Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

JUTPI: Jabodetabek Perlu 425 Kilometer Jalur MRT

Kerugian akibat kemacetan diperkirakan sebesar Rp 100 triliun per tahun.

25 Oktober 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rangkaian Moda Raya Trasnportasi (MRT) melintas dari arah Stasiun Fatmawati menuju Stasiun Lebak Bulus di Jakarta, 28 Agustus lalu. TEMPO/Hilman Fathu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Tim Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) Tahap 2 mengusulkan pembangunan jalur kereta mass rapid transit (MRT) sepanjang 425 kilometer hingga 2035. Tim yang sama juga menyarankan pembangunan jalur light rail transit (LRT) sepanjang 216 kilometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pemerintah harus membangun transportasi yang bisa mengakomodasi pertumbuhan penduduk," kata Kepala Pimpinan Proyek JUTPI 2, Junkichi Kano, di Hotel Westin, Kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kano, penduduk di Jabodetabek tercatat berjumlah 33,1 juta jiwa pada 2017. JUTPI 2 memprediksi jumlah penduduk wilayah bertetangga itu bisa melonjak hingga 45,3 juta pada 2035. Pada tahun tersebut, jumlah pelajar dan mahasiswa diprediksi mencapai 10,26 juta orang dengan pertumbuhan rata-rata 1,52 persen per tahun. Sedangkan jumlah pekerja mencapai 18,17 juta orang dengan pertumbuhan 14,56 persen.

"Sudah harus direncanakan agar tak over-capacity (melebihi kapasitas) moda transportasi," ujar Kano.

JUTPI 2 merupakan kerja sama teknis antara pemerintah Indonesia, yang diwakili Kementerian Koordinator Perekonomian, dan pemerintah Jepang, yang diwakili Japan International Cooperation Agency (JICA). Kerja sama ini bertujuan mengembangkan kapasitas dan kerja sama antarlembaga yang mengurusi transportasi di wilayah Jabodetabek.

Tim JUTPI 2 mengusulkan pembangunan jalur kereta MRT terbagi menjadi 10 rute dan jaringan kereta ringan (LRT) 11 rute. Pembangunan MRT dan LRT ini, menurut Kano, perlu ditopang oleh pembangunan 27 ruas jalan tol baru serta penerapan jalur lalu lintas tertutup bagi kendaraan berat dan truk.

"Tidak hanya MRT yang dibutuhkan, tapi juga LRT dan BRT (bus rapid transit), untuk membagi beban kebutuhan transportasi publik," kata Kano. "Tiga kombinasi ini sudah kami analisis akan bisa mengakomodasi kebutuhan transportasi pada masa yang akan datang."

JUTPI 2 juga memperkirakan kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jabodetabek mencapai Rp 100 triliun per tahun. Angka itu diperoleh dari hasil survei JUTPI 2 di Jabodetabek pada 2018.

Menurut Kano, sekitar Rp 40 triliun habis untuk biaya operasional kendaraan dalam setahun. Sedangkan sekitar Rp 60 triliun habis untuk waktu perjalanan yang terbuang karena kemacetan. "Ini merupakan dampak ekonomi yang sangat besar dari kemacetan lalu lintas (traffic congestion)," kata dia.

Kano memaparkan, kerugian Rp 100 triliun itu setara dengan kehilangan sekitar Rp 3 juta per tahun yang dialami setiap orang di Jabodetabek. Jumlah Rp 100 triliun ini pun sama dengan empat persen produk domestik regional bruto (PDRB) Jabodetabek.

Uang sebanyak itu, menurut Kano, lebih baik digunakan untuk membangun moda transportasi massal. Ia mencontohkan, pembangunan jaringan MRT fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia hanya memerlukan biaya Rp 16 triliun. Sedangkan MRT fase II, yang bakal terbentang dari Bundaran HI sampai Kampung Bandan, bisa dibangun dengan biaya Rp 22,5 triliun.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah akan menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah di bidang transportasi, termasuk pembangunan MRT dan LRT. Pemerintah akan memperluas jangkauan MRT dan LRT untuk mendorong pembangunan ekonomi di Jakarta dan kota mitra sekitarnya. "Seperti MRT, LRT juga perlu dibangun sampai 200-300 kilometer," ujar Budi.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan pemerintah telah memasukkan rencana pengembangan jalur MRT ke proyek Urban Regeneration Jakarta. Dalam program yang memerlukan anggaran sekitar Rp 517 triliun tersebut, pembangunan jalur kereta MRT diperkirakan memerlukan jatah Rp 230 triliun. "Ini program jangka panjang hingga 2030," kata dia. LANI DIANA | FRANCISCA CHRISTY | FRANCISCO ROSARIANS


JUTPI: Jabodetabek Perlu 425 Kilometer Jalur MRT

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus