Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kerja Terakhir Kadri Uning

Walikota H.M. Kadri Uning mengakhiri masa jabatannya kedua. Siapapun penggantinya beliau sudah menyediakan rumah dinas. Sementara masalah pemindahan terminal belum diselesaikan. (kt)

3 Maret 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA mau menjadi Walikota Samarinda? Maret nanti Walikota Samarinda Haji Muhammad Kadri Uning akan mengakhiri masa jabatannva kedua. Untuk siapapun penggantinya dua pekan lalu Kadri Uning sudah sempat meletakkan batu pertama pembangunan rumah dinas walikota di atas tanah tak kurang dari 10 hektar. Diperkirakan rumah dinas itu akan menelan biaya Rp 128 juta. Luas bangunannya 434,5 MÿFD. Lantas ada paviliun dan pendopo masing-masing seluas 147 dan 252 MÿFD. Bentuknya pun bakal mewah. Menurut Kadri, direncanakan mempunyai "tiga wajah": Banjar, Kutai dan Bugis. Maksudnya mempunyai ciri-ciri bangunan tradisionil 3 kelompok warga kota di Samarinda. Kadri Uning pasti tidak bakal menempati bangunan itu. Tapi ia puas meninggalkan proyek itu sebab katanya sudah dicita-citakannya sejak ia menduduki kursi Walikota 10 tahun lalu. Tapi peninggalan Kadri Uning tidak cuma itu. Terakhir ada juga satu jalan baru lebar 6 dan panjang 50 meter yang rencananya bakal diresmikan akhir Januari lalu. Tapi sampai pekan lalu ternyata belum terlaksana. Ceritanya begini. Sejak 7 tahun lalu Samarinda mempunyai pertokoan berlingkat 3 di Jalan Imam Bonjol. Tapi dari 192 kios Pertokoan Pinang Babaris itu sampai saat ini baru 85 yang diambil orang. Itupun, 24 orang di antaranya belum mau berjualan di sana. Selain karena belum lengkap persyaratannya juga karena menganggap pusat pertokoan itu sepi. Untuk meramaikan pusat pertokoan inilah Kadri Uning menutup jalan yang ada di-depannya untuk dijadikan terminal. Artinya terminal yang sudah ada sekitar 20 meter di depan pusat pertokoan tadi digusur dan dipindah ke atas jalan yang ditutup tadi. Pertimbangan Kadri dengan dipindahkannya terminal tadi pengunjung pertokoan bertingkat tak sulit memarkir kendaraan. Sebab kesulitan parkir itulah katanya yang selama ini menghambat pertumbuhan pusat pertokoan tersebut. Tapi kalangan DPRD Kotamadya Samarinda tidak sependapat dengan walikota. Kredit "Yang punya mobil kan cuma babe-babe," kata Adji Johansyah, Wakil Ketua DPRD. Dengan dalih itu orang dari Fraksi PPP ini bersikeras agar Kadri Uning tidak meresmikan jalan baru dan tidak memindahkan terminal tadi. Menurut Aji cara yang tepat untuk meramaikan pusat pertokoan itu adalah: merubah konstruksinya, melengkapinya dengan fasilitas air dan WC dan menurunkan harga jual kios-kiosnya. Kecuali menyangkut soal konstruksi, kedua usul Aji sebenarnya juga pernah dilontarkan Bank Bumi Daya Cabang Samarinda sebagai pemberi kredit kepada CV Semoga Raya yang membangun pusat pertokoan tersebut. Untuk menambah fasilitas sekaligus perombakan konstruksi, si pemborong berharap tambahan kredit. Bank masih berfikir-fikir. Sebab kredit yang sudah dikeluarkannya Rp 250 juta kepada CV tersebut diperhitungkan dengan bunga selama 6 tahun sudah mencapai sekitar Rp 1 milyar. Bagi CV Semoga Raya, urusan bunga tidak menjadi masalah. Sebab hal itu dibebankan kepada pembeli kios. Tapi dengan tambahan kredit baru untuk perombakan dan penambahan fasilitas bangunan dengan sendirinya harga kios harus dinaikkan lagi. 5 tahun lalu kios terbesar (6 x 12 meter) dihargakan Rp 9 juta, sementara terkecil (6 x 8 meter) Rp 6,1 juta. Sekarang sudah berubah menjadi masingmasing Rp 15 dan Rp 10 juta. Kalau nanti CV Semoga Raya dibebani lagi hutang baru entah berapa lagi harga kios itu jadinya. Maka sesudah 7 tahun berdiri Pinang Babaris masih saja sepi. Usaha Kadri Uning meminta para pengusaha kayu untuk berkantor di sebagian bangunan itu pun tidak sepenuhnya berhasil. Tapi Walikota Kadri Uning tetap pada pendiriannya untuk memindahkan terminal-terminal tadi. "Terserah Walikota. Tapi kalau terjadi apa-apa, fraksi PPP tidak mau bertanggung jawab," kata Aji Johansyah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus