Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip
Direktur Utama Garuda Indonesia, Indra Setiawan:

Berita Tempo Plus

Kalau Konspirasi, Pasti Lebih Rapi

7 Maret 2005 | 00.00 WIB

Kalau Konspirasi, Pasti Lebih Rapi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hampir sejam setelah rapat usai pukul 23.30, Kamis pekan lalu Indra Setiawan, Direktur Utama Garuda Indonesia ini bicara di hadapan puluhan wartawan. Tampak keringat membasahi keningnya, beberapa kali Indra mengulang keterangan yang baru saja disampaikannya. Sebab, katanya, ia ingin agar semua orang tidak salah mengerti. Apalagi kabar sudah demikian santer menuding: ia dan beberapa anak buahnya kemungkinan terlibat dalam kasus Munir, aktivis hak asasi manusia yang terbunuh di kabin Garuda dalam penerbangan ke Belanda.

Berkali-kali batal diganti, masa jabatan Indra sebenarnya sudah berakhir pada Juni 2003 lalu. Sejak itu, kepemimpinannya di maskapai penerbangan yang sepenuhnya dimiliki pemerintah itu diperpanjang. Kini, di tengah isu keterlibatannya itu, beberapa pihak kembali meminta agar Menteri Negara BUMN mencopot Indra dari posisinya. ?Sebaiknya begitu, agar penyelidikan di Garuda bisa lebih mudah,? kata anggota Tim Gabungan Kasus Munir di DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Benny K. Harman.

Kepada wartawan Tempo Y. Tomy Aryanto, yang menemuinya di kantor pusat Garuda di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat siang pekan lalu, Indra mengaku tak menduga buntut peristiwa kematian Munir itu akan begini ruwet bagi dirinya. ?Kami tidak terlibat dalam konspirasi, apalagi sampai menyebabkan meninggalnya Munir,? katanya. Berikut petikannya.

Banyak pernyataan dan berita bahwa Anda mungkin terlibat dalam kasus terbunuhnya Munir. Bagaimana Anda menjelaskan ini kepada keluarga?

Saya hanya mengatakan agar mereka berdoa, dan bahwa papa mereka tidak pernah melakukan hal-hal yang disangka banyak orang. Tidak pernah ada niat tebersit sedikit pun melakukan konspirasi pembunuhan. Demi Allah, saya tidak pernah melakukan konspirasi demikian. Itu yang membuat saya kaget kenapa menjadi begini.

Tapi dugaan itu kan bukan tanpa dasar?

Yang saya ceritakan adalah hal-hal yang memang dikatakan sebagai kesalahan administrasi setelah peristiwa pembunuhan itu. Kok, kemudian dikatakan bahwa kesalahan itu menjadi bagian yang menyebabkan terjadinya pembunuhan.

Anda tidak diduga turut menyebabkan pembunuhan, tetapi menutupi sesuatu yang mungkin terkait dengan pelaku pembunuhan dengan mengeluarkan tiga surat bermasalah itu?

Ralat ya, saya hanya mengeluarkan satu surat perintah kepada Pollycarpus bertanggal 11 Agustus. Surat kedua-ketiga itulah, yang memang sudah diakui oleh Saudara Ramelgia Anwar, bahwa dia melakukan kesalahan administrasi. Hanya gara-gara ada ketidaksesuaian waktu dan keterlambatan informasi. Polly pergi ke Singapura pada 6 September 2004, tapi baru melapor pada 15 September. Lalu, karena Ramelgia sedang bertugas, ia menandatangani surat itu tanggal 17, tapi membuat tanggal surat menjadi 4 September. Itu dilakukan karena ia ingin mengkover biaya perjalanan tanggal 6 tersebut. Gara-garanya itu saja.

Kalau hanya ingin menanggung biaya, bukankah tidak ada perlunya membuat surat ?antidatum? (memajukan tanggal) seperti itu?

Betul, saya juga bilang kepada Ramelgia, ?You tetap bisa buat surat itu tanggal 17 dan mengatakan beban biaya ada pada kita.? Tapi Ramelgia sudah membuat surat itu demikian, dan itu diakui salah. Tetapi saya tidak ingin kesalahan administrasi ini kemudian dianggap menjadi bagian dari konspirasi. Kalau memang konspirasi, tentu kami akan membuatnya rapi dan dari awal sudah diatur, kan?

Orang akan percaya Garuda tak punya kepentingan membunuh Munir. Tapi faktanya ia terbunuh di kabin Garuda. Apa yang hendak Anda jelaskan?

Apakah benar Munir meninggal karena racun yang diberikan di atas pesawat Garuda? Atau racun itu diberikan sebelumnya, atau ketika berada di Bandar Udara Changi? Dan siapa pelakunya? Sekarang kita semua belum tahu.

Anda tidak melakukan investigasi internal?

Begitu kembali dari Amsterdam, para kru tidak ada yang boleh pulang. Kami mengumpulkan mereka tanggal 10 September, dan oleh direktur operasi langsung ditanyai dan diminta bikin laporan satu-satu. Kami juga cek ke semua perwakilan kami, termasuk menyangkut makanan yang disajikan.

Ini yang menjadi salah persepsi, karena waktu ditanya soal investigasi, yang terbayang adalah seperti yang dilakukan polisi atau jaksa. Kalau seperti itu, terus terang kami tidak sanggup dan tak punya kompetensi. Tapi, kalau sebatas standar pelaporan berkaitan dengan adanya kematian di pesawat, kami buat itu. Ada buktinya.

Ada kabar Anda sempat datang untuk rapat ke kantor Badan Intelijen Negara (BIN) beberapa hari sebelum Munir terbunuh, bahkan sampai membatalkan memimpin rapat di kantor Garuda?

(Terkejut) Saya tidak pernah rapat dengan BIN. Tapi kalau datang karena undangan menghadiri upacara, misalnya waktu ulang tahun atau pembukaan patung (monumen di depan kantor BIN), saya datang. Seperti juga direktur BUMN lain, saya ketemu dengan teman-teman juga di sana. Kami juga berhubungan dengan Badan Intelijen Strategis (Bais) karena, untuk melayani penerbangan VIP seperti presiden, kami harus di-screening.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus