YANG rajin membolos mendapat hadiah seekor kambing. Itu terjadi di SD Baratan I-IV, Jember, Jawa Timur. Di situ memang ada beberapa murid yang tak pernah genap belajar dalam seminggu. Busiri, siswa kelas empat yang mengaku sudah berusia 17, paling-paling hanya dua kali masuk sekolah setiap pekan. Hari-hari yang lain ia habiskan di gudang tembakau, membantu orangtuanya menambah penghasilan. Tak kurang dari 24 rekannya juga berkeadaan sama: mangkir sekolah karena ikut mencari makan. Para guru merasa prihatin, tentu. Dan jalan keluar akhirnya ditemukan. Tak disangka-sangka, SD itu mendapat bantuan 25 ekor kambing dari Pemda Jawa Timur. Mohammad Sinal, 49, kepala sekolah, mengajak para guru berunding. Dicapai kata sepakat: kambing sebaiknya diberikan kepada anak-anak yang paling sering membolos. "Anak harus diberi rangsangan supaya rajin ke sekolah," Sinal berkata. Ke-25 ekor hewan itu akhirnya dibagikan, belum lama ini, kepada ke 25 murid yang berprestasi tinggi dalam pembolosan itu. Setelah diundi, Busiri kebagian kambing yang paling kecil. Sedangkan temannya, Sehat, beruntung karena beroleh yang bunting. Kini Busiri betul-betul rajin ke sekolah. "Saya sungkan sama Pak Guru," ujarnya. Pulang sekolah, ia mencari rumput. Yang rugi, ternyata, ibunya - karena Busiri jadi tak bisa bekerja di gudang tembakau. "Tapi saya pikir-pikir, kalau kambingnya sudah beranak, 'kan kami untung juga?" Lalu si anak tertawa. Tapi Sutris, 12, teman sekelas Busiri, tak begitu girang: dia tak kebagian. Soalnya, dari segi ekonomi, anak yang tinggal bersama neneknya itu (kedua orangtuanya bercerai) lebih buruk dari Busiri. Sayangnya dia tetap rajin ke sekolah, meski sering mencari waktu nyambi bekerja serabutan. "Dia sempat mengancam akan sering membolos, biar dapat kambing," ujar Pak Guru Toni. Lah-lahlah ....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini