Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip
Anggota Tim Pencari Fakta, Rachland Nashidik:

Berita Tempo Plus

Tongkat Sudah Mengarah ke Atas

7 Maret 2005 | 00.00 WIB

Tongkat Sudah Mengarah ke Atas
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedikitnya dua kali Munir menunda jadwal keberangkatannya ke Belanda, sampai akhirnya ia memilih penerbangan Garuda Indonesia, 6 September 2004 lalu. Sebuah pilihan ?keliru?: di atas pesawat itulah jiwanya melayang, dua jam sebelum roda pesawat menyentuh Negeri Kincir Angin, Belanda.

Sulit membayangkan pembunuhan Munir dilakukan hanya oleh seorang pelaku. Dibutuhkan serangkaian operasi yang tak sederhana sampai akhirnya racun arsenik bisa masuk tubuh mungil Munir. Dan untuk sampai pada kesimpulan itu, ada banyak jejak yang terendus oleh Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tim itu, antara lain, menemukan berbagai bukti mengenai kemungkinan terlibatnya beberapa orang dalam jajaran manajemen PT Garuda Indonesia.

Apa saja temuan TPF sehingga berkesimpulan seperti itu? Wartawan Tempo Y. Tomi Aryanto dan Sunudyantoro, serta juru foto Arif Fadillah, mewawancarai salah satu anggota TPF, Rachland Nashidik, Jumat pekan lalu.

Apa saja temuan TPF yang membawa pada kesimpulan kemungkinan keterlibatan anggota direksi Garuda?

Temuan awal TPF menunjukkan adanya seorang pilot Garuda yang tak bertugas, namun berada dalam pesawat yang membawa Munir ke Belanda. Ada yang aneh dari pilot ini. Ia diketahui beberapa kali menghubungi Munir sebelum keberangkatannya. Lebih aneh lagi, pilot ini juga menghubungi dua aktivis lain, yakni Hendardi dan Yenny Rosa Damayanti. Modusnya sama, ia menawari tiket untuk terbang ke mana pun. Hendardi ditawari tiket ke Papua kapan pun. Kepada Yenny, ia menyatakan ingin membantunya dengan alasan tidak ingin Wiranto jadi presiden. Itu terjadi beberapa bulan sebelum putaran pertama pemilihan presiden. Ia mengaku memiliki alasan pribadi karena, katanya, ia menikahi perempuan Timor Timur yang keluarganya dibantai TNI. Jelas itu bohong, karena ternyata istrinya orang Jawa. Kebohongan itu yang membuat kami mencurigainya berhubungan dengan kematian Munir.

Di mana letak kesalahan manajemen Garuda?

Pilot yang sama, pada 6 September 2004, mendesak naik ke pesawat yang ditumpangi Munir. Ia ditugasi oleh Direktur Utama PT Garuda, Indra Setiawan, untuk diperbantukan pada corporate security. Anehnya, surat tugas yang ditulis 11 Agustus itu dikeluarkan direktur utama langsung kepada pilot tersebut. Surat itu melampaui tiga posisi sekaligus dalam struktur organisasi garuda: direktur operasional, vice president for flight operation, dan chief of pilot. Orang Garuda menyebutnya surat super. Tidak pernah ada sebelumnya direktur utama menugasi langsung pilot.

Kejanggalan lain?

Dalam surat, pilot itu harus melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pesawat (aviation) dan keamanan internal (internal security). Saya tanya Pak Indra, apakah pernah ada beauty contest sebelumnya untuk posisi itu. Jawabnya tidak. Mengapa dia yang dipilih, Indra menjawab karena sangat berdedikasi terhadap perusahaan. Kalau orang berdedikasi, yang patut diberikan adalah penghargaan, bukan penugasan yang tak berhubungan dengan keahliannya. Pilot ini tidak mempunyai lisensi internal and aviation security. Pada 6 September itu chief of pilot (atasan langsungnya) tengah bertugas dalam penerbangan VVIP ke luar negeri. Sementara pilot tersebut datang pukul 16.30, hanya 30 menit menjelang kantor tutup, dan memaksa sekretaris di situ mengeluarkan surat izin untuknya. Ia meyakinkan sekretaris dengan mengatakan akan menelepon chief of pilot. Pemeriksaan masalah dumping fuel dan pencari suaka jadi alasan kepergiannya.

Lalu?

Direktur Operasional Garuda jelas mengatakan penerbangan pilot ini ilegal. Tapi kemudian Vice President Corporate Security, Ramelgia Anwar, melegalkan kegiatan ilegal tersebut dengan menerbitkan surat yang ditulis pada 15 September, dan baru ditandatangani 17 September. Tapi dikesankan surat itu dikeluarkan 4 September.

Apa jawaban manajemen Garuda?

Katanya untuk tertib administrasi keuangan. Kepergian si pilot menjadi tanggung jawab corporate security, bukan chief of pilot. Tapi, untuk apa membuat surat ?antidatum? (memajukan tanggalnya) kalau hanya untuk itu? Yang juga aneh, pilot ini berangkat ke Singapura menggunakan pesawat pukul 21.00. Esoknya, ia balik ke Jakarta menggunakan penerbangan pertama. Jika betul menjalankan tugas, berarti ia mengerjakannya antara pukul 01.00 dan 04.00. Siapa yang dihubungi di tengah malam itu? Keanehan lain adalah laporan yang ia buat ditulis dengan mesin ketik biasa. Selain itu, laporannya sama sekali tak menyinggung dumping fuel dan asylum seekers (pencarian suaka), tetapi mengatakan pengelolaan manajemen bandara tidak benar karena bisa disusupi orang.

Menurut Anda, kenapa Garuda mempertaruhkan reputasinya hanya untuk seorang pilot?

Garuda tak berkepentingan terhadap kematian Munir. Pertanyaannya adalah, siapa atau lembaga apa yang bisa menggerakkan top manajemen Garuda untuk memenuhi keinginannya. Itu fokus TPF paling penting ke depan.

Apa yang disampaikan Presiden ketika mendengar laporan ini?

Presiden mengatakan ini tes sejarah bagi Indonesia. Tidak boleh ada lagi orang dibunuh karena berbeda secara politik. Kalau kasus Munir tidak bisa diungkap, berarti Indonesia belum berubah. Semua institusi diminta membuka diri dan memberi akses terhadap TPF, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN).

Apakah menyelidiki BIN penting?

Urgensi itu akan kelihatan jika sudah menerima lebih banyak informasi tentang motif keterlibatan Garuda.

Anda optimistis kasus ini terungkap?

Ibarat main golf, dulu tongkat yang kami pegang masih mengarah ke bawah, sekarang sudah lebih ke atas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus