Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ke Kantor Anies Baswedan Bawa Jeriken, Warga Muara Angke Tuntut Air Bersih

Gubernur DKI Anies Baswedan diminta untuk menyediakan air bersih bagi warga Muara Angke. Mereka datang ke Balai Kota membawa jeriken.

22 Februari 2022 | 13.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menyambangi Gedung Balai Kota DKI Jakarta untuk menuntut layanan air minum kepada Gubernur Anies Baswedan pada Selasa siang, 22 Februari 2022.

Warga dari Kampung Blok Eceng, Blok Limbah, dan Blok Empang membawa jeriken kosong sambil meneriakkan tuntutan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan layanan air bersih yang tidak pernah direalisasikan.

“Kampung Blok Limbah, Blok Eceng, dan Blok Empang telah bertumbuh sejak 1980-an, tetapi hingga kini belum ada layanan air minum dari Pemprov DKI yang masuk ke lokasi kecuali satu titik kios air yang dibangun pada 2020 di Blok Eceng, dan itu pun dioperasikan secara komersial,” kata Muslimin, ketua Koperasi Konsumen Eceng Maju Sejahtera.

Warga Muara Angke melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari 2022. Para warga yang datang dari blok Limbah, blok Eceng dan blok Empang RW 022 Muara Angke ini menggelar aksi terkait krisis air bersih yang melanda di pemukiman mereka. Selain meminta layanan air bersih, mereka juga meminta agar PAM Jaya melakukan pelayanan suplai air minum menggunakan kios air sementara untuk warga sebanyak 293.208 liter per hari, dan pemberlakuan tarif air sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 yaitu seharga Rp. 1.575,-/ meter kubik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Menurut warga Muara Angke yang mayoritas bekerja sebagai nelayan tradisional dan pedagang ikan, mereka mengonsumsi air minum dengan membeli air isi ulang galon atau air kemasan botol.

“Selama ini warga rata-rata mengeluarkan Rp13.000 per hari tiap keluarga untuk keperluan air minum dan masak. Sedangkan untuk keperluan cuci dan mandi warga menggunakan air tanah dalam dan pikulan dengan kebutuhan 200 liter per keluarga untuk satu hari dengan merogoh kocek Rp25.000,” katanya.

Maka, katanya, setiap bulan rata-rata satu keluarga mengeluarkan Rp1.140.000 per bulan hanya untuk air. Dengan mayoritas warga yang berprofesi sebagai nelayan tradisional, nominal sebesar itu sangan membebani ekonomi keluarga.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, yang menyambut warga Muara Angke mengatakan PDAM sudah memiliki perencanaan penyediaan air bersih.

“Perencanaannya itu sudah dilakukan PDAM. Tahun ini sudah dialokasikan untuk 100 lokasi kios air dan ada tiga tahap. Nanti saya cek dan saya minta tahapannya secepatnya agar bisa masuk sini (Muara Angke),” kata dia.

Afan mengatakan target kios air akan dilakukan secepatnya. “Cuma pesan saya kios air harus dikelola dengan baik. Dan tarifnya memang Pak Gubernur sudah tentukan dengan tarif subsidi untuk masyarakat, yang memang terjangkau untuk masyarakat sesuai dengan Pergub Nomor 57 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Gubernur No 11 tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis Air Minum,” kata Afan.

Baca juga: Wagub DKI: Tidak Boleh Ada Warga Jakarta yang Kesulitan Air Bersih

 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus