Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kapal Canggih Singapura Disewa untuk Pencarian Data Suara Kokpit

Komite Nasional Keselamatan Transportasi masih berupaya mencari cockpit voice recorder (CVR) pesawat Lion Air PKL-QP.

29 November 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kapal Canggih Singapura Disewa untuk Pencarian Data Suara Kokpit

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi masih berupaya mencari cockpit voice recorder (CVR) pesawat Lion Air PKLQP. KNKT berencana mendatangkan kapal dengan teknologi lebih canggih dari Singapura dalam dua hari ke depan untuk memaksimalkan upaya pencarian. "Kalau kontrak dengan kapalnya sudah deal, langsung kapalnya berangkat," kata Ketua SubKomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan langkah ini diambil karena tim menemui beberapa kendala di lapangan, seperti sulitnya kapal melempar jangkar karena adanya pipa Pertamina, terbatasnya waktu penyelam, dan tebalnya lumpur di dasar laut. Sehingga alat penyedot akan digunakan untuk memindahkan lumpur tersebut. Padahal lokasi pencarian sama dengan tempat ditemukannya flight data recorder (FDR), empat hari pascakejadian. Bersamaan dengan sewa kapal, KNKT juga mendatangkan penyelam profesional dalam pencarian ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurcahyo mengatakan CVR merupakan bagian penting dalam investigasi ini. "Ini akan mendukung data dari FDR dan kami bisa melihat kerja sama di kokpit seperti apa serta prosedur apa yang dilakukan," kata dia. Jika CVR tersebut tidak ditemukan, kata Nurcahyo, KNKT akan terus melakukan investigasi menggunakan data yang ada dengan target rampung selama 12 bulan.

Hingga masa pencarian korban berakhir, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri baru berhasil mengidentifikasi 125 dari 189 penumpang yang menjadi korban dalam musibah ini. Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Brigadir Jenderal Arthur Tampi, mengatakan jenazah yang teridentifikasi berasal dari 666 bagian tubuh yang diterima RS Polri.

Seluruh bagian tubuh tersebut datang secara bertahap selama proses pencarian dari 29 Oktober sampai 10 November 2018. "Total ada 195 kantong jenazah masuk ke rumah sakit selama proses pencarian korban," kata dia. Sebanyak 64 jenazah hingga kini belum teridentifikasi. Arthur mengatakan tim DVI siap menerima jika ada jenazah yang ditemukan untuk diidentifikasi. EGI ADYATAMA | CHITRA PARAMAESTI | IMAM HAMDI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus