Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Manila - Sekitar 35 jurnalis yang mewakili tujuh negara di kawasan Asia Tenggara berkumpul di Manila pekan ini untuk membentuk jaringan baru wartawan anti-korupsi yang didedikasikan untuk menginvestigasi dan mengekspos isu-isu korupsi. Jaringan Journalists Against Corruption (JAC) diluncurkan pada hari Rabu, 20 Maret, di The Bayleaf Intramuros, Manila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jaringan ini bertujuan untuk menjadi platform untuk investigasi kolaboratif nasional dan regional serta kesempatan pelatihan. Para jurnalis yang hadir mewakili organisasi media seperti Tempo, Project Multatuli, dan Narasi dari Indonesia; The Nation dan Green News dari Thailand; Sinar Project dari Malaysia; Camboja News dari Kamboja; Radio dan TV Nasional Timor Leste; serta Rappler, GMA News, dan ABS-CBN dari Filipina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"JAC adalah jaringan yang menyatukan para praktisi media yang berdedikasi untuk menginvestigasi dan mengekspos isu-isu korupsi. Ini adalah platform untuk investigasi kolaboratif nasional dan regional serta peluang pelatihan," kata Carmela Fonbuena, Direktur Eksekutif Pusat Jurnalisme Investigasi Filipina, Rabu, 20 Maret 2024.
PCIJ mempelopori pembentukan jaringan ini melalui kemitraan dengan Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC), dengan dukungan dari Pemerintah Swedia dan Lembaga Bantuan Hukum Internasional Amerika Serikat. UNODC adalah pengawal Konvensi PBB Melawan Korupsi atau UNCAC, satu-satunya instrumen antikorupsi universal yang mengikat secara hukum.
Daniele Marchesi, Kepala Kantor UNODC di Filipina, dalam sambutannya pada saat peluncuran, mengatakan pembentukan jaringan JAC menandai sebuah langkah maju yang signifikan dalam misi kita bersama.
"Jurnalisme memainkan peran penting dalam perjuangan ini (melawan korupsi). Jurnalis investigasi menyoroti korupsi yang tersembunyi, meminta pertanggungjawaban dari mereka yang berkuasa dan membawa ketidakadilan ke permukaan wacana publik," kata Marchesi.
"Di kawasan seperti Asia Tenggara, di mana tantangan korupsi sangat besar, kisah-kisah Anda dapat menginspirasi perubahan, mempengaruhi kebijakan, dan menginspirasi tindakan kolektif melawan korupsi," kata Marchesi.
Setelah periode percontohan, JAC dirancang untuk menjadi jaringan yang mandiri. Erica Villborg dari Kedutaan Besar Swedia di Bangkok mengatakan penting bagi jaringan ini untuk mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatannya. "Kita dapat melihat peran penting yang dimainkan oleh media yang bebas dan independen dalam memerangi korupsi. Swedia akan terus menyuarakan dukungannya terhadap media yang independen dan bebas serta pemberantasan korupsi," ujar Villborg.
LINDA TRIANITA (MANILA)
Pilihan Editor: Kuasa Hukum Almas Serahkan 3 Bukti di Sidang Gugatan Wanprestasi, Pihak Gibran Sebut Itu Tak Ada Relevansi