Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan peningkatan kemiskinan tidak hanya terjadi di DKI, tapi seluruh Indonesia. Menurutnya, hal itu disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun. “Jadi peningkatan kemiskinan tidak hanya di DKI tetapi seluruh Indonesia,” ujar dia di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Riza melanjutkan, Pemerintah Provinsi DKI dan pusat terus mengupayakan berbagai program sebagai solusinya. Seperti bagaimana membuka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi inflasi. “Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, politikus Partai Gerindra itu mengatakan Indonesia juga menjadi salah satu negara terbaik dalam mengatasi dan mengendalikan Covid-19. “Juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Riza menilai banyak negara lain seperti Amerika Serikat yang mengalami inflasi hingga 17 persen. Sementara di Indonesia, khususnya Jakarta, terus berupaya sebaik mungkin untuk mengatasinya, sehingga bisa terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Jadi Pemprov dan jajarannya, Pak Gubernur DKI Anies Baswedan yang memimpin kami di DKI untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tutur Wagub DKI Riza.
BPS: Penduduk Miskin Jakarta Bertambah 3.750 Orang
Jumlah penduduk miskin Jakarta bertambah 3.750 orang menjadi 502,04 ribu atau 4,69 persen dari total jumlah penduduk. Hal itu tercermin dalam hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Maret 2022
"Bertambahnya jumlah penduduk miskin ini di antaranya disebabkan penurunan daya beli masyarakat karena dampak pandemi Covid-19,” kata Kepala BPS DKI Anggoro Dwitjahyono di Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022 dikutip dari Antara.
Menurut dia, penurunan daya beli tersebut salah satunya dipicu tingginya inflasi secara umum pada periode September 2021 hingga Maret 2022 mencapai 1,78 persen. Sedangkan pada kelompok bahan makanan pada periode yang sama juga tercatat mengalami kenaikan harga mencapai 3,51 persen.
Apabila dibandingkan pada posisi September 2021, angka kemiskinan di Jakarta itu naik 0,02 persen yang saat itu mencapai 498,29 ribu orang. Adapun BPS melakukan survei kemiskinan selama dua kali dalam satu tahun, yakni periode Maret dan September.
BPS DKI mencatat secara khusus penduduk sangat miskin bertambah 2 ribu orang, yakni dari 144,3 ribu orang pada September 2021 menjadi 146,3 orang pada Maret 2022. Selain penduduk miskin bertambah, tingkat ketimpangan di Jakarta juga naik.
Indeks gini dari 0,411 pada September 2021 menjadi 0,423 pada Maret 2022. Ketimpangan pada kelompok pengeluaran terendah lebih tinggi dibandingkan kelompok-kelompok pengeluaran atas.
Pengeluaran penduduk pada kelompok 40 persen terendah berkurang dari 17,02 persen pada September 2021 menjadi 16,60 persen pada Maret 2022. Sebaliknya, pengeluaran kelompok 20 persen teratas meningkat dari 47,78 persen menjadi 50,18 persen.
BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar untuk menghitung kemiskinan di Jakarta. Dengan pendekatan itu, BPS menilai kemiskinan merupakan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran atau belanja.