Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Tidak berbeda dengan jenis cairan lainnya, kualitas minyak rem akan menurun setelah penggunaan dalam jangka waktu lama. Ini terjadi karena setelah beberapa saat, minyak rem terkontaminasi dengan komponen lain.
Demi menjamin performa sistem pengereman berjalan baik, maka pemilik mobil secara rutin perlu mengganti minyak rem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Itu Minyak Rem?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir situs Blue Star, minyak rem diketahui sebagai salah satu jenis cairan hidrolik yang digunakan dalam aplikasi rem dan kopling hidrolik pada kendaraan mobil. Minyak rem ini berperan mentransfer gaya menjadi tekanan, dan untuk memperkuat gaya pengereman. Dengan kata lain, ketika pedal rem diinjak, minyak rem bakal meneruskan gaya itu menjadi tekanan ke rem depan dan belakang.
Baca juga :
Kebanyakan minyak rem yang digunakan saat ini berbasis glikol-eter. Minyak rem Glycol-ether (DOT 3, 4, dan 5.1) bersifat higroskopis, yang berarti mereka menyerap uap air dari melalui pori-pori mikroskopis di selang karet maupun paparan udara. Minyak rem berbasis glikol mulai menyerap kelembaban sejak dimasukkan ke dalam sistem rem hidrolik atau terkena udara.
Untuk pengoperasian sistem rem yang andal dan konsisten, minyak rem harus mempertahankan viskositas yang konstan di bawah berbagai suhu, termasuk panas dan dingin yang ekstrim. Viskositas dapat dianggap sebagai ketebalan fluida, atau hambatan untuk mengalir. Ini sangat penting pada kendaraan yang dilengkapi dengan sistem pengereman anti-lock (ABS), kontrol traksi, dan kontrol stabilitas (ESP).
Waktu yang Tepat untuk Mengganti Minyak Rem
Diketahui, minyak rem dapat terkontaminasi dua persen air dalam 12 bulan pertama dan meningkat tujuh sampai delapan persen setelah pemakaian 36 bulan. Umumnya, pabrik produsen mobil merekomendasikan minyak rem perlu diganti setiap tiga tahun atau setelah 30.000 sampai 40.000 mil. Namun, patokan ini masih mempertimbangkan faktor lain seperti kondisi kebersihan rem.
Dilansir dari Car From Japan, untuk mengetahui secara pasti kapan harus mengganti minyak rem, pemilik mobil dapat memeriksa jumlah dan kualitas minyak yang sebenarnya di dalam tangki. Cara ini dapat dilakukan dengan memeriksanya melalui sensor minyak rem yang terpasang pada mobil atau memeriksanya secara manual.
Dalam kasus pemeriksaan manual, cukup hanya mengamati dari luar. Jangan membuka tutupnya untuk menghindari masuknya udara dan uap air. Warna akan mencerminkan kualitas minyak. Minyak rem standar ringan atau tidak berwarna. Jika berubah menjadi coklat kehitaman, ini berarti minyak rem sudah sangat rusak dan perlu diganti untuk melindungi sistem pengereman.
HARIS SETYAWAN
Baca juga :