INFORMASI yang salah cetak, dicampur info yang basi. Salah satu akibatnya, rumah milik Wendy, 34 tahun, di Jalan Kancil 17, Medan, Sumatera Utara, jadi sasaran telepon gawat. Suara di seberang sana terengah-engah bernada perintah, ''Ada kebakaran. Cepat kirim mobil pemadam kebakaran.'' Mulanya wiraswasta itu menganggapnya salah sambung saja. Tapi, ketika krang-kring mulai tidak kenal cuaca, Wendy pun merasa ''sudah tidak iya'' lagi. Pernah mereka bercarut pungkang menjawab si penelepon ketika ada kebakaran di kawasan Helvetia, pertengahan Maret lalu. Dan sumpah serapah itu belum menghentikan kontak ke rumah Wendy. Telepon berdering lagi. Ada kebakaran di Jalan Pukat VII, Gang Horas. Suhu Kota Medan sepanjang Januari hingga akhir Maret silam memang tergolong panas rata-rata normal 26,3 dan suhu maksimal 33,4 Celsius. Dalam kurun itu ada enam kali kebakaran, di antaranya ada yang dua kali sehari. Semua melapor ke nomor telepon Wendy. Rupanya kunci urusan adalah Buku Petunjuk Telepon (BPT) Medan 19931994, terbitan PT Elnusa Yellow Pages dan Telkom. Di situ tercantum nomor telepon pemadam kebakaran: 113 dan 515-365. Padahal, di halaman 139, nomor 515-365 itu pesawat di alamat Wendy. Sedangkan untuk pemadam kebakaran, menurut buku tahun 1992, adalah 113 dan 515-356. Setelah sekitar tiga bulan Wendy menjadi pegawai urusan kebakaran cuma-cuma tanpa gaji jengkelnya kemudian baru tumpah di koran sore Garuda, Medan. Dari berita yang muncul di halaman pertama akhir Maret lalu itu, barulah pihak Perumtel ngah ada yang salah. ''Kami pun tahu setelah membaca berita itu,'' kata Syaiful Hadi J.L., juru bicara Wilayah Usaha Telekomunikasi I Sumatera Utara, kepada Mukhlizardy dari TEMPO. Kemudian petugas diutus ke rumah Wendy awal April lalu. Tapi ia sedang di luar kota untuk urusan bisnisnya. Pihak Perumtel akan menukar nomor telepon Wendy. Nomor 515-365 itu akan dikukuhkan menjadi nomor pemadam kebakaran. Tampaknya lebih mudah mengutak- atik di sentral ketimbang menarik kembali ratusan ribu buku telepon yang sudah beredar. Sekadar tambahan info, buku telepon Medan 19931994 itu juga memuat nomor basi. Misalnya, telepon berkepala 29 masih ada, padahal sudah setahun diganti dengan kepala 53. Jadi, jika menyimak buku telepon tersebut, jangan heran mendengar jawaban suara talulit, talulit. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini