Jelang Menstruasi Perbaiki Waktu Tidur untuk Meredakan Gejala PMS Lainnya

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa wanita mengalami gejala PMS atau gejala sebelum menstruasi yang beragam. Namun menurut para ahli jika Anda bisa menangani satu gejala bisa meredakan gejala lainnya.

Menurut ahli obsteri dan ginekologi Anna Cabeca, ada salah satu efek samping periode yang sering diabaikan yang, jika ditangani, dapat benar-benar membantu meredakan gejala yang lain. Gejala itu adalah tidur. Selama fase setelah ovulasi dan mendahului periode (disebut fase luteal), banyak wanita melaporkan mengalami masalah tidur, mulai dari insomnia, sering bangun, hingga mimpi buruk. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, ini terutama terjadi pada wanita yang mengalami gangguan disforik pramenstruasi (PMDD), jenis sindrom pramenstruasi yang lebih parah.

Meskipun kualitas tidur dapat meningkat pada permulaan haid, saat itulah gejala haid lain yang lebih umum muncul, seperti kembung, penambahan berat badan, dan kabut otak — semuanya mungkin diperburuk oleh kurang tidur itu, Cabeca menjelaskan, seperti dilansir dari laman Mind Body Green.

Coba pikirkan: kurang tidur mengganggu kesehatan pencernaan, yang dapat menyebabkan kembung yang menakutkan, kembung, dan diare yang terlalu sering terjadi bersamaan dengan menstruasi Anda. Dan jika menstruasi membuat Anda merasa berkabut atau pelupa, bisa jadi itu karena hormon, tetapi mungkin juga sebagian karena kurang tidur.

Meskipun memperbaiki kualitas tidur Anda mungkin tidak menghilangkan PMS sama sekali (hadapi saja, hormon Anda berfluktuasi dan respons setiap orang akan berbeda), hal itu masih dapat mengurangi efek lainnya. Berikut beberapa cara yang direkomendasikan Cabeca untuk tidur lebih nyenyak menjelang menstruasi: