada Maret 2020 ditemukan 2,29 kg dan naik menjadi 6,28 kg di April 2020.

Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mencatat limbah masker sekali masker yang berasal dari rumah tangga mencapai 1.538 kilogram. Jumlah ini dikumpulkan selama pandemi Covid-19 dari April 2020 hingga akhir Desember 2020.

Sementara itu, sampah medis dari 182 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Ibu Kota sebanyak 6.678 ton sepanjang 27 April 2020 sampai 24 Januari 2021.

Rinciannya adalah 5.407 ton atau 81 persen limbah medis berasal dari 73 rumah sakit penanganan Covid-19. Kemudian 1.271 ton atau 19 persen limbah bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3 ini datang dari 109 rumah sakit yang tak melayani pasien Covid-19.

Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan menyatakan pencemaran limbah medis di Teluk Jakarta merupakan isu lama. Dia mengacu pada penelitian yang memaparkan data saat pandemi Covid-19 dimulai di Indonesia tahun lalu.

Walau begitu, Yogi tak bisa memastikan pengotoran Teluk Jakarta akibat limbah medis sudah selesai. "Mungkin ada (limbah medis), tapi tidak dominan. Karena, kami sudah punya sistem pengelolaannya," ujar dia saat dihubungi, Jumat, 5 Februari 2021.

Yogi mengklaim pengelolaan limbah B3 di Jakarta adalah yang terbaik. Alasannya, Dinas LH telah menempatkan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau TPS Limbah B3 di setiap wilayah Ibu Kota sejak 2018.

Masing-masing kota memiliki satu TPS Limbah B3 yang dilengkapi dengan armada khusus pengangkut limbah. Misalnya, truk box standar pengangkutan limbah B3 dan gerobak motor khusus. Pemerintah DKI juga menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang mendukung pengelolaan limbah B3.

"Kami ada petugas khusus untuk mengelola kebersihan badan air satu-satunya di Indonesia," ucapnya.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi mengingatkan dampak pencemaran limbah medis terhadap kesehatan manusia. Menurut dia, pencemaran itu dapat menginfeksi manusia mengingat limbah medis masuk dalam kategori limbah infeksius. Lingkungan sekitar pencemaran juga terancam.

"Baik dari bahan limbah itu sendiri maupun zat yang terkandung lainnya bisa mencemari media lingkungan hidup," papar dia.

Pemerintah daerah, Tubagus melanjutkan, bertanggung jawab untuk menyediakan box limbah khusus masker di ruang publik. Tak sekadar itu, pemerintah juga harus meninjau kembali apakah tersedianya box limbah cukup efektif menekan pencemaran.

PT Jasa Medivest berencana menambah dua kali lipat kapasitas pengolahan limbah medis. Kapasitas pengolahan limbah saat ini adalah 24 ton per hari. Dengan penambahan sejumlah alat, diharapkan dapat memusnahkan limbah medis hingga 48 ton per hari.

"Kami juga sudah melakukan pengadaan mobil pengangkutan. Saat ini dalam tahap pengurusan izin. Jumlahnya lima kendaraan akan kami tambah,” jelas Direktur Jasa Medivest Olivia Allan, dikutip dari rilisnya, Kamis, 4 Februari 2021.

Anak perusahaan PT Jasa Sarana, salah satu BUMD Jawa Barat ini, telah menangani 730 ton limbah medis sepanjang 2020. Limbah medis tersebut berasal dari Jakarta, Maluku, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, NTB, Jambi, Bali, dan Yogyakarta.

LANI DIANA | IMAM HAMDI | AHMAD FIKRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus