Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua melakukan berbagai cara agar anak mereka tetap sehat. Salah satu kebiasaan baik dan sederhana yang diajarkan sejak dini adalah mencuci tangan. Hanya, ada cara mencuci tangan yang justru keliru dari sisi medis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Dermato-Venereologist Matahari Arsy mengatakan mencuci tangan anak sebaiknya tidak perlu menggunakan bahan antiseptik. "Karena jika dilakukan secara terus-menerus, kulit anak akan rentan terkena iritasi yang menimbulkan infeksi," kata Matahari di acara Bamed Skincare through Decades of Life di Cikini, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.
Bukan hanya mencuci tangan. Matahari melanjutkan, memandikan anak dengan sabun yang mengandung antiseptik juga berpotensi memicu risiko yang sama.
Selain menggunakan bahan yang mengandung antiseptik, orang tua kerap membedaki anak mereka dengan alasan mencegah ruam dan supaya tubuhnya harum. Padahal, menurut Matahari, penggunaan bedak tabur pada anak tidak disarankan karena partikel bedak yang sangat kecil dan halus berpotensi terhirup si kecil. "Apalagi kalau ditaburkan pada bagian dada ke atas, itu harus lebih hati-hati," ucapnya.
Ilustrasi bedak bayi. Guardian.com
Matahari menambahkan, ada lagi peralatan kebersihan yang biasa dipakai orang tua kepada anaknya, yakni tisu basah. Pada dasarnya, tekstur tisu basah memang lebih baik bagi kulit anak ketimbang handuk. Namun potensi kerugiannya, menurut dia, ada pada kandungan tisu basah tersebut.
Artikel lainnya: Tren Sekolah Bayi, Penting Enggak Sih?
"Jadi pilih tisu basah yang tidak mengandung pewangi dan alkohol," ujarnya. "Tapi tidak bisa dihindari ada kandungan pengawetnya juga di dalamnya." Karena itu, Matahari mengingatkan agar orang tua tidak menggunakan tisu basah secara berlebihan dan cara memakainya cukup dengan menepuk-nepuk pada kulit anak.
Mengenai penggunaan tabir surya untuk anak-anak, Matahari menjelaskan, belum ada penelitian jika anak berusia 6 tahun ke bawah membutuhkan tabir surya. Namun bukan berarti anak tidak boleh menggunakannya sama sekali, mengingat ada beberapa anak yang tinggal di wilayah tropis dan membutuhkan tabir surya untuk melindungi kulit. "Jika ingin melindungi anak dari paparan sinar matahari, lebih baik menggunakan pakaian yang menutupi kulit, kacamata, atau topi," kata Matahari.