Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Susu tergolong minuman yang menyehatkan. Namun, minuman ini diyakini berdampak buruk jika diminum setelah obat. Itu sebabnya, susu sebaiknya dihindari setelah obat.
Namun, ternyata tak semua obat bereaksi buruk jika tercampur dengan susu. Bahkan minum susu bisa membantu meredakan efek iritasi lambung yang mungkin muncul ketika mengonsumsi obat tertentu, misalnya aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti diklofenak dan ibuprofen, juga obat kortikosteroid seperti prednisolone dan dexamethasone.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, sebaiknya tidak minum susu secara berlebihan saat minum obat. Satu gelas susu sudah cukup untuk membantu meredakan efek iritasi akibat obat-obatan di atas. Selain susu, efek iritasi lambung akibat obat juga bisa dikurangi dengan makan biskuit maupun roti.
Sebaliknya, susu sebaiknya dihindari setelah minum obat jenis antibiotik agar penyerapannya di saluran pencernaan bisa optimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa kelompok antibiotik seperti tetrasiklin bereaksi terhadap kalsium dalam susu sehingga dapat menghambat proses penyerapan obat. Ketika kalsium bertemu dengan antibiotik, maka susu akan mengikat kandungan obat sehingga efektivitasnya berkurang. Dampaknya, infeksi yang akan diobati dengan antibiotik jadi sulit sembuh bahkan bisa bertambah parah.
Selain tetrasiklin, susu sebaiknya dihindari setelah minum obat antibiotik jenis kuinolon seperti ciprofloxacin, levofloxacin, dan moxifloxacin. Sama seperti tetrasiklin, minum susu membuat proses penyerapan kuinolon oleh usus menjadi terganggu.
Susu juga bereaksi terhadap obat-obatan lain seperti obat kolesterol, obat hipertensi seperti diuretik thiazide, obat osteoporosis seperti alendronate, dan bat antikejang seperti phenytoin, carbamazepine, dan phenobarbital.
SEHATQ