Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ke Ragunan Dengan Kemah

Jakarta masih tandus. Para remaja sudah kehabisan tempat bermain. Dinas pertanian DKI membuka bumi perkemahan dan penyuluhan pertanian di Ragunan. (kt)

3 Maret 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPAT rekreasi bagi remaja Jakarta masih menjadi masalah. Paling tidak begitu menurut Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Ha Djaelani. Maka sejak September tahun lalu dinas ini membuka tanah seluas 7,5 hektar di Ragunan, Jakarta Selatan. Yaitu sebagai Bumi Perkemahan dan Penyuluhan Dinas Pertamanan yang terbuka bagi setiap remaja untuk berkemah. April mendatang diperkirakan seluruh fasilitas yang diperlukan sudah tersedia. Yang kini masih dikerjakan antara lain melengkapi kamar mandi dan WC sehingga menjadi 3 unit terbuat dari porselin seperti yang lazim terdapat di rumah-rumah orang kaya. Juga dibuatkan sumur pompa, mushalla, gardu jaga, tenda dan tungku api unggun. Alhasil, sebagai tempat berkemah, menurut Djaelani, Bumi Perkemahan dan Penyuluhan Pertamanan bakal menyenangkan. Alamiah Ada dua hal yang tampaknya mendorong Dinas Pertamanan DKI membuka bumi perkemahan ini. Yaitu untuk menanamkan kesadaran memelihara lingkungan dan karena para remaja di Jakarta masih membutuhkan tempat bermain. terutama di saat-saat liburan sekolah. "Orang kaya biasa berlibur ke Puncak atau Pelabuhan Ratu, tapi orang Jakarta kan tidak semuanya tergolong mampu?" ucap Djaelani. Untuk berkemah di bumi perkemahan ini tentu saja ada prosedurnya. Menurut Djaelani, hal itu tidak sulit. Setelah mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Pertamanan lantas membayar Rp 1000 untuk setiap tenda yang bakal dipakai. Kendati fasilitasnya baru akan lengkap April nanti, namun sejak dibuka September tahun lalu para remaja yang sudah memanfaatkan tempat ini untuk berkemah tak kurang dari 70 organisasi gugus depan pramuka yang rata-rata beranggotakan sekitar 1000 orang. Bumi perkemahan yang sebenarnya bisa menampung orang berkemah sekaligus 5000 orang ini, idealnya memang hanya untuk 3000 orang saja. Suasana tempatnya memang alamiah. Ada tanaman asli berupa salak, sawo, rambutan. Ada juga berbagai jenis tanaman baru seperti sawo kecik, jambu batu, jambu air dan pohon pelindung akasia. "Asal pohonnya tidak dirusak, buah-buahan itu bisa dipetik oleh mereka yang berkemah," ucap Djaelani. Sebagai Bumi Penyuluhan Pertamanan, di tempat ini Dinas Pertamanan DKI Jakarta menyediakan berbagai buku dan brosur mengenai pertamanan atau penghijauan. Di samping itu juga menyediakan tenaga yang setiap waktu bisa memberi keterangan mengenai berbagai hal tata cara penghijauan atau pertamanan. Dinas Pertamanan DKI bermaksud menjadikan Bumi Perkemahan dan Penyuluhan Pertamanan Ragunan ini sebagai semacam arena pembinaan kaderkader pertamanan. "Kalau seorang remaja sudah gandrung taman, lalu menyebarkan apa yang diketahuinya mengnai pertamanan kepada misalnya 10 temannya, bukankah itu menggembirakan?" Djaelani berkata. Menurut perhitungan, jumlah taman dan jalur hijau di sesuatu tempat harus mencapai 30% dari luas seluruh areal. Maka Jakarta yang luasnya meliputi lebih dari 66 ribu hektar ini jelas masih kekurangan. Sebab seperti dikatakan Djaelani jumlah taman dan jalur hijau yang ada di Jakarta baru meliputi sekitar 1500 hektar yang sudah tergarap, lebih 1600 hektar 'siap digarap' dan sekitar 11 ribu hektar 'baru akan digarap.'

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus