TEPI anak Sungai Cimanuk yang biasanya sepi akhir Maret lalu mendadak hiruk-pikuk. Ribuan orang, tua muda, laki perempuan tumplek di stu. Anehnya, di tempat sama sekali tak ada tontonan. Yang ada hanya sebuah traktor yang lumpuh. Mesin pemindah tanah seberat 18 ton itu sudah seminggu nyungsep di lumpur galian. Usaha mengangkat sudah dicoba. Sejumlah petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dibantu tiga puluh pekerja proyek dikerahkan. Mereka beramai-ramai menarik dengan tali baja tiga hari berturut-turut. Namun tak seinci pun alat berat yang dipakai untuk melebarkan saluran irigasi itu bergeser dari tempatnya. Mobil derek yang didatangkan juga keok. Lalu datanglah nenek bongkok itu. Tubuhnya kurus dan pendek, usia 60 tahun. Orang memanggilnya Mamah Hepi. Nenek tua inilah yang akan mengangkat peralatan berat itu. Ia akan menarik traktor itu dengan benang nilon kecil. Itulah yang ditonton ribuan orang. Siapa Mamah Hepi? Dalam urusan kegaiban ia bukan orang baru. Kariernya dimulai sekitar 1957. Warga Desa Mekar Tani, Singaraja, Garut, itu sering diminta mengobati penyakit-penyakit "aneh" yang tidak ada dalam kamus kedokteran. Ia pernah diminta menarik stoomwalls yang terperosok di Batukarat, Tasikmaiaya, 1981. Juga menarik buldoser yang terperosok. Bahkan pernah menarik kapal keruk di Proyek Cilaut, Pameungpeuk, Garut. Banyak lagi prestasi yang lebih wah. "Dia punya kekuatan supranatural. Mamah Hepi malah pernah memindahkan batu seberat 40 ton," kata Momon, petugas PU yang sering berhubungan dengan Mamah Hepi bila ada kesulitan di lapangan seperti yang terjadi di Cimanuk itu. Nah, di depan traktor yang terjeblos dalam lumpur, Mamah Hepi komat-kamit merapal doa. Matanya menatap liar ke ribuan orang yang berdiri di sekelilingnya. Suasana hening. Lalu terjadilah kejaiban yang sulit dicerna dengan akal sehat. Traktor perlahan-lahan terangkat dan bergeser tiga meter dari tempatnya semula sejalan dengan tarikan benang yang ada di tangan sang nenek. Peragaan yang mendebarkan itu mengundang tepuk tangan dan decak kekaguman ribuan orang. Mamah Hepi berkali-kali memberi isyarat agar penduduk diam. Karena kalau bersorak terus, konon, jin yang menyertai Nenek ini jadi takut. Dan benar. Karena penonton gaduh, tali nilon yang dipegang Mamah Hepi jadi putus. Jinnya konon ngambek. "Sudah saya peringatkan orang-orang supaya diam. Tapi penduduk tak peduli. Jadi, gagal usaha saya," kata Mamah Hepi kepada Hedy Susanto dari TEMPO. Sesungguhnya bukan gagal total. Toh dengan kekuatan gaib itu traktor jadi bergeser ke tanah yang lebih keras. Dan tugas menarik traktor itu kemudian diambil alih mobil derek. Berhasil tanpa lagi meminta bantuan jin. Yusroni Henridewanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini